-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Kadisdik H. Dadan Gandana Dampingi Bupati Tangerang Kunjungi Dua Siswa Korban Atap Sekolah Ambruk di Mauk

By On Rabu, Agustus 13, 2025


TANGERANG, KabarViral79.Com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akan merehabilitasi bangunan SDN Kedung Dalam 2, Kecamatan Mauk, karena atapnya roboh pada Rabu, 13 Agustus 2025, sekitar pukul 09.30 WIB.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid saat meninjau kondisi SDN Kedung Dalam 2 bersama Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) dan unsur terkait.

“Sebagai informasi, SDN Kedung Dalam 2 telah masuk dalam daftar rencana rehabilitasi bangunan sekolah yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2025. Proses perbaikan fisik telah direncanakan sebelumnya, sebagai bagian dari program pemeliharaan infrastruktur pendidikan,” ujar Bupati Maesyal di lokasi, Rabu, 13 Austus 2025.

Menurutnya, robohnya dua atap SDN Kedung Dalam 2 diakibatkan oleh hujan selama tiga hari berturut-turut.

“Peristiwa ini terjadi setelah wilayah tersebut mengalami hujan angin selama tiga hari berturut-turut, yang menyebabkan struktur bangunan mengalami penurunan kekuatan,” ungkapnya.

Maesyal Rasyid mengatakan, Pemkab Tangerang melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang juga telah menurunkan tim teknis untuk meninjau lokasi serta melakukan asesmen terhadap kondisi bangunan secara menyeluruh.

Pihaknya juga gerak cepat berupaya menggandeng pihak swasta melalui pemanfaatan program CSR untuk bersama-sama membangun gedung SDN Kedung Dalam 2 yang roboh.

“Langkah-langkah penanganan selanjutnya akan dilakukan sesuai hasil evaluasi teknis. Kita semua berharap pembangunan kembali SDN Kedung Dalam 2 ini benar-benar sesuai dengan hasil evaluasi dan segera dapat dilaksanakan agar anak-anak ini dapat kembali sekolah dengan nyaman dan aman,” tuturnya.

Sebagai langkah awal, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah telah mengambil langkah penanganan cepat untuk memastikan keamanan para siswa dan guru.

Korban luka-luka langsung dibawa ke Rumah Sakit Sari Asih Tangerang agar siswa tersebut ditangani secara cepat dan menyeluruh.

“Alhamdulillah langsung ditangani oleh para dokternya yang ada di ruang emergency, langsung diinfus dan nanti akan didiagnosa selama beberapa waktu di sini. Walaupun menurut dokter harus dirawat dulu nanti orang tuanya juga sudah di sini dan gurunya juga hadir di sini mendampingi anak-anak,” jelasnya.

Bupati juga meminta pihak rumah sakit agar terus merawat dan memantau perkembangan dua anak korban runtuhnya atap dengan maksimal.

Para orang tua juga dihimbau untuk lebih sabar dan terus memberikan semangat dan menyerahkan sepenuhnya perawatannya kepada pihak rumah sakit.

“Jadi kami dari Pemda sengaja mengunjungi melihat secara langsung perkembangannya di sini nanti mereka dirawat di sini tidak usah mikirin apa apa yang penting mereka bisa dirawat bisa di scan mendapatkan hasilnya,” ujarnya.

Untuk kegiatan belajar mengajar, Dinas Pendidikan dan pihak SDN Kedung Dalam 2 sudah memindahkan ruangan belajar ke ruang lain yang masih aman dan layak digunakan.

“Kami mengapresiasi respons cepat dari pihak sekolah dan masyarakat sekitar, serta mengimbau semua satuan pendidikan untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca yang tidak menentu,” pungkasnya. (Reno)

Akibat Ceceran Tanah Urugan Jalan Jadi Licin, Kerap Makan Korban, Dikeluhkan Warga Cibugel

By On Selasa, Agustus 12, 2025


TANGERANG, KabarViral79.ComSejumlah pengendara motor mengalami kecelakaan di Jalan Raya Caringin – Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, diduga licin akibat bekas ceceran roda truck pengangkut tanah urugan.

Kondisi jalan yang licin akibat ceceran tanah urugan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tunggal yang dialami beberapa pengendara roda dua.

‎Salah seorang warga setempat kepada  awak media mengeluhkan kondisi jalanan licin akibat ceceran tanah urugan yang berceceran ke jalan, dan keberadaan lokasi urugannya tidak jauh dari lokasi jatuh para pengendara roda dua.

‎‎Menurutnya, kecelakaan tidak hanya dialami oleh satu pengendara. Namun, kejadian serupa kerap terjadi kepada pengguna jalan lainnya.

"Tadi sore hingga magrib saja ada delapan pengendara roda dua yang jatuh. Semuanya karena jalanan licin akibat tumpahan tanah urugan. Saya khawatir nanti korban akan bertambah,” ujarnya, Senin, 11 Agustus 2025.

‎‎Menurutnya, urugan tanah itu dulu sudah pernah ditutup namun sekarang beroperasi kembali baru dua hari. Namun demikian, Ia meragukan soal perizinan.

“Saya dengar urugan itu untuk membangun gedung olahraga,” ujar pria yang enggan disebutkan namanya itu. (Reno)

Soal Insiden Perusakan Truck di Jalan Raya Malingping-Bayah, Ini Kata Kapolsek Panggarangan

By On Kamis, Agustus 07, 2025


LEBAK, KabarViral79.Com Telah terjadi insiden pengrusakan kaca mobil Truck di Jalan Raya Malingping-Bayah, tepatnya di Batukarut, Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu, 06 Agustus 2025.

Kapolsek Panggarangan, Iptu Acep Komarudin mengatakan, truck hino tersebut dilempari oleh pengendara roda dua mengunakan batu ke arah kaca mobil. 

“Peristiwa terjadi saat kendaraan Truck jenis Hino 500 Nopol B 9091 SX warna putih yang tengah melaju ke arah Bayah, Lebak, Banten, Rabu 06 Agustus 2025, sekira pukul 02 00 WIB,” ujar Iptu Acep Komaridin.

Awalnya, kata dia, korban bernama Oman (Sopir truck-red) sedang dalam perjalanan menuju arah Bayah, tepatnya di Kampung Batukarut, Desa Panyaungan, berpapasan dengan dua kendaraan roda dua, dua orang berboncengan, dan satu motor satu orang, menuju arah Kecamatan Malimping.

“Tiba-tiba, dua orang yang berboncengan itu melemparkan batu sebesar kepalan tangan ke arah kaca depan yang menyebabkan kaca bagian depan mobil pecah,” ujar Iptu Acep Komaridin. (Cup)

Dinilai Arogan, Publik Minta Dirut RSUD Balaraja Berikan Teguran Keras kepada Pelaksana Kegiatan Mushola

By On Sabtu, Agustus 02, 2025


TANGERANG, KabarViral79.Com Insiden tindakan arogansi pihak pelaksana proyek pembangunan RSUD Tobat Balaraja terhadap profesi wartawan yang tengah meliput mendapat kecaman keras dari para awak media, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang bagian barat.

Insiden tersebut terekam dalam video yang berdurasi 1 menit 23 detik. Video perdebatan itu pun viral di berbagai media sosial whatsapp.

Diketahui, rekan wartawan yang mendapatkan perilaku buruk dari pelaksana proyek, Bonai selaku Ketua Media Center Jayanti dengan rekannya saat datang ke lokasi bukannya mendapat sambutan terbuka, para jurnalis justru diintimidasi dan melarang keras untuk mengontrol atau mengawasi proyek yang dibiayai oleh negara melalui APBD Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2025.

Atas peristiwa tersebut, Bang Dewo selalu Ketua Pokja Wartawan Solear angkat bicara.

“Kami tidak terima ketika profesi kami direndahkan, sebagai kontrol sosial kehadiran jurnalis semata-mata untuk menjalankan tugas sosial kontrol terhadap penggunaan anggaran negara, dan hal itu juga telah diatur dalam Undang-Undang Pers 40 Tahun 1999,” tuturnya.

‎‎“Mereka punya tugas sebagai sosial kontrol yang memang sudah diatur oleh Undang-Undang Pers. Mereka ingin memantau atau melihat progres pekerjaan dan memastikan proyek ini sesuai spesifikasi atau tidak,” terang Bang Dewo yang juga Pimpinan Redaksi Media Derap.tv.

“Insiden ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih menghormati peran jurnalis. Kebebasan pers adalah pilar demokrasi yang wajib dilindungi,” ucapnya, Sabtu , 02 Agustus 2015.

“Karena rekan-rekan saat mengawasi sebuah proyek yang menggunakan anggaran negara, mereka punya alasan kuat dalam mengawasi dan memperketat pengawasan terkait pembangunan musholla di RSUD Tobat Balaraja,” ulasnya.

“Kami tau, mengingat proses penawaran proyek tersebut sangat rendah sekali, dengan turunnya 25%, dengan nilai penawaran yang turun 25% itu apakah pekerjaan bisa maksimal, kalau tetap dipaksakan jelas tidak akan maksimal, makanya rekan-rekan melakukan pengawasan di lapangan,” sambungnya.

“Namun prilaku pelaksanaan proyek yang mengintimidasi rekan-rekan wartawan di lapangan, ini sangat rendah profesi kami,” ucapnya lagi.

Meski informasi yang didapat, bahwa pihak pelaksana sudah meminta maaf (kesepakatan tertulis-red) terhadap rekan kita,  kami tidak menyoroti itu, atas tindakan prilaku buruk terhadap wartawan, ini sudah melukai hati kami yang  berpegang teguh marwah profesi sebagai wartawan.

Kami tergabung rekan-rekan jurnalis dari Kec.Jayanti, Kec.Cisoka, Kec.Solear meminta pihak Dirut RSUD  Balaraja membuat pernyataan teguran secara tertulis kepada pihak pelaksana proyek atas tindakan tragedi di ruang lingkup RSUD  Balaraja, dimana rekan-rekan kami yang mendapat prilaku buruk oleh pelaksana proyek.

Dan jika ini di indahkan, kami awak media yang tergabung di 3 kecamatan wilayah kabupaten Tangerang bagian barat akan turun Aksi, tegasnya.

Disisi lain, Alamsyah sebagai Sosial Kontrol dan pemerhati kebijakan, angkat bicara, jelas kami mengutuk keras tindakan arogan terhadap Wartawan yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek, di lokasi pembangunan Musolah RSUD Balaraja”

Tindakan tersebut bukan hanya bentuk intimidasi, tetapi jelas merupakan perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan prinsip demokrasi dan kebebasan pers. Menghalangi atau mengintimidasi wartawan saat meliput atau melakukan konfirmasi informasi adalah pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, khususnya Pasal 18 ayat (1) yang dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghambat atau menghalangi kerja jurnalistik dapat dipidana.

Kejadian ini mencerminkan buruknya pemahaman pihak pelaksana proyek terhadap fungsi pers sebagai pilar keempat demokrasi. Wartawan bekerja demi kepentingan publik, dan segala bentuk kekerasan atau arogansi terhadap mereka tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun.

“Jadi saya sepakat dimana Dirut RSUD Balaraja berikan teguran kepada pelaksana,” tandasnya. (Reno)

Duduk Perkara Opang Paksa Ibu Bawa Anak Turun dari Taksi Online saat Hujan di Stasiun Tigaraksa

By On Senin, Juli 28, 2025

Kapolresta Tangerang, Kombes Indra Waspada saat menemui Opang di Stasiun Tigaraksa usai video viral ibu bawa bayi dipaksa turun dari taksi online meski sedang hujan. 

TANGERANG, KabarViral79.Com Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah pengemudi Ojek Pangkalan (Opang) menghadang taksi online di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat, 25 Juli 2025.

Dalam video itu, tampak sejumlah ojek pangkalan memaksa menurunkan penumpang ibu yang sedang menggendong bayinya di tengah jalan saat hujan.

Bahkan, mereka sempat mengancam akan merusak kendaraan taksi online tersebut memakai batu. Pengemudi taksi online itu akhirnya terpaksa menurunkan penumpangnya.

Sementara, para Opang berdalih, aksi yang dilakukannya itu merupakan tindakan tegas terhadap taksi online yang melanggar wilayah zona penjemputan penumpang.

Kapolresta Tangerang, Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah pun mendatangi Stasiun Tigaraksa usai ulah meresahkan oknum opang viral di media sosial.

Kombes Indra didampingi Kasat Reskrim Kompol Arief Nazaruddin Yusuf dan Kapolsek Cisoka Iptu Anggio Pratama.

“Dari hasil penyelidikan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Juli 2025, sekitar jam 2 siang,” kata Indra Waspada kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Indra menyebut pihaknya terlebih dahulu mendengar keterangan dan keluhan yang disampaikan pengemudi opang.

Selanjutnya, dia memberikan edukasi dan imbauan agar segala sesuatu tidak didasarkan pada emosi.

“Kata kuncinya, sama-sama cari makan. Opang dan Ojol sama-sama cari makan. Harus dengan tenang, jangan emosi, yang korban malah penumpang,” ujar Indra.

Indra juga mendengar keterangan dari pengemudi Ojek Online (Ojol). Setelahnya, hal yang sama, yakni memberikan edukasi dan imbauan juga dilakukan kepada pengemudi Ojol.

“Kami akan memfasilitasi keduanya untuk duduk bersama, agar ada solusi,” ujarnya.

Kombes Indra menegaskan, segala tindakan yang meresahkan akan ditindaklanjuti. Oleh karena itu, kata dia, agar pengemudi Opang tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri.

“Kami yakin penumpang tidak tahu apa-apa. Terus ada kejadian, kalau penumpang tidak terima dan membuat laporan, kan bisa diproses,” ujarnya.

Tiga Opang Diamankan Polisi

Polresta Tangerang mengamankan tiga orang Opang yang menurunkan paksa penumpang Taksi Anline di Stasiun Tigaraksa. Mereka di antaranya berinisial A, N dan J, yang diduga sebagai pelaku penghadangan taksi online.

“Ya, kami saat ini sudah mengamankan tiga orang terduga pelaku aksi penghadangan taksi online yang telah viral beberapa waktu lalu,” ujar Kapolsek Cisoka, Iptu Anggio Pratama kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Menurut Anggio, upaya mengamankan ketiga Opang itu sebagai langkah penyelidikan dan penyidikan atas insiden yang terjadi kepada pengemudi Taksi Online dan penumpangnya yang merupakan pasangan suami-istri dan bayinya.

“Terduga pelaku yang terlibat dalam video viral, sudah diamankan sebagai proses penyelidikan,” ujarnya.

Dia menyebut, langkah pengamanan ini dilakukan tim penyidik sebagai upaya pencarian fakta terjadinya pelanggaran tidak pidana dalam insiden perselisihan antara Opang dan Taksi Online di Stasiun Tigaraksa.

“Untuk saksi kita nanti akan juga dilakukan upayakan pemeriksaan,” ujarnya.

Kronologi Peristiwa

Kombes Indra Waspada mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Juli 2025, sekitar pukul 14.00 WIB.

Menurut Indra, awalnya ada suami istri yang turun di Stasiun Tigaraksa, lalu memesan Taksi Online dengan titik penjemputan di depan stasiun.

Kemudian oleh beberapa Opang, sopir Taksi Online yang sudah membawa penumpang itu ditegur agar tidak mengambil penumpang di depan Stasiun Tigaraksa.

Indra menyebut, penumpang perempuan yang mendengar opang menegur sopir Taksi Online akhirnya ikut berbicara hingga terjadi cekcok. Sehingga, situasi menjadi lebih ramai.

Menurut Indra, oknum Opang meminta penumpang suami istri dan bayinya itu untuk turun dari Taksi Online dan diminta agar naik Ojek Pangkalan.

Namun penumpang itu memilih berjalan kaki. Sedangkan Taksi Online meninggalkan Stasiun Tigaraksa.

“Untuk identitas penumpang Taksi Online sedang kami dalami,” kata Kombes Indra kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.

Dimediasi

Kombes Indra Waspada mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan pendalaman dan penelitian lebih lanjut guna mengungkap fakta dari perselisihan antara Opang dan Taksi Online.

“Saat ini, kami sedang dalam proses penyelidikan. Insya Allah nanti yang terbaik kita upayakan agar intinya jangan sampai terjadi kembali. Saya mohon bersabar, menarik diri, jangan termakan hasutan apapun, sekecil apapun, serahkan kepada pihak kami, untuk menanganinya,” ujar Indra.

Dia menjelaskan, guna menjaga kondusifitas lingkungan, pihaknya telah menggelar klarifikasi dan mediasi kedua belah pihak terkait insiden yang terjadi.

Berdasarkan upaya itu, kata dia, pihaknya menemukan titik terang bahwa permasalahan itu dipicu atas perselisihan dan miskomunikasi terkait zona penarikan penumpang.

“Ada selisih kepahaman antara teman-teman dari ojek pangkalan dengan pihak dari driver online, dan saat ini kita mediasi teman-teman yang terlibat,” ujarnya. (*/red)

Tak Berperikemanusiaan, OPANG Stasiun Tigaraksa Turunkan Paksa Seorang Ibu dan Bayinya saat Hujan Lebat

By On Minggu, Juli 27, 2025


TANGERANG, KabarViral79.Com Seorang ibu membawa anak bayi mendapatkan perlakuan buruk dari sejumlah Ojek Pangkalan (Opang) di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 25 Juli 2025, ketika ibu tersebut bersama sang suami dan anaknya yang masih bayi, tiba di Stasiun Tigaraksa untuk bermain ke rumah kakak iparnya.

“Daerah itu memang Opang ga ngebolehin ada Ojek Online (Ojol). Turun Stasiun Tigaraksa, eh hujan besar banget. Ga mungkin dong naik Opang, aku order taksi online lah,” ujar korban lewat akun Threadnya @charezeruya.

Saat mereka sudah masuk mobil, tiba-tiba datang sekitar 15 orang Ojek Pangkalan membawa batu ingin memecahkan kaca dan mengempiskan ban mobil.

Bahkan pintu mobil sampai dibuka paksa dan korban yang sedang menggendong bayinya ditarik keluar hingga sang anak basah kuyup kehujanan.

Beruntungnya, aksi tak manusiawi tersebut direkam oleh @budhergen dan dibagikan ke Instagramnya, dengan harapan adanya tindakan atas perlakuan barbar yang dilakukan oleh para opang di sana.

Video singkatnya itu langsung ramai dan mengundang simpati dari netizen atas perlakuan Opang yang dinilai keterlaluan.

“Kejadian sore sekitar pukul 14.30 WIB. Hujan sedang turun sangat deras, wajar si ibu pesan taksi online untuk kenyamanan si bayi. Para Opang tidak terima (ada pemesanan kendaraan online), tapi apakah harus begini sikap para Opang? Harusnya lihat situasi dan memilik empati lah sedikit!,” ujarnya kesal.

Sementara itu, korban telah melaporkan kejadian tersebut melalui Thread ke KAI Commuter, dan menurut KAI Commuter kewenangan izin berada di tangan pemerintah daerah.

Pihak-pihak terkait tak boleh tutup mata dan perlu ada koordinasi antara pemerintah daerah serta pihak Kepolisian. (Reno)

Basarnas Tak Terima Panggilan Darurat KMP Tunu Pratama Jaya, Dapat Info Sudah Tenggelam

By On Rabu, Juli 09, 2025

Rapat Komisi V DPR bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i. 

JAKARTA, KabarViral79.Com Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tak mendapatkan informasi kedaruratan saat Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya akan tenggelam.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI, M. Syafi'i dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin, 07 Juli 2025.

Menurut Syafi'i, pihaknya baru menerima informasi usai kapal tersebut telah hilang.

Informasi kedaruratan yang tidak didapatkan sejak awal itu, kata dia, membuat Basarnas kesulitan mencari titik kapal.

“Kami izin sampaikan secara umum bahwa pada saat kejadian, memang yang kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapatkan informasi pada saat awal kedaruratan terjadi,” ujar Syafi'i.

“Namun yang terjadi kami juga tidak tau persis kejadiannya, bahwa informasi itu kami dapat pada saat kapal sudah hilang dari permukaan itu, sehingga perjalanan kami ke sana tidak langsung menemukan kapal,” imbuhnya.

Dia menjelaskan kronologi pencarian kapal tersebut. Pihaknya telah bergerak ke lokasi usai mendapatkan informasi dalam kurun 10 menit.

“Pelaksanaan operasi pada hari pertama kami sampaikan, awalnya pada saat kita mendapatkan informasi, kemudian aktif sudah bergerak bahwa informasi pada saat itu harus di informasikan dari selatan ke utara,” ujarnya.

“Sehingga pada saat itu, seluruh unsur yang kita broadcast pada saat itu langsung membuat jaringan di sebelah utara dari lokasi tenggelamnya kapal, sehingga pada saat itu, pada malam itu kita tidak menemukan apa-apa,” tuturnya.

Syafi'i mengatakan, pihaknya baru menemukan korban pertama sekitar pukul 03.00 pagi. Korban ditemukan kurang lebih 10 mil dari lokasi kejadian.

Syafi'i juga mengatakan, titik hilangnya kapal mulanya hanya 1,2 mil. Namun, kemudian mengalami pergerakan hingga 18 kilometer dari awal mula kapal tenggelam pukul 23.00 sampai 03.00 waktu setempat.

“Pada pencarian hari pertama, yaitu pada pagi hari ini, kita dibantu oleh seluruh potensi SAR yang ada, mulai dari nelayan penduduk dan seluruh kapal yang ada di situ, begitu mendengar informasi ada di bagian selatan, semua kekuatan baru kita kerahkan arah selatan,” jelasnya.

Pada hari pertama pencarian, kata Syafi'i, pihaknya membagi empat sektor lokasi, di antaranya lokasi hilangnya kapal, kemudian lokasi kedua, ketiga dan keempat mengarah ke selatan.

“Lokasi sektor ini kami bagi atas dasar jumlah kekuatan yang semakin bertambah, sampai akhirnya pada hari ini sebenarnya sektor pencarian kami gunakan sampai di delapan sektor unsur darat laut udara,” tuturnya.

“Kami sampaikan total kekuatan yang melaksanakan operasi pada hari ini jumlah personil sebanyak 600 lebih personil, yang terdiri ABK atau alutsista dari kapal ada 18 kapal yang tergabung. Kemudian dari unsur heli juga dari unsur Basarnas, dibantu heli dari Kepolisian dan TNI AL,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus mempertanyakan kedalaman laut. Syafi'i mengatakan, kedalaman laut sekitar 50-70 meter.

“Kedalaman laut berapa?” tanya Lasarus.

“Kalau di lokasi itu berkisar 50-70, namun tidak jauh di situ ada palung,” jawab Syafi'i.

Lasarus lalu bertanya mengenai posisi kapal. Syafi'i pun mengatakan, jika prioritasnya saat hari pertama pencarian ialah korban-korban yang memungkinkan selamat.

Selanjutnya, kata dia, pada hari kedua, pihaknya baru memfokuskan pencarian lokasi jatuhnya kapal.

Sebab, kata Syafi'I, pihaknya berasumsi terdapat korban yang beristirahat di dalam kendaraannya saat kapal berlayar.

“Kami berasumsi kapal beroperasi malam hari, kemudian membawa 22 kendaraan yang kami yakini yang memungkinkan ada korban-korban yang saat itu sedang istirahat, walaupun sesuai ketentuan itu tidak diizinkan penumpang ada di dalam mobil,” ujarnya.

“Sehingga kami untuk hari kedua mengerahkan unsur kapal yang memiliki sonar untuk men-detect di mana posisi kapal,” sambungnya.

Syafi'i pun mengeluhkan jika pihaknya belum memiliki alat sonar yang memadai. Pihaknya memerlukan kekuatan di Hidros TNI AL serta kapal yang memiliki kemampuan mendeteksi persis KMP Tunu Jaya.

“Izin kalau untuk kapal yang miliki sonar dari Basarnas belum memiliki. Namun kita memiliki 3 ROV, yang sudah kita miliki, hanya saja bekerjanya ROV ini kalau benar benar objek harus ditemukan,” pungkasnya. (*/red)