|
Arie Triyono (Kiri) dan Prof Ali Agus (Kanan). |
YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ), perusahaan yang bergerak di sektor peternakan milik pengusaha Arie Triyono, tengah bersiap melakukan langkah terobosan dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kerja sama ini berupa pemanfaatan lahan seluas 11 ribu hektar di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) milik UGM di Blora.
Rencana ini bertujuan mendukung program pemerintah dalam penyediaan makan bergizi gratis dan minum susu gratis bagi masyarakat, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Prof. Dr. Ir. Ali Agus menjelaskan, kerja sama ini telah melalui serangkaian diskusi antara Kementerian Pertanian, PT LSAJ, dan UGM.
Ia menjelaskan, KHDTK UGM telah ada sejak 2016 dengan fungsi untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan, termasuk konservasi hutan yang melibatkan masyarakat sekitar.
Namun, terobosan baru ini akan memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian terpadu dengan konsep Agro Silvo Pastura, yang menggabungkan kehutanan dan peternakan.
“Agro Silvo Pastura ini konsep yang kami kembangkan untuk mengoptimalkan lahan yang belum produktif. Blora, meskipun terkenal dengan keterbatasan air dan lahan kering, memiliki potensi besar di sektor peternakan, khususnya sapi,” jelas Prof Ali.
Masih menurut Ali, Blora memiliki dua komoditas andalan, yaitu jati dan sapi.
“Kalau kita bisa mengawinkan jati dengan sapi, maka itu akan luar biasa,” tambahnya.
Langkah Kerja Sama Terintegrasi
Kerja sama ini akan melalui beberapa tahap strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk UGM, Pemerintah Kabupaten Blora, dan masyarakat sekitar. Lahan 11 ribu hektar tersebut akan dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan peternakan yang terintegrasi, mencakup pemeliharaan sapi perah dan sapi potong.
Prof Ali menjelaskan, PT LSAJ akan menjadi lokomotif utama dalam pengembangan ini, sementara UGM akan memberikan dukungan saintifik dan teknologi melalui fakultas-fakultas yang terkait, seperti peternakan dan kedokteran hewan.
“LSAJ ini merupakan salah satu yang nanti menjadi lokomotif. Jika perlu dukungan research and development, UGM siap men-support aspek saintifik dan teknologinya,” jelas Prof Ali.
Selain itu, masyarakat di sekitar KHDTK juga akan dilibatkan secara aktif dalam program ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dukungan Pemerintah dan Potensi Pengembangan
Program ini juga didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Blora dan Kementerian Pertanian.
Salah satu target utama dari kerja sama ini adalah mempercepat pengembangan infrastruktur peternakan, termasuk pembangunan kandang, pabrik pengolahan daging, hingga kebun pakan ternak.
Prof Ali menyebut, program ini diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2025.
“Kita berpacu dengan waktu, segera ini. Kalau bisa tahun depan sudah mulai tercipta. Tahun 2025, itu terealisasi,” ujarnya.
Tak hanya terbatas pada pengembangan peternakan sapi perah dan potong, proyek ini juga direncanakan untuk mendukung industri hilir seperti pengolahan produk daging, bakso, dan turunannya.
“Hilirnya itu pengolahan daging, pengolahan bakso, atau yang lain-lain. Itu nanti produk turunannya,” tambah Prof Ali.
Tantangan dan Masa Depan Peternakan Terpadu di Blora
Blora yang dikenal dengan kondisi geografisnya yang kering memang menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan pertanian dan peternakan.
Namun, dengan rencana pembangunan bendungan di sekitar kawasan KHDTK, diharapkan lahan tersebut akan semakin potensial untuk dioptimalkan.
“Meskipun hutan di Blora terkenal kering dan sulit air, rencana bendungan yang akan dibangun di sekitar KHDTK bisa membuka peluang lebih besar,” jelas Prof Ali.
Dengan sinergi antara PT LSAJ, UGM, pemerintah, dan masyarakat, program peternakan terpadu ini diharapkan mampu tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendukung visi pemerintah dalam menyediakan program makan bergizi gratis dan minum susu gratis bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Arie Triyono selaku pemilik PT LSAJ menyebut, inisiatif ini menunjukkan upaya kolaboratif yang kuat antara akademisi, sektor swasta, dan pemerintah dalam mengoptimalkan sumber daya lokal untuk kepentingan nasional.
“Kami berharap langkah ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki potensi serupa,” pungkas Arie.
Arie pun kembali menekankan nilai sosial ekonomi dari terobosan bersama UGM ini.
“Kami berharap dengan adanya pendekatan Agro Silvo Pastura ini, masyarakat Blora, terutama yang hidup di pinggiran hutan, bisa mendapatkan sumber pendapatan yang lebih stabil,” tukas Arie.
Namun yang terpenting, kata Arie, masalah konflik sosial dimana lahan biasanya dikuasai dan digarap oleh masyarakat, lewat skema ini akan kembali kepada pemerintah.
“Kawasan hutan aman karena dengan program kerja sama ini, PT LSAJ melibatkan masyarakat dalam kemitraan penanaman sumber bank pakan, seperti sorgum, jagung, rumput odot, rumput pakcong, rumput gama umami, dan rumput gajah. Dengan demikian perekonomian rakyat di pinggir kawasan hutan akan tumbuh,” pungkas Arie. (*/red)