-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

HRD Tinjau Jalur Lintas Tengah Bireuen-Takengon, Tujuh Jembatan Kritis Mendesak Dibangun Ulang

By On Senin, Desember 29, 2025

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD) meninjau langsung kondisi Jalur Lintas Tengah Bireuen-Takengon, Minggu, 28 Desember 2025. 

TAKENGON, KabarViral79.Com - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H. Ruslan M. Daud (HRD) meninjau langsung kondisi Jalur Lintas Tengah Bireuen-Takengon, Minggu, 28 Desember 2025.

Jalur nasional tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan wilayah pantai utara Aceh dengan kawasan tengah dan Dataran Tinggi Gayo.

Dalam kunjungan lapangan itu, HRD menegaskan perlunya penanganan serius terhadap tujuh jembatan kritis yang kondisinya dinilai tidak lagi memadai dan berpotensi mengancam kelancaran konektivitas wilayah.

Ketujuh jembatan tersebut masing-masing berada di Teupin Mane KM 10, Wehni Kulus KM 47, Enang-Enang KM 50, Krueng Rongka KM 60, Tenge Besi KM 62, Timang Gajah KM 65, dan Jamur Ujung KM 80, serta satu box culvert di Lampahan KM 73.

Menurut HRD, jika tidak segera ditangani, kerusakan jembatan-jembatan tersebut berisiko memutus jalur lintas tengah yang selama ini menjadi tulang punggung transportasi orang dan barang.

Dampaknya, kata dia, bisa menyebabkan wilayah tengah Aceh terisolasi dan memicu lonjakan harga kebutuhan pokok akibat terganggunya distribusi logistik.

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD) meninjau langsung kondisi Jalur Lintas Tengah Bireuen-Takengon, Minggu, 28 Desember 2025. 

"Ini jalur utama nasional lintas tengah. Jika akses ini terganggu, dampaknya sangat luas, mulai dari terhambatnya mobilitas masyarakat hingga terganggunya roda perekonomian," ujar HRD di sela peninjauan.

HRD menekankan bahwa pembangunan ulang jembatan harus dilakukan melalui perencanaan teknis yang matang dan mempertimbangkan aspek keselamatan jangka panjang.

Salah satu opsi yang direkomendasikan adalah menggeser posisi jembatan dari titik lama, menyesuaikan dengan kondisi geografis, alur sungai, serta potensi bencana.

"Pembangunan tidak boleh asal jadi. Kajian struktur tanah, debit air, dan potensi longsor harus menjadi dasar utama. Jika lebih aman digeser, maka itu harus dilakukan," tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa wilayah tengah Aceh memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi, terutama longsor. Oleh karena itu, jenis jembatan yang dibangun ulang harus benar-benar dirancang untuk menghadapi risiko bencana agar tidak kembali rusak saat terjadi cuaca ekstrem.

Secara khusus, HRD menyoroti Jembatan Enang-Enang yang dinilai membutuhkan penanganan khusus.

Ia menyebutkan, berdasarkan kunjungan bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ke Kabupaten Bener Meriah pada Oktober 2025 lalu, sempat direncanakan pemotongan kelok tajuk Enang-Enang demi efisiensi biaya.

Namun, melihat kondisi longsor yang semakin parah, opsi pembangunan jembatan layang dinilai lebih aman untuk jangka panjang.

"Walaupun biayanya lebih mahal, jembatan layang jauh lebih aman dan berkelanjutan. Ini investasi keselamatan masyarakat," ujarnya.

Sebagai mitra pemerintah di bidang infrastruktur, HRD memastikan Komisi V DPR RI akan mendorong Kementerian PU dan jajaran terkait untuk segera menindaklanjuti kondisi tersebut.

Ia juga berkomitmen mengawal agar pembangunan dan rehabilitasi jembatan masuk dalam prioritas rekonstruksi pasca bencana hidrometeorologi Aceh.

"Ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat dan denyut ekonomi daerah. Jalur lintas tengah harus aman, layak, dan segera berfungsi optimal," pungkas HRD.

Dalam peninjauan tersebut, HRD turut didampingi Direktur Jenderal Bina Marga Ir. Roy Rizali Anwar, Direktur Pembangunan Jembatan Rakhman Taufik, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Aceh Heri Yugiantoro, serta sejumlah pejabat dan tim teknis Kementerian Pekerjaan Umum, termasuk anggota Satuan Tugas Penanganan Bencana Sumatera.

HRD berharap, kunjungan lapangan bersama ini menjadi langkah awal percepatan pembangunan infrastruktur strategis di Aceh, khususnya di Jalur Lintas Tengah Bireuen-Takengon, guna menjaga konektivitas wilayah dan mendukung pemulihan ekonomi masyarakat. (Joniful Bahri)

Jembatan Bailey Kutablang Rampung, Kementerian PU Imbau Pelintas Patuhi Batas Beban 30 Ton

By On Senin, Desember 29, 2025

Jembatan darurat di Kutablang, Bireuen, Aceh, resmi difungsikan pada Sabtu, 27 Desember 2025 kemarin, sebagai penghubung jalur nasional Medan-Banda Aceh

BIREUEN, KabarViral79.Com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berhasil merampungkan pembangunan Jembatan Bailey Krueng Tingkeum di Desa Kutablang, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Jembatan darurat tersebut resmi difungsikan pada Sabtu, 27 Desember 2025 kemarin sebagai penghubung jalur nasional Medan–Banda Aceh.

Peresmian jembatan ditandai dengan prosesi adat Aceh peusijuek (tepung tawar) yang dihadiri Direktur Pembangunan Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PU Rakhman Taufik, ST, M.Sc, Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST, Kapolres Bireuen AKBP Tuschad Cipta Herdani, SIK, M.Med.Kom, Wakazidam Iskandar Muda Letkol Czi Surya Adi Primawan, serta perwakilan PT Adhi Karya dan kontraktor lokal PT Krueng Meuh. Acara juga dirangkai dengan pemberian santunan kepada anak yatim.

Rakhman Taufik mengatakan, pembangunan Jembatan Bailey dilakukan secara kolaboratif antara Kementerian PU, prajurit TNI Zidam Kodam Iskandar Muda dan Zipur 16, BUMN PT Adhi Karya, serta kontraktor lokal PT Krueng Meuh.

Jembatan ini dibangun sebagai solusi darurat pascarusaknya jembatan permanen akibat banjir bandang pada 27 November 2025 lalu.

Jembatan darurat di Kutablang, Bireuen, Aceh, resmi difungsikan pada Sabtu, 27 Desember 2025 kemarin, sebagai penghubung jalur nasional Medan-Banda Aceh. 

"Alhamdulillah, hari ini jembatan Bailey Krueng Tingkeum Kutablang sudah siap dan dapat dilintasi kendaraan. Namun karena bersifat darurat, jembatan ini memiliki keterbatasan," ujar Rakhman.

Ia menjelaskan, jembatan Bailey tersebut memiliki panjang 63 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 4 meter, dengan kapasitas beban maksimal 30 ton. Untuk menjaga keamanan dan ketahanan struktur, diberlakukan sistem buka-tutup arus lalu lintas.

"Kami mengimbau seluruh pengguna jalan untuk mematuhi batas beban kendaraan agar jembatan ini dapat digunakan dengan aman hingga jembatan permanen dibangun," katanya.

Bupati Bireuen, H. Mukhlis menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Pusat serta seluruh pihak yang terlibat atas cepatnya penyelesaian jembatan darurat tersebut.

Menurutnya, keberadaan Jembatan Krueng Tingkeum sangat vital bagi mobilitas masyarakat dan distribusi logistik, tidak hanya bagi Bireuen tetapi juga kabupaten/kota lain di Aceh.

"Walaupun ini jembatan sementara, manfaatnya sangat besar bagi masyarakat. Aktivitas ekonomi dan sosial bisa kembali berjalan," ujar Mukhlis.

Sementara itu, Wakazidam Iskandar Muda, Letkol Czi Surya Adi Primawan menegaskan komitmen TNI dalam mendukung percepatan pemulihan infrastruktur pasca bencana.

Ia menyebutkan, proses perakitan jembatan Bailey Kutablang berhasil diselesaikan dalam waktu 14 hari berkat kerja sama lintas sektor.

"Jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat sebagai jalur lintas utama. Atas dukungan semua pihak, hari ini jembatan sudah bisa dilalui," katanya.

Sebelumnya, jembatan permanen Krueng Tingkeum mengalami kerusakan berat hingga terputus akibat banjir bandang dan tanah longsor, sehingga mengganggu mobilitas warga dan distribusi logistik antar kabupaten, khususnya pada jalur Bireuen–Lhokseumawe.

Pemerintah berharap pengoperasian Jembatan Bailey ini dapat menjadi solusi sementara sembari menunggu pembangunan jembatan permanen, serta mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat pasca bencana. (Joniful Bahri)

Jembatan Bailey Kutablang Rampung, Jalur Nasional Medan–Banda Aceh Kembali Normal

By On Sabtu, Desember 27, 2025

Jembatan Bailey di Kutablang yang berada pada jalur nasional Medan–Banda Aceh, Kabupaten Bireuen, Aceh, telah rampung dikerjakan dan resmi difungsikan mulai Sabtu, 27 Desember 2025. 

BIREUEN, KabarViral79.Com - Jembatan Bailey di Kutablang yang berada pada jalur nasional Medan–Banda Aceh, Kabupaten Bireuen, Aceh, telah rampung dikerjakan dan resmi difungsikan mulai Sabtu, 27 Desember 2025.

Beroperasinya jembatan darurat ini menandai pulihnya kembali akses transportasi utama yang sempat terputus akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Peresmian jembatan ditandai dengan prosesi adat Peusijuk yang dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB oleh Tokoh Agama setempat.

Prosesi tersebut menjadi simbol doa dan harapan agar jembatan dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi seluruh pengguna jalan.

Pembangunan Jembatan Bailey Kutablang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (Persero) dengan dukungan kontraktor lokal PT Krueng Meuh

Jembatan Bailey di Kutablang yang berada pada jalur nasional Medan–Banda Aceh, Kabupaten Bireuen, Aceh, telah rampung dikerjakan dan resmi difungsikan mulai Sabtu, 27 Desember 2025. 

Selama proses pengerjaan, proyek ini mendapat pendampingan dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN).

Percepatan pemasangan konstruksi jembatan juga didukung penuh oleh personel TNI dari Satuan Zeni Kodam Iskandar Muda yang terlibat langsung di lapangan.

Personel Zeni bersama tim teknis dan pihak kontraktor bekerja secara intensif, siang dan malam, untuk memastikan jembatan dapat segera difungsikan dan memenuhi standar keamanan.

Usai prosesi Peusijuk, kendaraan roda dua dan roda empat sudah dapat melintas, sehingga arus lalu lintas di jalur nasional Medan–Banda Aceh kembali berjalan normal.

Jalur ini sebelumnya lumpuh total akibat rusaknya jembatan lama yang terputus diterjang banjir bandang dan longsor, sehingga menghambat mobilitas masyarakat serta distribusi barang antara Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, dan Kota Lhokseumawe.

Warga pun menyambut gembira rampungnya pembangunan jembatan darurat tersebut.

Basyir, warga Kabupaten Bireuen mengaku sangat bersyukur karena akses utama kini kembali terbuka.

"Alhamdulillah, kami sangat bahagia jembatan ini sudah selesai dan bisa dilalui lagi. Aktivitas kami jadi lancar, tidak perlu memutar jauh seperti sebelumnya. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja keras," ujar Basyir.

Penyelesaian Jembatan Bailey Kutablang dalam waktu relatif singkat menjadi bukti solidnya kerja sama antara pemerintah, TNI, dan pihak kontraktor dalam merespons dampak bencana serta memulihkan konektivitas wilayah. (Joniful Bahri)

Jembatan Bailey Jalan Nasional Kutablang Bireuen Rampung, HRD Apresiasi Kementerian PU dan Semua Pihak

By On Sabtu, Desember 27, 2025

Anggota Komisi V DPR RI (Fraksi Partai PKB), H. Ruslan Daud (HRD), apresiasi rampungnya jembatan Bailey di lintas nasional Medan–Banda Aceh, tepatnya di Kutablang, Bireuen, dan bisa dilintasi kendaraan pada Sabtu, 26 Desember 2025. 

BIREUEN, KabarViral79.Com - Jembatan Bailey di lintas nasional Medan–Banda Aceh, tepatnya di Kutablang, Kabupaten Bireuen, telah rampung dikerjakan dan mulai dapat dilintasi kendaraan pada Sabtu, 26 Desember 2025.

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H. Ruslan Daud (HRD) menyampaikan apresiasi tinggi kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU) atas penyelesaian pembangunan jembatan tersebut tepat waktu.

"Kami sangat mengapresiasi kinerja Kementerian PU, khususnya Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, Bapak Heri Yugiantoro, serta Kepala Satuan Kerja PJN Wilayah I Aceh, Saudara Riski Anugrah, bersama seluruh tim yang telah bekerja siang dan malam demi mengejar target penyelesaian," ujar HRD kepada wartawan, Sabtu, 27 Desember 2025.

HRD menilai, penyelesaian jembatan Bailey Kutablang bukan pekerjaan mudah, mengingat berbagai kendala di lapangan, mulai dari mobilisasi material jembatan, alat berat, hingga proses pemasangan. Namun berkat pengawalan ketat dan kerja keras semua pihak, jembatan tersebut dapat diselesaikan sesuai jadwal.

Mantan Bupati Bireuen Periode 2012–2017 itu juga menyampaikan apresiasi kepada personel TNI dari satuan Yon Zipur yang terlibat langsung dalam pembangunan jembatan, serta kepada kontraktor pelaksana, BUMN PT Adhi Karya, yang dinilai mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Anggota Komisi V DPR RI (Fraksi Partai PKB), H. Ruslan Daud (HRD), apresiasi rampungnya jembatan Bailey di lintas nasional Medan–Banda Aceh, tepatnya di Kutablang, Bireuen, dan bisa dilintasi kendaraan pada Sabtu, 26 Desember 2025. 

"Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada masyarakat, Polri, dan seluruh pihak yang telah bahu membahu membantu percepatan penyelesaian jembatan ini," ujarnya.

Berdasarkan laporan dari Kementerian PU, jembatan Bailey Kutablang saat ini sudah dapat dilintasi kendaraan dengan beban maksimal 30 ton.

Dengan berfungsinya kembali jembatan tersebut, arus lalu lintas di jalan nasional penghubung Provinsi Aceh dan Sumatera Utara diharapkan kembali normal.

HRD berharap, normalnya kembali jalur nasional ini dapat memperlancar distribusi barang dan mobilitas masyarakat, sehingga aktivitas ekonomi kembali menggeliat.

Ia juga meminta para pedagang menurunkan harga barang yang sempat naik akibat terganggunya distribusi selama jembatan belum dapat dilalui.

"Dengan terbukanya kembali jalur nasional ini, tidak ada lagi alasan menaikkan harga barang. Kita minta harga segera kembali normal," tegasnya.

Di akhir pernyataannya, HRD mengimbau masyarakat untuk bersabar saat melintasi jembatan Bailey Kutablang karena penerapan sistem buka-tutup akibat jembatan hanya memiliki satu jalur.

"Kami meminta kepada BPTD Aceh dan jajaran Polantas untuk mengatur rekayasa lalu lintas sebaik mungkin. Masyarakat juga diharapkan mengalokasikan waktu perjalanan lebih longgar karena potensi antrean cukup panjang," pungkasnya. (Joniful Bahri)

Warga Panton Bili Bireuen Tewas Hanyut Terseret Arus saat Menyeberang Banjir di Pandrah

By On Kamis, Desember 25, 2025

Seorang warga Gampong Panton Bili, Pandra Bireuen, dilaporkan meninggal dunia setelah hanyut terseret arus air yang meluap akibat hujan deras, Rabu sore, 24 Desember 2025

BIREUEN, KabarViral79.Com - Seorang warga Gampong Panton Bili, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, Aceh, dilaporkan meninggal dunia setelah hanyut terseret arus air yang meluap akibat hujan deras, Rabu sore, 24 Desember 2025.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, di kawasan Simpang Panton Bili–Samagadeng, Kecamatan Pandrah. Korban saat itu hendak pulang ke Panton Bili dengan mengendarai sepeda motor.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen menyebutkan, korban diduga terjatuh dari sepeda motor saat mencoba menyeberangi aliran air yang meluap dari sungai dan saluran irigasi. Arus air yang datang dari hulu dilaporkan cukup deras akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Menurut informasi warga, korban yang dikenal dengan panggilan sehari-hari Abi, terseret arus bersama sepeda motornya setelah kehilangan kendali di tengah derasnya aliran air.

"Almarhum hendak pulang ke Panton Bili. Saat melintas di simpang Panton Bili–Samagadeng, arus air sangat deras dan korban terseret hingga hanyut," ujar seorang warga setempat.

Seorang warga Gampong Panton Bili, Pandra Bireuen, dilaporkan meninggal dunia setelah hanyut terseret arus air yang meluap akibat hujan deras, Rabu sore, 24 Desember 2025. 

Sekitar satu jam kemudian, jenazah korban ditemukan oleh warga di saluran irigasi yang tidak jauh dari lokasi kejadian, sekitar pukul 18.00 WIB. Proses evakuasi dilakukan dengan bantuan masyarakat dan aparat setempat.

Kapolsek Pandrah, Iptu Jusman, S.Sos, membenarkan kejadian tersebut.

"Kejadiannya saat hujan deras. Korban melewati jalur irigasi, kemudian terjatuh dan hanyut. Jasad korban sudah ditemukan. Untuk identitas lengkapnya akan kami sampaikan selanjutnya," ujarnya saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Anwar, warga Pandrah mengatakan, banjir yang terjadi hari ini merupakan banjir kedua dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras yang mengguyur wilayah barat Kabupaten Bireuen menyebabkan luapan air di sejumlah saluran irigasi dan jalan penghubung antar-gampong.

Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan diri melintasi aliran air yang meluap, mengingat curah hujan masih tinggi dan kondisi arus sungai belum stabil. (Joniful Bahri)

12.752 Rumah di Bireuen Rusak dan Hilang Akibat Banjir Bandang–Longsor, 34 Warga Meninggal

By On Selasa, Desember 23, 2025

Satu unit rumah warga ambruk setelah diterjang banjir bandang, di kawasan Pante Baro, Juli, Bireuen

BIREUEN, KabarViral79.ComSebanyak 12.752 rumah di Kabupaten Bireuen dilaporkan hilang dan rusak akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada 26 November 2025.

Bencana tersebut juga menyebabkan 34 orang meninggal dunia, tiga orang masih dinyatakan hilang, serta dua lainnya mengalami luka berat.

Data tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, kepada wartawan di Meuligoe Bireuen, Jumat malam, 19 Desember 2025.

Bupati Mukhlis merinci, dari total 12.752 rumah terdampak, 546 rumah hilang tersapu banjir bandang, 2.165 rumah rusak berat, 3.361 rumah rusak sedang, 3.896 rumah rusak ringan, serta 2.784 rumah terendam banjir.

"Laporan yang kami terima, sebanyak 546 rumah masyarakat hilang akibat banjir bandang," ujar Mukhlis.

Satu unit rumah warga ambruk setelah diterjang banjir bandang, di kawasan Pante Baro, Juli, Bireuen. 

Rumah yang hilang tersebar di delapan kecamatan, yakni Juli sebanyak 141 unit, Kuta Blang 108 unit, Peusangan Selatan 86 unit, Jeumpa 77 unit, Jangka 75 unit, Peusangan 29 unit, Peudada 20 unit, dan Gandapura 10 unit.

Sementara itu, rumah rusak berat tercatat paling banyak di Kecamatan Peusangan dengan 1.005 unit, disusul Kuta Blang 498 unit, Samalanga 263 unit, Jeumpa 181 unit, Jangka 77 unit, Juli 50 unit, Peusangan Siblah Krueng 44 unit, Makmur 25 unit, Gandapura 17 unit, Jeunieb 3 unit, dan Kota Juang 2 unit.

Untuk kategori rusak sedang, total mencapai 3.896 unit, tersebar di Kuta Blang 1.795 unit, Peusangan 1.271 unit, Gandapura 186 unit, Makmur 95 unit, Juli 10 unit, dan Peudada 4 unit.Sedangkan rumah rusak ringan berjumlah 3.896 unit, tersebar di Samalanga 3.180 unit, Jangka 368 unit, Peusangan Selatan 135 unit, Jeumpa 101 unit, Jeunieb 43 unit, Peusangan Siblah Krueng 30 unit, Peudada 21 unit, Kuta Blang 15 unit, dan Kuala 3 unit.

Adapun rumah terendam banjir mencapai 2.784 unit, masing-masing di Simpang Mamplam 1.202 unit, Peudada 818 unit, Jeumpa 539 unit, dan Pandrah 225 unit.

Selain permukiman warga, 54 jembatan juga dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk sejumlah jembatan rangka baja yang runtuh akibat terjangan banjir bandang. Kerusakan infrastruktur tersebut menyebabkan terputusnya akses antarwilayah dan menghambat distribusi bantuan.

Bupati Mukhlis menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bireuen terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk percepatan penanganan darurat, pemulihan infrastruktur, serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.

"Kami fokus pada penanganan korban, pemulihan akses, dan percepatan rehabilitasi serta rekonstruksi pascabencana," pungkasnya. (Joniful Bahri)

Bupati Bireuen Kerahkan Tiga Alat Berat Perbaiki Jalan Tembus Cot Meugo–Salah Sirong Pasca Banjir

By On Selasa, Desember 23, 2025

Bupati Mukhlis didampingi Camat Jumpa, Rusli turun langsung ke lokasi dan mengoordinasikan pengerahan alat berat guna membuka dan memperbaiki jalan yang rusak parah akibat terjangan banjir. 

BIREUEN, KabarViral79.Com - Bupati Bireuen, Mukhlis, ST, mengerahkan tiga unit alat berat untuk memperbaiki sarana jalan dari Gampông Cot Meugo hingga tembus ke Gampông Salah Sirong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, pasca banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.

Perbaikan jalan sepanjang kurang lebih 7 kilometer ini merupakan akses utama yang menghubungkan Gampông Cot Meugo, Alue Limèng, hingga Salah Sirong, sekaligus jalur vital untuk memperlancar pendistribusian bantuan kepada masyarakat terdampak banjir bandang.

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah, Bupati Mukhlis turun langsung ke lokasi dan mengoordinasikan pengerahan alat berat guna membuka dan memperbaiki jalan yang rusak parah akibat terjangan banjir beberapa waktu lalu.

Pembangunan dan perbaikan sarana jalan tersebut tidak hanya bertujuan memudahkan distribusi bantuan, tetapi juga untuk menunjang aktivitas masyarakat, terutama petani, serta menjadi salah satu akses penting pasca bencana di kawasan pedalaman Kecamatan Jeumpa.

Sarana jalan yang menghubungkan Cot Meugo dan Salah Sirong Jeumpa sudah dilakukan perbaikan setalah Bupati Bireuen menurunkan tiga alat berat untuk dilakukan terobosan. 

Camat Jeumpa, Rusli, S.Sos mengatakan, perbaikan jalan ini bertujuan utama untuk memudahkan mobilitas warga Alue Limèng dan Salah Sirong menuju ibu kota kecamatan, terutama untuk keperluan berobat ke Puskesmas serta mengangkut hasil bumi.

"Dari arah Cot Meugo menuju Jeumpa sebagian jalan sudah teraspal hotmix, namun terdapat sekitar 1,8 kilometer yang rusak dan ikut dilakukan perbaikan," ujar Rusli.

Ia menambahkan, memasuki ruas jalan menuju Alue Limèng dan Salah Sirong, sebagian badan jalan mengalami amblas, bahkan terputus akibat banjir bandang sebelumnya, sehingga membutuhkan terobosan jalur baru.

"Sebagian besar sarana jalan ke dua gampông tersebut memang membutuhkan terobosan, karena banyak badan jalan yang patah dan hilang dihantam banjir," jelasnya.

Menurut Rusli, perbaikan jalan ini merupakan aspirasi masyarakat dari tiga gampông yang telah lama diusulkan, baik melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) maupun pengajuan proposal kepada pemerintah daerah.

"Alhamdulillah, kini sarana jalan menuju Alue Limèng dan Salah Sirong sudah bisa dilintasi masyarakat setelah dilakukan terobosan langsung oleh Bupati Bireuen," pungkas Rusli. (Joniful Bahri)