-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

KKM Kelompok 36 Universitas Bina Bangsa Gelar Sosialisasi Hukum di Desa Kertasana, Cegah Bullying

By On Selasa, Juli 15, 2025


PANDEGLANG, KabarViral79.Com Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 36 Universitas Bina Bangsa menggelar kegiatan sosialisasi hukum di Desa Kertasana, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin, 14 Juli 2025.

Kegiatan yang mengusung tema “Cegah Bullying di Lingkungan Desa” itu digelar di Balai Desa Kertasana, Kampung Kapinango, RT 006 RW 002, dan dihadiri Kapolsek Pagelaran Iptu Budi Rustandi sebagai pemateri, dan sejumlah warga setempat dari berbagai kalangan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap bahaya dan dampak bullying, khususnya di lingkungan desa.

Dalam sosialisasi ini, para mahasiswa memberikan pemahaman mengenai definisi bullying, bentuk-bentuk kekerasan verbal maupun non-verbal, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diterapkan oleh masyarakat.

“Bullying bukan hanya terjadi di sekolah atau media sosial, tetapi juga bisa muncul di lingkungan terdekat seperti keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk saling menjaga dan menciptakan lingkungan yang aman serta nyaman,” ujar salah satu anggota KKM Kelompok 36 dalam paparannya.

Antusiasme warga cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Beberapa warga juga turut memberikan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait permasalahan sosial di lingkungan mereka.

Acara berlangsung lancar dan ditutup dengan sesi diskusi interaktif serta pembagian materi cetak sebagai referensi warga.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan warga Desa Kertasana semakin sadar akan pentingnya mencegah tindakan bullying dan mampu menciptakan lingkungan desa yang harmonis serta saling menghargai. (*/red)

Mensos Risma Mengaku Jadi Saksi Tagana Hadir Nyata di Masyarakat

By On Rabu, Maret 31, 2021

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kagum dengan keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana), karena kerja mereka nyata dirasakan oleh masyarakat tanpa pamrih.

PANGANDARAN, KabarViral79.Com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kagum dengan keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana), karena kerja mereka nyata dirasakan oleh masyarakat tanpa pamrih. 

“Pertama kali, saya menjadi saksi bagaimana para Tagana di berbagai daerah menjadi orang yang pertama saat terjadi bencana. Mereka bekerja dalam sepi, tidak ada orang yang meliput, tidak ada yang tau siapa yang bekerja. Tagana seolah tidak ada, tapi Tagana hadir nyata di masyarakat,” kata Risma ketika memberikan arahan pada HUT Tagana ke-17 yang dipusatkan di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, Rabu, 31 Maret 2021.

Mantan Walikota Surabaya dua periode ini mengaku setelah menjadi Menteri Sosial semakin mengerti dan mamahami keberadaan Tagana luar biasa. 

“Terus terang, saat saya di Surabaya, saat itu saya tidak begitu memperhatikan yang namanya Tagana, tapi begitu saya berada di Kementerian Sosial, saya tahu betapa luar biasanya mereka. Mereka bekerjasama dengan BPBD di daerah-daerah, meskipun tanpa suara, mereka ada, meskipun itu bukan daerahnya. Mereka datang dari berbagai kota di sekitar, tanpa ada yang menyuruh, tanpa ada yang memerintah. Itulah Tagana yang luar biasa,” tutur Mensos. 

Tagana Indonesia, lanjut Mensos, membuktikan bahwa Pancasila ada di tengah masyarakat, karena Tagana membuktikan bahwa dengan gotong royong, maka penyelesaian-penyelesaian masalah seberat apapun bisa diselesaikan secara gotong royong. 

“Seringkali, saya ditanya, ‘Bu, bagaimana makannya? Bagaimana tidurnya?’ Tapi siapa yang bekerja di balik Kementerian Sosial adalah para Tagana yang luar biasa,” ucapnya. 

“Saya seringkali juga melihat mereka menyiapkan tempat tidur para pengungsi, menyiapkan makanan para pengungsi, tapi kemudian, saya tanya, Kamu tidur dimana?, Nggak tau, Bu, ya nanti tidur di tempat seadanya. Ayo, makan sudah jam sebelas malam. Belum, Bu, belum selesai,” kata Risma. 

“Itulah Tagana Indonesia, yang selama ini sama sekali tidak ada yang mengucapkan terimakasih atau memperhatikan mereka. Karena itu, di ulang tahun yang ke-17 saat ini, saya mengucapkan terimakasih sekali kepada seluruh Tagana Indonesia dan salam dari Bapak Presiden Republik Indonesia yang juga sangat memperhatikan seluruh Tagana Indonesia,” pungkas Risma. 

Di ulang tahun Tagana yang ke-17 ini, Risma mengaku tidak mau hura-hura, tetapi ingin meningkatkan kapasitas para Tagana agar lengkap pengetahuannya.

“Saat saya menjadi Menteri, saya ngga mau hura-hura dulu. Saya ingin mereka dilatih berenang, atau menyelamatkan para korban kalau terjadi bencana di air. Jadi, tolong dilatih,” ungkapnya.

“Saya pikir. Pak, Bu, mereka mau rekreasi ke Pangandaran. Ternyata double, ya rekreasi, ya training untuk penyelamatan di air. Jadi saya berharap, Tagana semakin lengkap pengetahuannya, bagaimana kalau terjadi bencana di air,” ujarnya. 

“Yang kedua yang saya dorong adalah kearifan lokal. Para nelayan di Pangandaran saat ini sudah dilatih dan disiagakan kalau terjadi segala sesuatu. Kalau kita mengembangkan kearifan lokal, seperti saat ini, dimana para nelayan dilatih, yang kemudian nanti harus diteruskan kepada seluruh warga untuk bagaimana siaga bencana,” jelasnya. 

Puncak acara HUT Tagana dihadiri oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Mantan Menteri KKP yang menjabat Ketua Serikat Nelayan Tradisional Susi Pujiastuti, Gubernur Jawa Barat yang diwakili Kepala Dinas Sosial Dodo Suhendar, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Asep Sasa Purnama, Kabadiklit Pensos Syahabuddin, Sekretaris Ditjen Linjamsos Robben Rico, dan Direktur PSKBA M Safii Nasution dan jajaran pejabat Kemensos. 

Risma juga mengukuhkan 1.000 nelayan Pangandaran menjadi Sahabat Tagana, salah satunya Kasnu (52) mengaku bahagia dan selama ini sudah bersatu dengan Tagana. 

“Tadi adalah pengukuhan penanggulangan bencana. Jadi kami sebagai nelayan merasa bahagia karena nelayan dengan Tagana itu sudah saling bersatu untuk menolong sesama manusia apabila ada bencana. Jadi kami juga sebagai nelayan siap untuk membantu Tagana,” ujar Kasnu usai pengukuhan. 

Karena, lanjutnya, nelayan punya ilmu berenang. 

“Jadi apabila ada kejadian kita bisa evakuasi ke tempat yang aman. Setelah itu apabila ada yeng perlu ditolong, kita amankan dengan alat seadanya menggunakan pelampung sambil berenang. Tadi juga mendapatkan simbolis bantuan berupa dayung untuk alat bantu perahu karet, karena di sini belum ada perahu karet,” kata Kasnu. 

Sementara dalam laporannya, Dirjen Linjamsos, Pepen Nazaruddin juga menyampaikan para pemenang perlombaan kecakapan Tagana. 

“Kegiatan ini dilaksanakan secara online di tempat kedudukan dengan tema ‘Keposkoan, Logisitk, Dapur Umum, Layanan Dukungan Psikososial dan Shelter," papar Dirjen. 

Ada juga kegiatan yang dilaksanakan secara offline di Kawasan Cagar Alam Pangandaran dengan melibatkan perwakilan Tagana Provinsi seluruh Indonesia yang hadir, yaitu Water Rescue, Vertical Rescue dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat. 

“Adapun yang menjadi penilaian adalah pengetahuan dan keterampilan,” tandas Dirjen Linjamsos. 


Sumber: Humas Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial