BIREUEN, KabarViral79.Com - Ketua Umum KONI Bireuen, H. Muhklis melakukan penglepasan keberangkatan atlet Bermotor Korwil, Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bireuen yang akan berlaga di Prakualifikasi Pekan Olahraga Aceh (PORA) di Lhokseumawe, Kamis, 09 Desember 2021, di Pendopo setempat.
Penglepasan para atlet, offosial dan pelatih atlet bermotor Bireuen itu didampingi Ketua Harian KONI, Drs. Murdani serta Sekretaris Umum KONI setempat, Zamzami.
Dirangkai dengan dilakukannya peusijuk (tepungtawari) para atlet dan pengurus Korwil, Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bireuen.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bireuen, Bustam Nazar dalam laporannya menyebutkan, untuk pertandingan Pra PORA di Lhokseumawe, atlet bermotor mengirim sembilan atlet ditambah mekanik serta pelatih dan Offosial tim dan berlaga selama tiga hari.
“Selama Pra PORA, IMI Bireuen memboyong tiga orang atlet balapan, enam orang atlet grasstrack dengan harapan bisa menargetkan dua medali emas, dan seluruhnya bisa lolos, tembus ke PORA di Pidie tahun 2022 mendatang,” katanya.
Bustam Nazar juga mengapresiasi terhadap pengurus KONI Bireuen yang telah memberi dukungan penuh, memotivasi atlet serta dukungan yang luar biasa dibandingkan beberapa tahun lalu.
Di bagian lain, Ketua Umum IMI Bireuen juga menambahkan, atlet balap Bireuen murni putra dan akan-anak Bireuen yang akan membawa dan berlaga membawa nama besar Kabupaten Bireuen, bukan membawa nama secara pribadi.
“Saya sangat berharap, atlet IMI Bireuen dapat menujukan yang terbaik, menoreh hasil maksimal sehingga mampu lolos ke PORA Pidie, tentunya dengan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat Bireuen,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Bireuen, H. Muhklis dalam sambutnya mengatakan, atlet balap motor Bireuen dapat lolos ke PORA dan dapat mempersembahkan yang terbaik pada Pra PORA di Lhokseumawe.
Pada Pra Pora di Lhokseumawe, tambah Muhklis, hendaknya bukan dua medali emas, tapi harus lebih, disamping dapat mengukur kekuatan lawan saat PORA mendatang.
“Sejauh ini, Bireuen telah meloloskan 26 Pengcab olahraga untuk PORA di Pidie, tentunya beberapa cabang lain saat ini sedang berlaga, seperti Tarung Derajat, disusul balap motor dan terakhir berdasarkan laporan adalah cabang Wushu,” sebutnya.
Diakui Ketua Umum Koni Bireuen, dengan telah banyaknya Pengcab olahraga yang lolos tentu sangat banyak membutuhkan dana, bahkan untuk Pra PORA ini masih tersisa hutang.
“Namun yang mengherankan, kita baru Rp 5 miliar sudah ribut, coba lihat daerah lain, contohnya informasinya untuk Aceh Besar, mereka saya dengar dana PORA mencapai Rp 20 miliar, belum lagi daerah-daerah lain,” sebutnya dengan nada kecewa.
Sementara Bireuen baru Rp 5 miliar, dan itu untuk dapat memajukan dan meningkat prestasi olahraga di derah kita sendiri, dan mereka (atlet-red) tak lain adalah anak-anak warga Bireuen.
“Dana itupun untuk empat tahun sekali, tapi itu sudah ribut, sehingga Bireuen tidak pernah maju-maju di bidang olahraga. Kita di Bireuen selalu dan masih berpikir negatif terhadap dunia olahraga, sebenarnya tujuannya untuk sama-sama memajukan olahraga," ujarnya.
Tanpa dukungan dan kebersamaan, mana mungkin olahraga di Bireuen akan maju, atlet itu lahir di daerah untuk mengharumkan nama Bireuen, tentunya bukan membawa nama pribadi atlet, tapi Kabupaten Bireuen.
Tentunya, lanjutnya, tanpa ada dukungan semua elemen masyarakat, tokoh olahraga dan segenap pemangku kebijakan di Bireuen, olahraga di Bireuen akan timbul dan tenggelam, sebab tanpa adanya yang memperhatikan mereka.
“Mustahil Bireuen bisa maju seperti harapan semua kalangan, termasuk pelaku olahraga. Kita sering menyebutkan Bireuen gudangnya atlet olahraga, sementara saat berbicara dana, kita sudah ribut. Terkenalnya sebuah daerah tidak semata-mata dengan pembangunan daerah, tapi olahraga juga bisa mengangkat nama daerah,” ungkapnya. (Joniful)