JAKARTA,
KabarViral79.Com - Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang
diadakan setahun sekali dengan tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal
ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT sekaligus mengenang
keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut.
24 Februari
1966 merupakan hari dimana seorang Aktifis bernama Arief Rachman Hakim salah
seorang anggota Kesatuaan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tewas tertembak
peluru petugas saat hendak menggelar aksi demonstrasi mahasiswa yang menuntut
Tritura atas pemerintahan Orde Lama di bawah Presiden Soekarno.
Tragedi
berdarah yang menewaskan seorang Aktifis tersebut menjadi duka bagi seluruh
Mahasiswa Indonesia, yang akhirnya melahirkan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim
yang kemudian menjadi cikal bakal dibubarkannya Partai Komunis Indonesia atau
PKI dan Lengsernya Pemerintah Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Dari
rentetan sejarah tersebut yang akhirnya menjadikan tanggal 24 Februari menjadi
momen bersejarah bagi masyarakat Indonesia terutama para Aktifis yang terus
berjuang untuk Bangsa Indonesia.
Pada Jumat,
24 Februari 2023 merupakan Haul ke-57 Arief Rachman Hakim, namun pada momen
kali ini terdapat pemandangan yang tidak biasa terlihat di Taman Pemakaman Umum
(TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Dimana
Organisasi Masyarakat (Ormas) berseragam hitam hadir berdampingan dengan
Aktifis 66 dan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim untuk melaksanakan Haul Arief
Rachman Hakim.
Ketua Dewan
Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Cibungbulang Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar
(BPPKB) Banten, Kabupaten Bogor, H. Juanda menegaskan jika kedatangannya beserta anggotanya
merupakan salah satu bentuk penghormatan bagi almarhum Arief Rachman Hakim
beserta Aktifis lainnya yang telah berjuang untuk Bangsa dan Negara sehingga
dapat menyelematkan Bangsa Indonesia dari kekacauan dan keruntuhan yang terjadi
pada tahun 1963-1966.
"Ini
momen yang patut untuk kita kenang, dahulu mereka telah berjuang dengan tumpah
darah. Saat ini kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan dan
memperjuangkan Bangsa ini. Jangan sampai keluar dari dasar Negara kita Yaitu
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," Tegas H. Juanda.
Menurutnya,
perjuangan Aktifis 66 untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia dalam menjaga
Kesatuan dan Kedaulatan Republik Indonesia berlandaskan Bhineka Tunggal Ika
(Berbeda-beda Namun Tetap Satu) dan Pancasila merupakan pemicu semangat bagi
generasi penerus Bangsa dalam menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
"Semangat
ini jangan sampai padam, sebagai generasi penerus kita harus melanjutkannya.
Terlebih ini sejalan dengan tujuan BPPKB Banten, tidak menutup kemungkinan
kedepan kita akan mengkaderisasi anggota kami dan bergabung dengan Aktifis 66
dengan tujuan membawa Bangsa dan Negara ini kearah yang lebih baik berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," tambahnya.
Salah
seorang Aktifis 66 yang menjabat sebagai Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen)
Angkatan 66 mengatakan, saat ini dirinya beserta teman Aktifis lainnya merasa
miris dengan situasi yang terjadi dengan Bangsa Indonesia.
Perjuangan
untuk membubarkan PKI pada masa lalu hingga pertumpahan darah dan mengorbankan
nyawa seakan tidak dihargai.
"Dulu
kami berjuang membubarkan PKI dengan tumpah darah dan pengorbanan nyawa. Disini
ada jasad yang terkubur, tertembus peluru untuk menyelamatkan Bangsa ini dari
kekejaman ideologi PKI yang dapat menghancurkan Bangsa ini. Namun apa yang
terjadi, mereka berteriak bangga menjadi anak PKI dan bahkan mereka sudah masuk
dan duduk menjadi legislatif," Ungkap Martin selaku Wasekjen Angkatan 66
dengan suara lantang.
Martin juga
meminta kepada Pemerintah dan Pemangku Kebijakan di Negara Indonesia untuk
dapat memprioritaskan rakyat dalam membuat regulasi dan kebijakan yang
berpedoman kepada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, guna menciptakan
Persatuan Bangsa dengan memberikan Kesejahteraan dan Keadilan Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia yang berpedoman kepada Ketuhanan yang Maha Esa melalui
Permusyawaratan.
"Kalau
kita hanya berdiam diri tanpa bertindak apapun, kita akan menyaksikan Negara
ini di hancurkan oleh ideologi yang jauh dari Marwah Negara ini yaitu
Pancasila. Untuk itu Pemerintah harus dapat bertindak untuk mewujudkan
cita-cita Bangsa ini. Jangan takut, dasar negara kita kan jelas Pancasila yang
berpedoman dengan Undang-undang 1945. Jadi lakukan dan wujudkan untuk rakyat Indonesia,"
Tegas Martin.
Ditempat
yang sama mantan Menteri Kabinet Presiden Soeharto sekaligus Politikus Senior
yang juga merupakan Aktifis Angkatan 66 Akbar Tandjung terlihat hadir pada Haul
ke-57 Arief Rachman Hakim di TPU Tanah Kusir.
Akbar
Tandjung sempat menangis dan memeluk nisan rekan seperjuangannya Fahmi Idris
dan berharap agar semangat dan cita-cita perjuangan Angkatan 66 terus berkobar
dalam membawa Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik.
"Saya
yakin perjuangan kami hingga saat jni tidak akan sia-sia, cita-cita yang terus
kami suarakan akan terdengar dan terwujud oleh generasi penerus setelah kami.
Untuk itu kita perlu membidik bibit-bibit untuk meneruskan perjuangan dan
pemikiran ini, dengan melihat potensi dan kemampuan yang ada dalam diri mereka,"
ucap Akbar Tandjung.
Seperti
diketahui Aktifis Angkatan 66 telah berkiprah selama 57 tahun dalam mengawal
perjalanan Bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukannya regenerasi dalam
organisasi agar dapat menciptakan bibit-bibit penerus Bangsa yang dapat membawa
Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik melalui pemikiran-pemikiran kritis
yang menjunjung tinggi Pancasila dan berpedoman kepada Undang-Undang 1945.
(Fin/Red)