JAKARTA, KabarViral79.Com – Truecaller, platform global terkemuka untuk memverifikasi kontak dan memblokir komunikasi yang tidak diinginkan, melaporkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 116 persen dikombinasikan dengan margin EBITDA yang disesuaikan sebesar 45,5 persen pada kuartal pertama 2022.
“Awal tahun 2022 ditandai dengan pertumbuhan pengguna yang kuat. Selama kuartal pertama, Truecaller masuk 20 besar aplikasi yang paling banyak diunduh secara global dan sekitar 80 persen dari pengguna aktif bulanan kami menggunakan platform setiap hari. Kami bangga dapat membantu pengguna dan bisnis memperoleh manfaat dari pengalaman komunikasi yang lebih aman dan efisien setiap hari,” kata Alan Mamedi, CEO Truecaller.
Alan mengatakan, tahun ini dimulai dengan pembukuan yang sangat kuat, dengan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 116 persen pada kuartal pertama 2022 dan margin EBITDA yang disesuaikan sebesar 45,5 persen.
Investasi di platform AdTech dan meningkatnya permintaan untuk produk B2B yang relatif baru, Truecaller for Business, juga berkontribusi pada pengembangan yang kuat pada kuartal pertama. Di tengah ketidakpastian situasi dunia, seperti perang di Ukraina, kenaikan inflasi, dan suku bunga serta pandemi Covid, Truecaller justru terus berkembang.
“Kami sungguh mendapat awal yang kuat pada tahun 2022 dalam hal pertumbuhan dan profitabilitas dengan pertumbuhan penjualan bersih year on year sebesar 160 persen. Dikombinasikan dengan margin EBITDA yang disesuaikan sebesar 45,5 (29,5 persen). Pertumbuhan pendapatan yang kuat dengan peningkatan operating expenses yang lebih lambat menghasilkan margin keuntungan yang sangat besar dan melampaui target keuangan jangka panjang,” kata Alan.
Pertumbuhan penjualan mencapai 137 persen di India, 81 persen di Timur Tengah dan Afrika, dan 65 persen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Truecaller menjawab masalah orang Indonesia terkait panggilan spam dan pelecehan. Menurut Global Spam Report 2021, Indonesia berada di urutan keenam dalam kasus tingginya volume panggilan spam. Lonjakan panggilan spam di Indonesia sangat membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Menurut laporan SOCRadar yang diterbitkan baru-baru ini, threat landscape report for Indonesia menunjukkan bahwa ancaman web gelap sedang meningkat dan menyasar basis data jutaan orang Indonesia yang sedang online dengan informasi seperti nama, nomor ponsel, tanggal lahir, nomor identitas, dan gaji. (*/red)