Tasikmalaya, KabarViral79.Com – Akibat adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Akhirnya para pekerja yang kena PHK terpaksa beralih pekerjaan untuk bertahan hidup.
Kisah pasangan suami-istri di Kota Tasikmalaya ini dapat menjadi contoh bagaimana tetap berjuang dan tegar agar mampu bertahan hidup.
Pasangan tersebut bernama Rudi (61) dan Yiyis Suarni (56).
Mereka telah dikaruniai dua anak, masing-masing sudah menikah. Namun, kini anak pertama berstatus janda dan mempunyai dua orang cucu.
Kini, Wanita paruh baya ini harus menjadi tulang punggung guna menafkahi kedua anaknya yang kini berstatus janda dan dua orang cucu, akibat suaminya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Menjadi korban PHK, Rudi maupun Yiyis terus berusaha untuk mengais rezeki. Kini, dia berjualan pecel keliling dengan berjalan kaki dari tiap rumah ke rumah agar bisa menyambung hidup. Sedangkan suaminya mencari nafkah menjadi tukang ojeg.
“Sekarang ojeg di pengkolan dekat rumah, kalau istri sudah hampir 3 tahun jualan pecel keliling kampung sekitar rumah. Sedangkan anak pertama, janda nggak kerja, jadi disini tinggal sama anak dan dua cucu,” kata Rudi saat ditemui wartawan di rumahnya, Parakan Honje, Desa Sukamaju Kaler Rt 05/07, Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya, Selasa (24 Juni 2025).
Kebutuhan Rudi dan Yiyis serta anak perempuan yang berstatus janda, dan cucunya masih belum mencukupi. Saat ini kedua anak dan cucunya masih tinggal bersamanya di rumah.
“Penghasilan jadi tukang ojeg tidak menentu, terkadang dapat Rp20-30 ribu sehari, sedangkan penghasilan dari jualan pecel Rp 130 ribu per hari, untungnya Rp 30 ribu, buat jajan cucu-cucu. Meskipun capek dan selagi sehat harus dilakukan demi anak dan cucu. Jadi modal muter dan masih mengandalkan hasil jualan untuk mencukupi kebutuhan pokok, terkadang kalau masih sisa dimakan keluarga,” terangnya.
Terkait bantuan, Yiyis mengaku pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Dia mengaku hanya satu kali menerima bantuan. Hanya saja bantuan tersebut diputus.
“Waktu tadi saya bersama istri ke Kantor Dinsos untuk menanyai kenapa bantuan belum cair, padahal tetangga yang dapat bantuan pada sudah cair. Saking penasaran saya menanyakan ke operator, kata operator bantuan atas nama Yiyis Suarni diputus katanya masuk pada penerima bansos dalam kategori desil 6,” tutur Rudi.
Mereka berharap pemerintah memberikan bantuan kembali karena menurutnya pendapatan dan penghasilan yang didapat tidak mencukupi sama sekali.
“Saya berharap pemerintah tidak memutus dan melihat keadaan serta kondisi penghasilan keluarga kami, karena dengan adanya bansos kami sangat terbantu. Kami benar-benar berharap pemerintah memberikan bantuan kembali,” harap Rudi dan Yiyis. (Wel)