-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Kapolresta Tangerang Tinjau Lokasi Jatuhnya Santri Tenggelam di Kali Cidurian Kresek

By On Sabtu, Desember 20, 2025


TANGERANG, KabarViral79.Com - Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah meninjau langsung lokasi jatuhnya korban di Kali Cidurian, Kampung Renged RT 14 RW 001, Desa Renged, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu, 20 Desember 2025.

Peninjauan dilakukan untuk memastikan proses pencarian korban berjalan optimal serta memonitor kesiapan personel di lapangan.

Korban diketahui bernama Hilman Fauzi, Santri Kelas 3 MTs di Pondok Pesantren (Ponpes) Nadhlatul Ulum (NU) Kresek.

Korban merupakan warga Kampung Pasir Gadung, Desa Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Indra Waspada menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 19 Desember 2025, sekitar pukul 08.00 WIB.

Saat itu, kata Indra Waspada, menurut keterangan saksi, korban bersama dua temannya datang ke bantaran Kali Cidurian dengan tujuan mencuci jeroan atau daleman kambing.

Namun, saat berada di tepi sungai, korban diduga terpeleset dan jatuh ke aliran Kali Cidurian, lalu terbawa arus yang cukup deras.

"Rekan korban sempat berupaya memberikan pertolongan, namun kondisi arus tidak memungkinkan," ujar Indra Waspada.

Setelah menerima laporan kejadian, personel Polsek Kresek segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Lalu melakukan langkah-langkah awal, termasuk pengamanan lokasi serta koordinasi lintas instansi dengan BPBD Kabupaten Tangerang dan Basarnas Provinsi Banten.

Dalam kegiatan pencarian tersebut, Polri bersama unsur terkait langsung melakukan upaya kemanusiaan dengan menyisir aliran Kali Cidurian dari titik awal korban jatuh hingga ke arah hilir.

Pencarian melibatkan sedikitnya tiga personel Satpolair Polresta Tangerang, 10 personel Polsek Kresek, sembilan personel Basarnas, serta tiga anggota Satpol PP Kecamatan Kresek.

Indra Waspada menyampaikan, hingga saat ini tim gabungan masih terus melakukan pencarian dengan memfokuskan penyisiran dari titik jatuh korban dan sepanjang aliran Kali Cidurian.

"Kendala di lapangan di antaranya debit air yang tinggi, arus sungai yang deras, serta banyaknya ranting dan bambu di sepanjang aliran sungai. Namun pencarian tetap dilanjutkan dengan mengutamakan keselamatan seluruh personel," jelasnya.

Indra Waspada juga menyampaikan empati dan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban serta mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, membantu dengan memberikan informasi jika melihat tanda-tanda keberadaan korban, dan tidak menghambat proses pencarian.

Sebagai pusat informasi, Basarnas telah membuka Posko Informasi di Balai Warga Desa Renged yang dapat dihubungi melalui nomor 0813-1606-9077.

Polresta Tangerang memastikan akan terus melakukan pengamanan, pendampingan, dan koordinasi hingga proses pencarian korban dinyatakan selesai. (Reno)

Video: Empat Desa di Kecamatan Labuan Pandeglang Banten Terendam Banjir

By On Kamis, Desember 18, 2025


PANDEGLANG, KabarViral79.Com - Cuaca ekstrem yang menerjang kawasan Pandeglang mengakibatkan aliran Sungai Cipunten Agung di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, meluap. Luapan itu mengakibatkan empat Desa terendam banjir, Kamis, 18 Desember 2025.

Berikut titik lokasi di empat desa yang terendam banjir:

1. Kp. Pangseiupan, Kp. Kampung Sawah, dan Kp. Masjid barat, Desa Labuan.

2. Kp. Sukahati, dan Kp. Padasuka, Kp Kadu Gareng, Desa Kalang Anyar.

3. Kp. BTN Sentul, Kp. Citanggok, Kp. Nelayan pinggiran sungai Cipunten Agung, Desa teluk

4. Perumahan BTN Caringin, Desa Caringin.

Saat ini, evakuasi berjalan dengan lancer. Warga terdampak dievakuasi di sekolah, masjid-masjid, dan posko pengungsian yang dididirikan oleh BNPB.

Adapun kebutuhan pengungsi makanan siap saji, selimut pempes dan obat-obatan.


Sumber: Banser NU

Video: Produser Lapangan Irine Wardhanie Tak Kuasa Menahan Tangis saat Melaporkan Kondisi Terkini Aceh Tamiang

By On Kamis, Desember 18, 2025


ACEH TAMIANG, KabarViral79.Com - Produser Lapangan Irine Wardhanie tak kuasa menahan tangis saat melaporkan kondisi terkini Aceh Tamiang, Aceh, Rabu, 17 Desember 2025.


Ia bercerita bahwa dari seberang lokasi tempat ia berdiri, terdapat anak-anak yang belum makan.


Irene juga menyampaikan, mendapat pesan dari pengungsi agar memberitakan yang sebenarnya dari Aceh. (*/red)

Video: Masyarakat Aceh Gelar Demo di Depan Masjid Raya, Tuntut Status Bencana Nasional

By On Kamis, Desember 18, 2025


BANDA ACEH, KabarViral79.Com - Sejumlah massa dari Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Peduli Bencana Sumatera melakukan aksi demonstrasi dengan pengibaran bendera putih di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis, 18 Desember 2025.

Aksi pengibaran bendera putih itu dilakukan buntut kekecewaan terhadapa penanganan bencana ekologis yang melanda Aceh. 

Mereka menilai penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor Aceh perlu penanganan cepat dan segera. 

Dalam aksi tersebut terdapat sejumlah spanduk yang bertuliskan agar Pemerintah Pusat 'Tetapkan Status Darurat Bencana Nasional' atas bencana ekologis yang melanda Aceh.

Bendera putih yang dikibarkan agar pemerintah perlu hadir dalam kebijakan nyata. Pemerintah juga didesak agar membuka akses terhadap komunitas nasional agar memberikan bantuan. (*/red)

Korban Perahu Getek Terbalik di Sungai Krueng Peusangan Teridentifikasi, Warga Jangka Bireuen

By On Kamis, Desember 18, 2025

Korban hanyut dan hilang saat menumpangi getek penyeberangan di Sungai Krueng Peusangan, Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh, akhirnya ditemukan di Kawasan Awee Geutah pada Kamis, 18 Desember 2025. 

BIREUEN, KabarViral79.Com - Misteri identitas korban peristiwa terbaliknya perahu getek di Sungai Krueng Peusangan, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh, akhirnya terungkap.

Tim Inafis Polres Bireuen berhasil mengidentifikasi jenazah yang ditemukan mengapung di Kawasan Awee Geutah pada Kamis, 18 Desember 2025.

Korban diketahui bernama Syarifuddin M Daud (48), seorang petani/pekebun, berjenis kelamin laki-laki, beragama Islam, dan berstatus belum menikah. Identitas korban dipastikan melalui pencocokan data kependudukan dan pemeriksaan forensik oleh Tim Inafis Polres Bireuen.

Alamat korban tercatat di Dusun Muda Ali, Gampong Pulo Iboih, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Korban hanyut dan hilang saat menumpangi getek penyeberangan di Sungai Krueng Peusangan, Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh, akhirnya ditemukan di Kawasan Awee Geutah pada Kamis, 18 Desember 2025. 

Proses identifikasi dilakukan setelah jenazah dievakuasi dari Sungai Krueng Peusangan dan dibawa ke RSUD Fauziah Bireuen.

Tim Inafis melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari identifikasi ciri fisik, pencocokan data administrasi kependudukan, hingga pendataan sidik jari guna memastikan identitas korban secara akurat dan resmi.

Sebelumnya, Syarifuddin dilaporkan hilang setelah perahu getek yang ditumpanginya terbalik saat melakukan penyeberangan darurat di Kawasan Ulee Jalan, Kecamatan Peusangan Selatan, pada Selasa lalu, 16 Desember 2025.

Setelah dilakukan pencairian selama dua hari, korban dinyatakan hilang dan menjadi fokus pencarian tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, Satpolairud, relawan, serta masyarakat setempat.

Jenazah korban ditemukan sekitar dua kilometer dari lokasi awal kejadian, diduga terseret arus Sungai Krueng Peusangan. Penemuan tersebut sekaligus mengakhiri proses pencarian intensif yang dilakukan sejak hari pertama.

Pihak Kepolisian menyampaikan, setelah identitas korban dipastikan, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman. Kepolisian juga telah melakukan pendataan administrasi sebagai bagian dari laporan resmi kecelakaan air tersebut. (Joniful Bahri)

Banjir, Hutan yang Hilang, dan Perjuangan Warga Buntul Takengon Menembus Lumpur Akibat Pembalakan Liar

By On Kamis, Desember 18, 2025

Warga Buntul, Aceh Tangah, berjalan puluhan kilometer menembus lumpur tebal dan suhu dingin pegunungan hanya untuk mendapatkan beras ke Lhokseumawe dan Bireuen

BIREUEN, KabarViral79.Com - Mereka berjalan puluhan kilometer menembus lumpur tebal dan suhu dingin pegunungan. Setiap langkah adalah risiko, setiap perjalanan adalah ujian. 

Bukan untuk berwisata, melainkan menjual rempah-rempah, cabai, dan sayur-mayur hasil kebun seadanya ke Bireuen dan Lhokseumawe.

Dari jerih payah itu, hasil yang didapat hanya cukup untuk membeli beras dan minyak goreng—sekadar bertahan hidup pasca bencana.

Inilah potret nyata warga Buntul Takengon, Aceh Tengah, yang hingga kini masih terisolasi akibat banjir bandang yang melanda kawasan Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Bencana ini tidak datang tiba-tiba. Ia lahir dari proses panjang perusakan lingkungan yang dibiarkan berlangsung selama bertahun-tahun.

Berdasarkan penelusuran di lapangan, kawasan hulu yang dahulu menjadi penyangga alami kini mengalami kerusakan parah. Aktivitas pembalakan liar disebut warga berlangsung terbuka, bahkan menggunakan alat berat. Kayu-kayu hutan ditebang tanpa kendali, lereng dibiarkan gundul, dan alur sungai kehilangan daya tampungnya.

Warga Buntul, Aceh Tangah, berjalan puluhan kilometer menembus lumpur tebal dan suhu dingin pegunungan hanya untuk mendapatkan beras ke Lhokseumawe dan Bireuen. 

Ketika hujan deras mengguyur pegunungan, air tak lagi tertahan. Lumpur, batang kayu, dan bebatuan turun serentak, menghantam permukiman dan lahan pertanian. Jalan desa terputus, akses ekonomi lumpuh, dan warga terkurung di wilayahnya sendiri.

"Dulu banjir tidak separah ini. Sekarang setiap hujan kami takut," ujar Ramadhansyah seorang warga Buntul Takengon.

Menurutnya, perubahan drastis terjadi setelah hutan di sekitar kampung mulai ditebang secara masif. Namun keluhan warga kerap tak mendapat respons berarti.

Ironisnya, di tengah penderitaan warga, penindakan terhadap praktik pembalakan liar nyaris tak terlihat. Lemahnya pengawasan dan minimnya penegakan hukum menimbulkan pertanyaan serius: siapa yang diuntungkan dari rusaknya hutan, dan mengapa warga kecil justru harus menanggung dampaknya?

Hingga kini, bantuan yang masuk lebih banyak bersifat darurat. Belum ada langkah konkret untuk memulihkan akses jalan maupun menata ulang kawasan hulu yang rusak. Warga kembali dipaksa mengandalkan tenaga dan ketahanan mereka sendiri.

Kisah warga Buntul Takengon bukan sekadar cerita bencana alam, melainkan cermin kegagalan tata kelola lingkungan. Selama pembalakan liar terus dibiarkan dan hutan hanya dipandang sebagai komoditas, banjir bandang akan terus berulang—dan warga kecil akan kembali menjadi korban paling pertama dan paling lama merasakan dampaknya. (Joniful Bahri)

Bhabinkamtibmas Desa Sindangratu Bantu Evakuasi Material Longsor di Jalan Poros Penghubung Desa Hegarmanah dan Sindangratu

By On Kamis, Desember 18, 2025

 

Bhabinkamtibmas Polsek Panggarangan Aipda Fery Alamsyah bersama Ketua BPBD Kecamatan Panggarangan, Herdi, saat melakukan evakuasi material longsor di Kampung Karang Sewu, Desa Hegarmanah, yang menghubungkan ke Desa Sindangratu

Lebak, KabarViral79.Com – Bhabinkamtibmas Polsek Panggarangan Polres Lebak, Aipda Fery Alamsyah, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Panggarangan melakukan pengecekan sekaligus membantu evakuasi material longsor di jalan poros penghubung dua desa di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, Kamis, (18/12/2025).

Peristiwa longsor tersebut terjadi di Kampung Karang Sewu, Desa Hegarmanah, yang merupakan akses penghubung menuju Desa Sindangratu, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.

Anggota Polsek Panggarangan, Aipda Fery Alamsyah, selaku Bhabinkamtibmas Desa Sindangratu, mengatakan bahwa longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama dua hari dua malam. Akibatnya, terdapat tiga titik longsor dalam satu arah jalan sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

“Saya bersama BPBD Kecamatan Panggarangan pada hari ini melakukan pengecekan dan membantu warga dalam melakukan evakuasi material longsor di Kampung Karang Sewu, Kecamatan Panggarangan, yang juga merupakan akses jalan penghubung Desa Hegarmanah dan Desa Sindangratu,” kata Aipda Fery Alamsyah.

Fery Alamsyah juga menyampaikan bahwa terdapat tiga titik jalan poros desa yang mengalami longsor, masing-masing sepanjang 20 meter, 15 meter, dan 25 meter, yang seluruhnya berada pada satu jalur.

Selain itu, kata Aipda Fery Alamsyah, kondisi jalan rabat beton yang berada di tanjakan Judin juga mulai ambles dan mengalami retakan, sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada, apalagi beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur wilayah ini tanpa henti. Dikhawatirkan dapat terjadi longsor susulan di mana saja,” imbaunya.

(Cup)