-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Warga Bantar Panjang Cileies Tigaraksa Resah, Monyet Liar Ekor Panjang Turun ke Pemukiman

By On Selasa, Desember 09, 2025


TANGERANG, KabarViral79.Com - Warga Kampung Bantar Panjang RW 05, Desa Cileies, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, resah dengan adanya kawanan monyet ekor panjang yang berkeliaran di pemukiman mereka, Senin, 08 Desember 2025.

Monyet ekor panjang tersebut melompat-lompat dari satu atap rumah dan memasuki halaman warga sekitar.

Ketua RW 05 Kampung Bantar Panjang, Jaro Dudung mengaku melihat langsung kawanan monyet tersebut berdatangan dengan cara bergelantungan di pohon-pohon. Kemudian melompat ke atap rumah warga, diduga sedang mencari makanan.

Jaro Dudung mengaku bingung dari mana datangnya kawanan monyet ekor panjang tersebut.

Dia pun menduga, turunnya kawanan monyet ekor panjang itu karena kelaparan dan mencari makanan, sehingga keluar dan ke rumah-rumah warga.

"Monyet ini kan termasuk binatang buas juga. Takutnya nyerang anak-anak, sampai turun ke seng (atap warung), tapi setelah itu kabur lagi," ujarnya.

Jaro Dudung berharap, pihak Damkar Kabupaten Tangerang, berharap bisa segera dievakuasi gerombolan monyet tersebut yang dikhawatirkan akan menggigit anak-anak.

Salah satu warga setempat, Enjen (Boan) juga berharap kepada Trantib Kecamatan Tigaraksa untuk segera turun ke lapangan dan segera memberi tahu pihak Damkar Kabupaten Tangerang untuk segera mengevakuasi kawanan monyet ekor panjang itu.

"Kalau dibiarkan bisa menggangu ketemtraman warga dan dikhawatirkan akan menggigit anak-anak kecil yang sedang bermain," ucapnya. (Reno)

Video: Mendagri Tito Maklumi Ada Pemerintah Daerah Tidak Mampu Tangani Bencana

By On Minggu, Desember 07, 2025


JAKARTA, KabarViral79.Com Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai wajar dan memaklumi apabila ada pemerintah daerah yang menyatakan tidak sanggup menangani bencana berskala besar yang terjadi di wilayahnya.

Hal itu dikatakan Mendagri kepada wartawan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin, 01 Desember 2025.

Tito menjelaskan saat terjadi bencana banjir dan longsor di Aceh, akses menuju Takengon terputus sehingga satu-satunya cara untuk mengangkut bantuan, seperti pangan, hanya bisa menggunakan pesawat.

Pemerintah daerah lain yang juga menyatakan tidak sanggup menangani bencana di daerahnya adalah Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Tito mengaku paham dengan situasi yang dihadapi para kepala daerah yang wilayahnya sedang menghadapi bencana.

Para Kepala Daerah tersebut memang tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan peralatan dan akses. (*/red)

Video: Titiek Soeharto Jengkel Ada Truk Muat Kayu Besar Usai Banjir Sumatera

By On Minggu, Desember 07, 2025


JAKARTA, KabarViral79.Com Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto merasa sedih menyimak pembahasan bencana Sumatera dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, pada Kamis, 04 Desember 2025.

Ungkapan tersebut disampaikan Titiek setelah ia meminta panitia rapat memutar video yang sempat viral, memperlihatkan sebuah truk mengangkut kayu gelondongan berdiameter besar.

Truk itu melintas di jalan raya beberapa waktu setelah bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Sumatera.

“Terus terang saya sedih, ngenes menyimak. Bayangkan kayu sebesar itu, diameter satu setengah meter itu enggak gampang, perlu puluhan tahun untuk pohon sebesar itu,” ujar Titiek saat memimpin rapat di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 04 Desember 2025. (*/red)

HRD Tembus Wilayah Terisolir, Salurkan Bantuan ke Korban Banjir dan Longsor di Aceh

By On Kamis, Desember 04, 2025

Anggota DPR RI Dapil Aceh II, H. Ruslan M. Daud (HRD), menembus sejumlah wilayah terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu kemarin, 03 Desember 2025. 


BIREUEN, KabarViral79.Com - Anggota DPR RI Dapil Aceh II, H. Ruslan M. Daud (HRD), menembus sejumlah wilayah terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu, 3 Desember 2025.

Legislator Fraksi PKB ini bergerak melalui jalur darat menuju Kecamatan Juli dan Jeumpa untuk memastikan kondisi warga terdampak bencana.

Rombongan HRD memulai perjalanan dari Kota Bireuen menuju Desa Bale Panah, Kecamatan Juli, menggunakan mobil double cabin.

Setiba di lokasi, ia disambut warga dan perangkat desa, sebelum meninjau kawasan erosi sungai Krueng Peusangan yang amblas diterjang banjir bandang.

Menurut warga setempat, sedikitnya 56 rumah hilang disapu aliran sungai yang meluap. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, seluruh warga kini mengungsi ke balai desa.

Kepada para pengungsi, HRD menegaskan bahwa pemerintah sedang mengupayakan percepatan pembangunan tanggul penahan sungai agar erosi tidak semakin meluas dan mengancam permukiman penduduk.

Dari Bale Panah, HRD meninjau jembatan yang putus di lintas Nasional Bireuen–Takengon Km 10, Desa Teupin Mane.

Ia langsung berkoordinasi dengan pejabat terkait di Kementerian Pekerjaan Umum untuk percepatan penanganan jembatan tersebut.

Anggota DPR RI Dapil Aceh II, H. Ruslan M. Daud (HRD), menembus sejumlah wilayah terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu kemarin, 03 Desember 2025. 

"Sejak jembatan Teupin Mane putus, arus transportasi lumpuh total. Masyarakat di seberang sungai terisolir sehingga pasokan bahan makanan terganggu,” kata HRD.

Ia menyayangkan warga harus menggunakan seutas tali untuk menyeberangi sungai demi kebutuhan sehari-hari, yang dinilai sangat membahayakan keselamatan.

Perjalanan HRD berlanjut ke lokasi pengungsian di Desa Pante Baroe. Tangis haru pecah ketika mantan Bupati Bireuen periode 2012–2017 itu tiba sambil membawa bantuan logistik bagi korban banjir.

Menjelang sore, HRD dan rombongan melanjutkan misi ke Desa Sarah Sirong dan Alue Limeng di Kecamatan Jeumpa, wilayah yang hingga kemarin belum tersentuh bantuan. Untuk mencapai lokasi, ia harus menaiki tangga darurat di jembatan putus dan dibonceng warga dengan sepeda motor.

"Alhamdulillah Pak HRD sudah tiba di desa kami. Ini pertama kalinya pejabat mampu menembus desa kami setelah banjir," ungkap Ridwan, warga Alue Limeng.

HRD menyampaikan pemerintah terus berupaya membuka akses jalan dan mengirimkan bantuan logistik ke seluruh desa yang masih terisolir.

"Kami bekerja keras memastikan bantuan tepat sasaran dan masyarakat tetap aman," ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat saling menguatkan agar situasi darurat dapat segera pulih.

"Saya menyerukan doa dan dukungan bersama, semoga bencana ini cepat berakhir dan aktivitas masyarakat kembali normal," pungkasnya.(Joniful Bahri)

Bireuen Terkoyak Angkara Perusak Hutan: Titik Banjir Melumat Desa, Air Bah Mengantar Peringatan Kiamat Ekologi

By On Rabu, Desember 03, 2025

Warga berusaha melintas di jalan yang mengalami kerusakan berat pasca banjir dan longsor di kawasan jalan Bireuen-Takengon

BIREUEN, KabarViral79.Com - Air mata Bireuen belum kering ketika banjir bandang kembali merangsek seperti pasukan maut dari perut gunung yang dilukai. Alam marah, dan amarah itu tumpah melalui 11 jembantan yang memporak-porandakan pemukiman warga.

Jembatan nasional yang kokoh selama puluhan tahun ambruk dalam sekejap. Rumah-rumah yang menjadi tempat tawa dan doa kini berubah menjadi serpihan yang hanyut bersama pekatnya lumpur. Namun yang lebih menyayat, nyawa dan harapan ikut dibawa arus.

Air bah datang bersama batang kayu besar jejak kejahatan ekologis yang selama ini dibiarkan. Rimba yang menjadi benteng terakhir desa-desa itu sudah lama dipreteli oleh tangan serakah. Namun kini, para pembabat hutan hanya mampu menunduk dan melirihkan suara.

Mereka tak hanya menyaksikan kehancuran lingkungan, tapi juga keruntuhan sumber pendapatan pribadi yang selama ini mereka banggakan lenyap dihantam murka alam.

Seorang personel TNI AD menyeberang sungai Teupi Mane, Juli, yang putus diterjang banjir bandang untuk membawa bantuan makanan untuk warga yang masih terisolir. 

"Sejatinya pemerintah daerah dan pemangku kepentingan harus segera mengevaluasi kejadian pahit ini. Bila tidak, bukan mustahil pemukiman warga Bireuen akan lenyap dari peta," ujar seorang Tokoh Masyarakat dengan suara tercekat, menahan getir di tenggorokan.

Namun apa lacur isu dan dugaan justru berkembang, bahwa ada oknum yang turut menikmati manisnya keuntungan dari hutan yang dikorbankan. Seolah ada ketakutan untuk menetapkan aturan yang tegas dan sehat. Ketakutan yang membuat kerusakan ini seperti dilestarikan dalam diam.

Warga berdiri di tengah puing-puing kehidupannya, menatap masa depan yang kabur dibalut bau lumpur bencana. Mereka tidak berteriak meminta banyak hanya keadilan. Hanya sebuah keberanian untuk menghentikan kerusakan sebelum bumi benar-benar menelan semuanya.

Malam itu, Bireuen menangis keras. Bukan hanya karena datangnya banjir, tetapi karena peringatan yang terlalu lama diabaikan.

Dan air bah yang lalu itu seperti berkata: Jika rakus masih diberi ruang, maka ruang hidup manusia akan hilang lebih dulu. (Joniful Bahri)

Dua Titik Longsor Gunung Salak Berhasil Ditembus, Akses Aceh Utara–Bener Meriah Mulai Pulih

By On Selasa, Desember 02, 2025

Dua titik longsor yang menutup jalur di kawasan Gunung Salak, Aceh Utara dan Bener Meriah berhasil diterobos oleh tim di lapangan. 

ACEH UTARA, KabarViral79.Com - Dua titik longsor yang menutup jalur di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Aceh Utara, berhasil diterobos oleh tim di lapangan.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, M. Nasir SIP MPA, berdasarkan laporan Tim PUPR yang bekerja sejak awal masa tanggap darurat.

Nasir menjelaskan, perkembangan ini diterima Posko melalui rekaman video dan foto yang disampaikan pada Senin 1 Desember 2025 kemarin.

"Ini kemajuan penting untuk percepatan normalisasi akses di kawasan tersebut,” ujarnya.

Dua titik longsor yang menutup jalur di kawasan Gunung Salak, Aceh Utara dan Bener Meriah berhasil diterobos oleh tim di lapangan. 

Gunung Salak merupakan jalur vital penghubung Kabupaten Aceh Utara dan Bener Meriah.

Sejak bencana longsor terjadi beberapa hari lalu, jalur ini tertutup total oleh material tanah dan batu, sehingga menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi logistik bagi warga terdampak banjir serta longsor.

Hingga saat ini, Tim PUPR Bener Meriah bersama Tim PUPR Aceh terus bekerja siang dan malam untuk membuka seluruh titik longsor yang masih tersisa.

Upaya percepatan menjadi prioritas pemerintah daerah demi memulihkan konektivitas antarwilayah dan memastikan keselamatan masyarakat.

"Kami sangat mengapresiasi kerja keras tim di lapangan yang terus berjuang untuk membantu masyarakat terdampak. Pemerintah Aceh berkomitmen mempercepat pembukaan jalur demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat,” tambah Nasir. (Joniful Bahri)

HRD Desak Pertamina Tuntaskan Kelangkaan LPG dan BBM di Aceh, Sumut, dan Sumbar Pasca Bencana

By On Selasa, Desember 02, 2025

Warga  Bireuen masih mengantri di beberapa SPBU untuk mendapatkan BBM, sejauh ini kelangkaan BBM terus terjadi pasca banjir bandang

BIREUEN, KabarViral79.Com - Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), H Ruslan Daud (HRD), mendesak Pertamina untuk segera mengatasi kelangkaan elpiji (LPG) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Krisis energi ini terjadi pasca bencana banjir serta tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Permintaan itu disampaikan HRD kepada wartawan, Selasa, 02 Desember 2025, berdasarkan hasil pantauannya langsung di lapangan.

Ia menyebut, antrean panjang kendaraan terlihat di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh, seperti di Kabupaten Bireuen, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Lhokseumawe, Aceh Utara, Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Bener Meriah, hingga Aceh Tengah.

Bahkan di sejumlah daerah, stok LPG dan BBM sudah benar-benar kosong akibat distribusi yang terhambat lantaran banyak jalan dan jembatan terputus. Pasokan gas LPG dari Arun, Lhokseumawe, juga mengalami gangguan serius karena jalur transportasi darat tidak dapat dilintasi.

Warga  Bireuen masih mengantri di beberapa SPBU untuk mendapatkan BBM, sejauh ini kelangkaan BBM terus terjadi pasca banjir bandang. 

“Solusinya, Pertamina harus segera menyalurkan gas LPG lewat laut atau udara,” tegas HRD.

Akibat kondisi tersebut, seluruh agen LPG di Aceh untuk sementara menghentikan operasional karena tidak mendapat suplai dari Pertamina. Kelangkaan ini berdampak langsung pada kebutuhan rumah tangga, pelaku UMKM, hingga dapur umum di lokasi pengungsian korban banjir.

Dalam situasi darurat ini, HRD meminta perhatian dan langkah cepat dari Pertamina Aceh serta Ditjen Migas untuk mengambil kebijakan percepatan distribusi energi.

Ia juga mendorong dibukanya jalur alternatif, penyiapan armada khusus, dan mekanisme penyaluran darurat untuk memastikan suplai tetap sampai ke masyarakat.

“Kami berharap penanganan dan koordinasi segera dilakukan agar kebutuhan energi masyarakat terpenuhi dan distribusi LPG kembali stabil,” pungkasnya. (Joniful Bahri)