Peserta mengikuti kegiatan pemantapan Kampung Siaga Bencana (KSB) Dinsos Bireuen, di Aula Kantor Kecamatan Peudada, Kamis, 09 Desember 2021. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Dalam rangka upaya kesiapsiagaan dan pencegahan terhadap bencana di Kabupaten Bireuen, maka perlunya suatu upaya peningkatan sumber daya, termasuk penguatan lembaga pemerintahan dan masyarakat agar turut andil melakukan pencegahan sedini mungkin terhadap bencana di daerah.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Sosial Bireuen, Bob Miswar, S.STP, M.Si usai membuka kegiatan pemantapan Kampung Siaga Bencana (KSB) Dinas Sosial (Dinsos) Bireuen, di Aula Kantor Kecamatan Peudada, Kamis, 09 Desember 2021.
“Kita ketahui, Kabupaten Bireuen merupakan wilayah yang sangat rawan bencana, bahkan ancaman banjir, longsor, abrasi, kebakaran, angin kencang, termasuk gempa serta Tsunami. Hal ini sangat berdapak terhadap kerusakan lingkungan, harta benda serta hilangnya nyawa warga masyarakat,” sebutnya.
Melalui peningkatan dan kesiapan tersebut, maka Dinsos Bireuen melaksanakan pembinaan, pelatihan kepada para anggota tim Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Bireuen, tepatnya di wilayah Kecamatan Peudada.
Peserta Kampung Siaga Bencana (KSB) Dinsos Bireuen melakukan foto bersama usai mengikuti kegiatan pemantapan, di Aula Kantor Kecamatan Peudada, Kamis, 09 Desember 2021. |
Pemantapan pelaksanaan KSB ini tujuannya, mengembangkan program berbasis komunitas, pengurangan bencana di tingkat gampong, serta upaya masyarakat saat menghadapi terjadi bencana,” katanya.
Selama pemantapan tersebut ikut melibatkan 75 peserta, unsur masyarakat wilayah program KSB, dan kegiatan ini merujuk pada standarisasi manajemen pendidikan, pelatihan formal, peningkatan kapasitas SDM dengan menggunakan metode uji materi, presentasi, PGD dan tanya jawab langsung.
Selama agenda ini, pihaknya juga menghadirkan tiga narasumber, di antaranya Saifuddin SKM, M.Kes Sekretaris Dinsos Bireuen, Ulfa Sri Yuna, Kasi Perlidungan Jaminan Sosial serta Muhamad Yanis SE dari BPBD Bireuen.
“Kita berharap dengan adanya pelatihan dan peningkatan, pembinaan Tagana. Maka peserta atau masyarakat turut andil terhadap kesiapan sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, beroretasi pada pengurangan resiko bencana dan meminimalisir setelah bencana terjadi,” sebut Bob Mizwar. (Joniful)