-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Soal Perizinan Satelit Air, PT. Frans Putra Textile Diduga Sogok Warga dengan Sembako

By On Rabu, Oktober 14, 2020

SERANG, KabarViral79.Com – Guna mengambil hati warga agar mudah diberikan Izin keberadaan satelit pompa air berskala besar, PT. Frans Putra Textile yang beralamat di Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, diduga mencoba menyogok sejumlah warga dengan cara memberikan bantuan paket sembako, Rabu, 14 Oktober 2020.

Namun sayang, meski dengan adanya pemberian bantuan paket sembako rupanya tak menggoyahkan pendirian warga agar serta merta memberikan ijin tinggal Satelit Pompa Air untuk kebutuhan pabrik industri tekstil di lingkungan tempat mereka, karena merugikan juga berdampak terhadap lingkungan.

Seperti dikatakan Tokoh Masyarakat Kampung Cibeureum, Hasan Basri kepada awak media, Selasa, 13 Oktober 2020. Bahwa hal tersebut dianggapnya kurang etis karena bantuan yang diberikan oleh perusahaan bukan sebagai itikad baik, melainkan memiliki maksud tertentu.

“Oleh sebab itu, kami beserta warga sekitar perusahaan PT. Frans Putra Textile menolak bantuan sembako yang diberikan pihak perusahaan yang awalnya menurut pihak perusahaan, yaitu Pak Fery bahwa bantuan ini adalah bentuk CSR dari perusahaan,” katanya.

Baca juga: PT. Frans Putra Textile Cikande Dinilai Kurang Perhatikan Masyarakat Kampung Cibeureum

Menurutnya, indikasi itu terlihat dimana saat warga penerima bantuan itu kemudian diharuskan surat persetujuan tidak berkeberatan serta izin satelit pompa air.

“Ditambah lagi harus menyerahkan poto copy KTP dan Kartu Keluarga. Inilah yang menjadi ganjalan kami selaku perwakilan warga yang terkait dengan pemberian bantuan sembako dengan alasan CSR perusahaan. Upaya perusahaan ini jelas sengaja merekomendasikan membodohi masyarakat kami. Lalu apa maksudnya, bagi kami ini merupakan pembodohan,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang Tokoh Pemuda Desa Cikande, Alfian mengatakan, pernyataan itu juga disebabkan karena tidak adanya koordinasi pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

“Mestinya ada koordinasi, tokoh masyarakat disini jika perlu dilibatkan sejak awal. Baik mengenai upaya perizinan maupun pembagian paket sembako. Karena sembako yang akan dibagikan kepada warga yang tidak merata diberikannya, ada kesan tebang pilih, hanya 30 kantong. Ini bisa membuat kisruh. Maka dari itu kita mewakili warga masyarakat dan pemuda akhirnya menolak,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, sebelumnya awak media telah berupaya menghubungi Feri selaku perwakilan pihak perusahaan dan Muhayat selaku Humas perusahaan, namun hingga kini belum dapat dikonfirmasi, baik melalui sambungan telepon maupun pesan singkat. (Bule)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »