PANDEGLANG, KabarViral79.Com – Video warga Desa Pasirkadu ngamuk-ngamuk di Kantor Desa Perdana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Sabtu lalu, 26 Februari 2022 viral di media sosial Facebook dan Group WhatsApp.
Salah seorang saksi di lokasi kejadian, Imron (44) mengatakan, kronologis kejadian yang direkam dalam bentuk video tersebut hingga viral dijagat maya tidak seperti yang ramai diberitakan dan dibicarakan.
Imron mengaku melihat bahkan mengetahui kejadian tersebut dari awal kejadian, karena pada saat kejadian dirinya kebetulan tengah meliput pembagian Bantuan Pangan Sosial (BPS) di Kantor Desa Perdana.
“Saat itu ramai sekali warga yang mau mencairkan dana bansos BPS/BPNT tunainya. Saya kebetulan sedang meliput di lokasi pembagian, karena melihat adanya kerumunan akhirnya saya inisiatif membantu menertibkan para penerima tersebut karena sangat berdesak-desakan dan tidak teratur. Akhirnya saya tergerak dengan warga lain coba menertibkan warga agar antri dan berbaris,” tuturnya.
Imron menjelaskan, setelah warga berhasil ditertibkan, tiba-tiba ada Ibu-ibu lari ke depan kantor desa, memberitahukan bahwa terjadi keributan di belakang kantor desa dan warga tersebut merupakan warga Desa Pasirkadu, Kecamatan Sukaresmi.
“Kebetulan saya tengah bersantai di bagian depan kantor desa bersama warga lain. Saat itu saya lagi ngopi, tiba-tiba ada Ibu-ibu lari dan memberitahu bahwa ada yang ribut di belakang kantor desa, saya coba lihat, dan ternyata betul,” ujarnya.
Imron menambahkan, melihat ada yang tengah ribut dirinya berusaha mencoba menengahi.
“Jadi ternyata ada satu pemuda yang hari itu tengah menemani ibu dan neneknya hendak mencairkan BPS/BPNT tunai. Menurut info, orang tersebut dari Desa Pasir Kadu, kan di kantor desa perdana ini ada empat desa yang mencairkan, pemuda ini gak terima ibu dan neneknya dipaksa belanja oleh pihak desa di penjual sembako yang ada di Kantor Desa. Padahal gak ada yang maksa, KPM dibebaskan untuk berbelanja dimanapun,” tukasnya.
Namun entah kenapa, kata Imron, pemuda yang belakangan diketahui berinisial EW ini terkesan memprovokatori KPM lainnya untuk membelanjakan uangnya ke sembako.
“Makanya dalam video yang sekarang viral di jagat maya terlihat emosi, karena orang tersebut memprovokatori KPM lain untuk tidak membelanjakan uang BPS/BPNT tunainya ke sembako. Padahal aturannya kan jelas BPS/BPNT tunai ini untuk beli sembako,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Sabda, salah satu aktivis bahkan jurnalis yang berada di tempat kejadian bersamaan dengan Imron.
Ia menuturkan, pemuda berinisial EW, warga Desa Pasirkadu yang ngamuk-ngamuk bukan merupkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Bantuan Program Sosial (BPS) atau biasa dikenal dengan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Dia bukan KPM. Dia hanya mengantar ibunya. Ibunya juga masuk dalam katagori tidak layak menerima,” ujar Sabda.
Sabda mengatakan, Ibunya (Enah-red) merupakan KPM tidak layak. Bahkan dia (EW-red) mempunyai Toko atau agen sembako di rumahnya.
“Ibunya masih satu rumah sama EW (warga yang ngamuk-ngamuk). Bahkan menurut informasi yang saya dapatkan, kalau tidak salah, tahun kemarin dia mendaftarkan untuk jadi agen atau e-Waroeng, namun ditolak oleh pihak kecamatan atau pihak bank,” jelasnya. (Kie87)