![]() |
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pandeglang, Lukmanul Hakim. |
PANDEGLANG, KabarViral79.Com – Rencana pemerintah mengimpor beras dan garam menuai penolakan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Pandeglang, Banten.
Pasalnya, pemerintah dinilai sudah tidak mengetahui bagaimana susahnya para petani dalam mengelola lahan pertanian, ditambah lagi sulit dan mahalnya pupuk ketika padi sudah ditanam.
Baca juga: 88,92 Persen Penerima Manfaat Kartu Prakerja dapat Meningkatkan Keterampilan
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pandeglang, Lukmanul Hakim dengan tegas mengatakan, pihaknya menolak rencana Pemerintah untuk mengimpor beras dan garam di tengah-tengah kesulitan yang dialami oleh para petani.
“Saya atas nama pribadi maupun Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pandeglang, menolak dengan tegas adanya wacana dari pemerintah untuk melakukan impor beras dan garam,” kata Lukman saat ditemui di wilayah Kecamatan Angsana, Senin, 22 Maret 2021.
Lukman menambahkan, diketahui bersama bagaimana susahnya para petani dalam mengelola lahan, ditambah dengan mahalnya harga pupuk saat para petani sudah melakukan penanaman padi demi menjaga kualitas yang didapat.
“Bisa kita keahui bersama bagaimana susahnya petani kita dalam mengelola lahan pertanian, ditambah sulit dan mahalnya pupuk ketika padi sudah ditanam. Setelah itu, penderitaan petani juga tak kunjung berhenti, ketika panen d itengah segala kesulitan harga gabah (padi-red) di kalangan petani harga belinya sangat rendah, seakan-akan Pemerintah berdiam diri terhadap nasib petani,” lanjut pria pemerhati pertanian ini.
Baca juga: Industri Pariwisata Indonesia Siap Promosikan GeNose C-19
Sementara itu, kata Lukman, Negara Indonesia sebagai negara Agraris, petani merupakan tulang punggung tegak dan berdirinya negeri ini.
Lukman juga berharap, Pemerintah untuk berhenti mewacanakan impor beras dan garam. Menurutnya, jangan sampai kebijakan Pemerintah merugikan petani.
“Kita ketahui bersama, sebagai negara agraris, petani ini menjadi tulang punggung tegak dan berdirinya negeri ini. Untuk itu, kami berharap stop impor padi dan garam. Gunakan anggaran sebesar-besarnya untuk kepentingan Pertanian kita. Jangan sampai kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat petani ini, menjadi semakin menyusut dan berkurangnya antusiasme masyarakat terutama kalangan generasi muda untuk turut serta mengelola lahan Pertanian,” harapnya. (Yockhie)