BANDA ACEH, KabarViral79.Com – Pengcab Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Bireuen terpaksa mengajukan protes Panitia Pelaksana Prakualifikasi Pekan Olahraga Aceh (PRA PORA), Cabang Voli Indoor terhadap pemain dari Tim PBVSI Aceh Tamiang.
Pasalnya, empat pemain Aceh Tamiang diduga datanya dipalsukan oleh tim tersebut. Mereka berhasil lolos saat verifikasi panitia, dan bisa bermain saat melawan PBVSI Bireuen, pada Jumat 17 September 2021 lalu, di Gedung Olahraga (GOR) Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh.
Aksi protes yang dilakukan tim PBVSI Bireuen dikarenakan saat verifikasi data pemain oleh panitia dinilai tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara pada laga kedua tim itu dimenangkan oleh kontingen Aceh Tamiang dengan skor 3-2.
Sehari kemudian, saat Aceh Tamiang menghadapi Aceh Barat, ke empat pemain Aceh Tamiang yang datanya dipalsukan itu akhirnya tak diizinkan bertanding setelah diprotes oleh tim lawan Aceh Barat.
“Dengan kejadian itulah, kami baru tahu kalau tim voli indoor Aceh Tamiang itu memalsukan data empat pemainnya,” ujar Manajer Tim Pra-PORA Voli Bireuen, Agus Setiawan, Selasa malam, 21 September 2021.
Disebutkan Agus Setiawan, ke empat pemain Aceh Tamiang yang memalsukan data kependudukan oleh kontingennya itu, yakni Roy Elfeisha yang memakai data atas nama T Febby Evansyah, Doni Hernoya menggunakan data Angga Irnanda, lalu Aulia Irfanda memakai data Abdi Ramadhani, dan terakhir Akhyar memakai data kependudukan Saugil Khairi.
“Yang anehnya lagi, data pemain yang didaftarkan itu dengan pemain yang diturunkan oleh Aceh Tamiang sangat berbeda,” kata Agus seraya memperlihatkan data dari Disdukcapil terkait identitas ke empat pemain tersebut.
Usai mengetahui Tim Aceh Tamiang memalsukan data empat pemain, pihaknya mengajukan protes secara lisan dan tertulis ke panitia PRA PORA Voli, pada Sabtu, 18 September 2021, seraya menanyakan mengapa ketika melawan tim Bireuen mereka bisa diturunkan untuk bertanding.
“Kala ada desakan protes dari kami, lalu panitia berjanji akan memverikasi kembali data ke empat pemain itu sambil menunggu kedatangan tim Aceh Tamiang. Numun hingga pukul 01.00 WIB dini hari, Tim Aceh Tamiang ternyata tidak datang,” ungkap Agus Setiawan.
Selanjutnya, sambung Agus, panitia menyarankan dan meminta pihaknya (Bireuen-red) agar dapat membawa data kebenaran ke empat pemain Aceh Tamiang pada Minggu, 19 September 2021.
“Kami langsung melengkapi data nama yang dipalsukan itu sesuai dengan yang kami peroleh dari Disdukcapil, yang mana semua data berdasarkan KTP elektronik. Kendati telah jelas ada pemalsuan data, namun hingga hari ini, panitia belum ada tindakan apa-apa,” sebut Agus Setiawan.
Untuk menindaklanjuti kejadian ini, Manajer Tim Pra-PORA Voli Bireuen mendesak panitia Pra-PORA Cabang Voli Indoor untuk mengambil tindakan terhadap tim yang memalsukan data pemain tersebut.
“Apabila hal ini dibiarkan, maka akan jadi preseden buruk bagi pengembangan atlet-atlet muda voli di Aceh, khususnya di Cabang Voli Indoor. Kejadian ini, menurut kami ini merupakan perbuatan yang bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku,” tandas Agus Setiawan.
Menurut data yang diterima Pra-PORA Cabang Voli Indoor berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh mulai 15 hingga 21 September 2021.
Sejauh ini, empat tim sudah mamastikan diri lolos ke PORA di Pidie Tahun 2022. Ke empat tim yang lolos itu merupakan juara grup, yakni Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Singkil.
Selanjutnya Aceh Tamiang, dimana kalau Panitia mau bersikap adil dan jujur Bireuen langsung lolos karena menempati juara Grup setelah nenang melawan Aceh Barat dengan skor 3-0. Sementara runner up Kabupaten Aceh Barat.
Agus menambahkan, setelah panitia menolak protes Manager dari Bireuen, ada keinginan tim Bireuen untuk mundur dalam pertandingan itu.
“Namun setelah kami meminta arahan dari Ketum PBVSI Bireuen, Amri dan Ketua Harian KONI Bireuen, Drs. Murdani, selanjutnya diarahkan agar sementara terima dulu keputusan panitia, dan kita main di Play Off sambil menyemangati atlit,” ujarnya.
“Lolos atau tidak dari Play Off, terkait pemalsuan identitas (umur) kita tetap ajukan protes keras kepada panitia, kepada Asprov PBVSI Aceh dan PBVSI Pusat di Jakarta sehingga persoalan ini dapat diproses sesuai aturan yang berlaku. Sportifitas dan Fair Play tetap harus dijunjung tinggi,” sambungnya.
Terakhir, kata Agus, pihaknya tetap mengikuti arahan Ketua Harian KONI dan berlaga di Play Off bersama 3 tim lainnya, yaitu Aceh Tengah, Bireuen, Nagan Raya, dan Kota Langsa untuk memperebutkan dua tiket sisa ke PORA Pidie 2022.
Sementara pada pertandingan dengan Aceh Tengah, Bireuen kalah 1-3, dan selama pertandingan itu, keputusan wasit banyak merugikan Bireuen, dan permainan juga dinilai seperti dalam bentuk tekanan.
Lalu pertandingan lanjutan, Selasa pagi, Bireuen menang 3-0 melawan Kota Langsa, dilanjutkan pertandingan sore hari hingga malamnya.
“Kami dari Bireuen terus dikerjain wasit. Dugaan kami, Bireuen sengaja dilakukan demikian. Bahkan terlihat saat set ke empat, saat kami unggul 2-1 kedudukan 18-18,” ucapnya.
“Lalu pertandingan dihentikan hingga saat ini, dan sejauh ini belum ada keputusan terkait hasil protes tersebut,” kata Agus.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum PBVSI Asprov Aceh, H Azwar alias Ngoh yang dikonfirmasi oleh wartawan melalui aplikasi WhatsApp-nya menjelaskan, kordinator pelaksana sudah memanggil Manager Bireuen.
“Yang dipermasalahkan sudah clair, dan Bireuen sudah melanjutkan pertandingan babak play of,” katanya singkat tanpa menjelaskan secara rinci. (Joniful Bahri)