SERANG, KabarViral79.Com – Dirintelkam Polda Banten, Kombes Pol Heska Wahyu Widodo menghadiri kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) menyikapi toleransi beragama di Provinsi Banten, di Hotel Le Dian, Senin, 13 Maret 2023.
Kegiatan FGD yang mengusung tema “Merajut Kebhinekaan Dalam Bingkai NKRI” tersebu dihadiri Dirintelkam Polda Banten Kombes Pol Heska Wahyu Widodo, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar H. Embay Mulya Syarief serta seluruh peserta lainnya.
Dirintelkam Polda Banten, Kombes Pol Heska Wahyu Widodo dalam sambutannya mengatakan, isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang dipolitisasi masih menjadi hal yang menakutkan.
“Saya ingin menyampaikan bahwa isu seputar SARA yang di politisasi, masih akan menjadi hal yang menakutkan bagi perjalanan bangsa Indonesia yang sangat majemuk ini. Sejarah bangsa telah mengajarkan kepada kita, beberapa kejadian konflik horisontal yang terpicu isu SARA dapat dengan mudah berkembang dan berujung saling memerangi sesama saudara,” ucap Heska.
“Dalam konteks negara, isu SARA juga semakin mengemuka terlebih lagi di dunia maya atau di media sosial. Saat ini, dengan mudahnya dapat kita jumpai isu-isu seputar SARA yang sarat dengan teknik adu domba di platform media sosial, berita bohong atau hoax, ujaran kebencian, fitnah dan sejenisnya nyaris menjadi hal yang wajar di media sosial dan membutuhkan kecerdasan serta kearifan untuk nilai dan tidak mudah turut menyebarkan,” tambah Heska.
Heska mengatakan, dalam situasi dan kondisi pada tahun politik tidak sedikit adanya pihak tak terkecuali oknum tokoh yang mengatasnamakan partai politik.
“Dinamika situasi dan kondisi pada tahun politik yang sama sama akan kita hadapi sekarang ini, tidak sedikit adanya pihak tak terkecuali oknum tokoh yang mengatasnamakan partai politik, menjadi isu SARA untuk keperluan elektabilitas pragmatis tertentu yang justru eksisnya berpotensi menimbulkan perpecahan kebinekaan yang selama ini menjadi penopang utama eksistensi bangsa kita. Semoga bangsa kita tetap diberikan kekuatan untuk menjaga keutuhan dan terhindar dari perpecahan,” kata Heska.
Heska mengatakan, terdapat beberapa permasalahan uang terjadi di wilayah Provinsi Banten.
“Terkait isu toleransi, pada kesempatan ini kami sampaikan beberapa permasalahan yang telah terjadi di wilayah Provinsi Banten, di antaranya adanya rumah warga yang dijadikan tempat ibadah, adanya penolakan warga terkait adanya kebaktian syukuran rumah yang dilaksanakan, adanya penolakan pendirian gereja, penolakan pembangunan gereja, penolakan pendirian gereja, dari sejumlah permasalahan tersebut diperlukan peran serta aktif seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder terkait untuk bersama-sama menjaga toleransi beragama di Provinsi Banten,” kata Heska.
“Besar harapan saya agar pada momen FGD ini dapat didiskusikan hal-hal yang sama-sama kita hadapi bersama di wilayah Banten. Sekiranya dapat mengusik ketentraman toleransi sosial kemasyarakatan kita, dapat segera terdekteksi dan kita carikan solusi bersama, sebagaimana warisan sikap toleransi kebaikan yang dicontohkan oleh Syeh Nawawi Al-Bantani,” tutup Heska. (*/red)