![]() |
Susana pembukaan ajang debat publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati yang digelar KIP Bireuen, di Wisma Bireuen Jaya, Jumat, 22 November 2024 malam sempat melor |
BIREUEN, KabarViral79.Com - Agenda Debat publik kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen periode 2024-2029 yang digelar oleh Komisi Independen Pemilih (KIP) setempat, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Jumat, 22 November 2024, dinilai asal-asalan, bahkan sempat melor hingga 2 jam.
Sejatinya debat kedua yang seharusnya dimulai pukul 20.00 WIB, namun molor dua jam dan baru dimulai pukul 22.00 WIB, sehingga warga dan para pendukung setiap Paslon itu sempat terpancing emosi dengan melakukan teriakan dan sorakan.
Bahkan sejumlah masyarakat Kabupaten Bireuen yang ingin menyaksikan debat publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bireuen itu merasa kecewa. Begitupun masyarakat yang hadir menyaksikan langsung secara live (langsung) di layar khusus di luar ruangan debat ikut kecewa.
“Debat kedua ini lambat, dan kondisi ini akibat ketidaksiapan panitia, suasana dalam ruangan debat juga ikut ribu, belum lagi yang diluar ruangan,” sebut sejumlah warga.
Ketidaksiapan KIP Bireuen dalam debat publik ini, semakin memperburuk citra lembaga yang seharusnya memiliki tugas menjaga kelancaran dan integritas seluruh proses pemilu.
Bahkan saat akan dimulai debat dengan tema penyampaian visi misi masing-masing calon, panitia tidak menghidupkan timer (batas waktu).
Sehingga diprotes oleh pasangan calon maupun tamu undangan dan masyarakat yang hadir menyaksikan langsung debat tersebut.
Ajang debat publik merupakan moment penting dalam Pilkada, seharusnya menjadi wadah transparansi bagi calon pemimpin untuk memaparkan ide dan kebijakan kepada masyarakat.
Salah seorang tamu undangan yang ikut hadir langsung, H Ruslan Daud kepada wartawan mengatakan, dirinya mengaku sangat kecewa kepada panitia debat publik, terutama Komisi Independen Pemilih (KIP) Bireuen yang dinilai tidak siap.
KIP atau panitia pelaksana juga tidak melakukan voting atau polling di medsos. Selain itu sinyal pun sangat jelek, jadi masyarakat banyak yang tidak dapat menonton.
“Apakah ini disengaja oleh KIP. Padahal anggaran atau uang rakyat yang digelontorkan untuk debat publik tersebut dinilai cukup banyak,” sebutnya.
(Joniful Bahri)