Jawa Timur,
KabarViral79.Com -Mantan Napiter Tinggalkan Paham Radikalisme Serta Berkomitmen
Jaga Keutuhan dan Keamanan NKRI.
Para mantan
Napiter wilayah Jawa Timur yang pernah terlibat dalam berbagai kasus terorisme
di Indonesia, memutuskan untuk meninggalkan segala bentuk paham radikalisme dan
intoleransi dan komitmennya untuk menjaga keutuhan dan keamanan bangsa.
Mereka juga
bersedia membantu Program Deradikalisasi yang dilaksanakan pemerintah serta
siap merekrut mantan-mantan Napiter lainya untuk kembali ke jalan yang benar
sesuai dengan norma agama dan norma hukum yang berlaku.
Komitmen tersebut ditunjukan dengan terbentuknya wadah pembinaan positif bagi para mantan Napiter ini dalam Yayasan Fajar Ikhwan Sejahtera (FIS) Jawa Timur.
Secara umum
keberadaan mereka (para mantan Napiter) ini mengutuk keras aksi para pelaku
penyerangan teror yang belakangan ini terjadi di Wilayah Jawa Timur.
Mereka ingin
ini semua berakhir dan Indonesia kembali damai tanpa aksi teror, serta fokus
pada pemberdayaan perekonomian dan kesejahteraan keluarga.
Menurut
ketua FIS, Anang Rusiyanto Alias Abu Zaki, radikalisme dan aksi terorisme bukan
bagian dari ajaran agama Islam.
Selain itu,
sambung dia, memerangi radikalisme bukan bagian dari memerangi agama Islam.
"Radikalisme
dan aksi-aksi teror bukan bagian dari agama, termasuk agama Islam. Memerangi
radikalisme, bukan bagian dari memerangi agama," kata Abu Zaki.
Abu Zaki
meminta seluruh pihak tidak membawa nama agama dan Tuhan untuk melakukan
kekerasan.
"Berhentilah
bawa-bawa nama agama dan Tuhan untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan,
berhentilah untuk itu," tegas Abu Zaki.
Abu Zaki
mengajak pihak atau kelompok yang masih terpapar radikalisme untuk hijrah.
Dia berharap
pihak atau kelompok bisa mengikuti langkah mantan Napiter yang taubat.
”Bagi teman-teman yang masih mengagumi doktrin radikal, khilafah, hukum hanya dari Allah, hijrah. Segera hijrah, dan semoga NKRI aman tentram dan damai," tutur Abu Zaki
FIS pun
berkomitmen siap membantu dan mengajak masyarakat, menjaga keamanan dan
ketertiban menjelang pelaksanaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2023 dengan
damai, khususnya di wilayah Jawa Timur, serta menunjukan bahwa Islam adalah
agama yang Rahmatan lil'alamin," tutupnya.