KabarViral79.Com – Pelaku mutilasi Vera Oktavia, kasir Indomaret di Penginapan Mulya, Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, hingga saat ini masih belum ditangkap.
Seperti dilansir dari Tribunkaltim.co, dugaan pelaku mengarah kepada DP, pacar Vera Oktavia. DP dikatakan orangtuanya merupakan anggota TNI yang saat ini sedang berada di Lahat.
Dari penelusuran di akun facebook DP, banyak foto-foto dibagikan saat mengenakan seragam TNI.
Informasi yang dihimpun, DP merupakan siswa Dikjur Tamtama Infanteri Ridam II/SWJ.
DP dikabarkan sudah satu minggu disersi (meninggalkan tempat) dari Dodiklatpur Rindam II/Swj Baturaja.
Informasi terakhir, oknum siswa asal Kota Palembang yang sedang mengikuti Pendidikan di Rindam II/Swj yang berkedudukan di Muara Enim ini, meninggalkan Dodiklatpur pada malam hari sekitar seminggu lalu.
Bahkan atasan sudah melakukan pencarian keberadaan DP.
Terkait pihak keluarga korban yang menyebutkan bila DP merupakan anggota TNI yang baru selesai pendidikan, Tribunsumsel.com mencoba untuk mengkonfirmasi kepada Pendam II Sriwijaya.
Kapendam II Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan yang coba dikonfirmasi wartawan melalui telepon selularnya, tidak mengangkat telepon.
Kemudian awak media berusaha mengirim pesan WhatsApp kepada Kapendam.
Namun, Kapendam II Sriwijaya hanya menjawab singkat.
"Masih penyelidikan Mas," jawab Kapendam II melalui pesan WhatsApp, Sabtu, 11 Mei 2019.
Diduga Hendak Dibakar
Fakta baru dari hasil penyidikan polisi, Vera Oktaria tidak hanya dibunuh, tetapi juga hendak dibakar oleh pelaku.
Hal ini berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan barang bukti minyak tanah, obat nyamuk dan korek di dalam kamar.
"Diduga, pelaku mau membakar kamar dengan membuat timer menggunakan korek api, minyak tanah dan obat nyamuk," ujar Direktur Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Yustan Alviani kepada wartawan di RS Bhayangkara Palembang, Jumat, 10 Mei 2019.
Pentol korek ditempelkan di obat nyamuk yang diduga sebagai timer atau pengatur waktu.
Sehingga, ketika kamar sudah ditinggal, api yang menjalar di obat nyamuk dengan sendirinya membakar pentol korek, lalu menyulut api di tempat tidur.
Api akan cepat besar membakar kamar karena ada minyak tanah di dalam kamar. Dengan terbakarnya kamar, pelaku berharap jejak mereka akan hilang.
"Tetapi ternyata, obat nyamuknya padam sehingga skenario menyulut api di pentol korek api gagal," kata Yustan.
Seperti diberitakan, Vera Oktaria ditemukan tewas dalam kondisi dimutilasi di kamar Penginapan Sahabat Mulya di Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Sedangkan pelaku saat masih dalam penyelidikan, namun dugaan kuat sementara, pelaku pembunuhan kejam ini ialah kekasih Vera Oktaria.
Sebelum ditemukan tewas di kamar 06 Penginapan Sahabat Mulya, Sungai Lilin, Vera Oktari check ini bersama dua pria, Selasa, 07 Mei 2019.
Hingga Rabu, dua pria tersebut maswih kelihatan, namun pada Kamis hari, keduanya sudah menghilang.
Jasad Vera ditemukan Jumat pagi oleh polisi yang ditelepon pengelola penginapan karena ada bau busuk di dalam kamar tersebut.
Saat ditemukan, Vera ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Tubuhnya sudah membengkak dan tangannya terpisah dari badan.
Jasaed Vera ditutup menggunakan selimut, namun ada juga info yang beredar di media sosial bahwa jasad itu berada di dalam koper.
"Sementara, dugaan awal kekasihnya. Dari informasi yang didapat dia masuk bersama seorang laki-laki dugaan kuat pacarnya di penginapan tersebut. Tapi kita masih selidiki dan cari betul infomasi yang akurat," kata Kombes Pol Supriadi, Humas Polda Sumsel kepada wartawan, Sabtu, 11 Mei 2019.
Kombes Pol Supriadi mengatakan, saat ini Jatanras Polda Sumsel sudah saling berkoordinasi dengan Polres Musi Banyuasin (Muba) untuk melakukan penyelidikan.
"Kita juga memperoleh data-data info dari Polres Muba. Kita juga sudah koordinasi terkait data yang didapat dari hotel tempat mereka menginap. Selanjutnya kita sudah menurukan jatarnas polda dan bekerja sama dengan Polres Muba untuk melakukan penyelidikan," ungkapnya.
Kesedihan Keluarga
Suhartini (50), ibu kandung dari almarhum Vera Oktaria sempat tak ingin percaya bahwa mayat yang dimutilasi itu adalah anak gadisnya.
Ia yakin setelah ia melihat langsung kondisi fiisik mayat dan ada ciri-ciri fisik pada mayat tersebut yang menegaskan bahwa itu Vera.
Terutama anting-anting dan bekas luka di tangan.
Raut kesedihan terlihat jelas di wajahnya Tini, panggilan akrab ibu kandung almarhumah Vera.
Matanya sembab dan air mata masih menetes di pipinya, seakan mengungkapkan betapa dalam kesedihan yang dirasakan ibu empat orang anak ini.
Bahkan Tini tidak sanggup mengantar jenazah Vera ke tempat peristirahatannya yang terakhir di tempat pemakaman umum (TPU) Naga Swidak Plaju kota Palembang.
Warga Jalan Tangga Takat Lorong Indah Karya Plaju Kota Palembang ini hanya terduduk lemah di rumahnya dengan ditemani pihak keluarga, kerabat dan tetangga yang terus bergantian menghiburnya.
"Biarlah di sini saja," ujar Tini dengan suara lesu saat ditanya pihak keluarga apakah akan ikut ke pemakaman, Sabtu, 11 Mei 2019.
Kepada wartawan Tini mengungkapkan saat pertama kali mengetahui kabar penemuan mayat yang diduga Vera, dia mengaku sempat tidak percaya.
"Saya harapnya itu bukan Vera. Saya maunya dia masih hidup, sehat dan bisa kembali ke rumah dalam keadaan selamat," ujar Tini dengan berurai air mata.
Namun nasib berkata lain, berdasarkan beberapa ciri-ciri yang ditemukan di tubuh jenazah. Semua itu menguatkan kenyataan bahwa jenazah tersebut adalah Vera.
"Tapi waktu saya ke rumah sakit, saya lihat anting-anting, ikat rambut sama ada luka di jarinya, sama seperti punya Vera. Jadi, ya, sudah itu memang dia," ujarnya.
Pantauan awak media di rumah duka terlihat sanak keluarga, tetangga dan rekan-rekan yang juga ikut larut dalam suasana kesedihan.
Teman kerja korban bernama Arina yang merupakan kepala gerai Indomaret menceritakan, korban Vera Oktaria baru satu minggu bekerja.
Saat terakhir bertemu dengannya, Vera pamit hendak pulang dan hanya bilang, "Pulang, Bu."
"Kebetulan saat terakhir ketemu, saya shift sore, sedangkan Vera shift pagi jadi kami sempat ketemu, dia juga biasanya kalau pulang kerja naik motor sendiri," ujar Arina.
Arina juga menjelaskan bahwa ibu korban sempat datang malam hari menanyakan keberadaan Vera, sampai esok harinya pun ia tidak masuk lagi.
"Kami tidak menyangka bahwa korban itu Vera. Kami sendiri dapat info dari media sosial dan pesan WhatsApp berantai," ujar Arina.
Kronologi Penemuan
Korban tanpa identitas itu ditemukan dengan kondisi tubuh termutilasi di kamar Penginapan Sahabat Mulia Nomor 06 di Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penemuan mayat perempuan tersebut berawal dari kecurigaan seorang pengurus penginapan yakni Nurdin bin Arsan.
Nurdin pada Kamis, 09 Mei 2019, sekitar pukul 13.00 WIB sedang membersihkan dengan menyapu lantai penginapan.
Pada saat itu sesekali tercium aroma bau menyengat yang sumbernya dari kamar 06.
Nurdin yang merasa curiga langsung mengetuk pintu kamar dan mencoba untuk membuka pintu tersebut tapi tidak ada respon dari penghuni kamar.
Karena dikira tidak terjadi apa-apa Nuridin langsung menghubungi orangtuanya untuk menanyakan keberadaan tamu tersebut yang tidak kembali setelah membawa kunci tersebut.
"Saya curiga waktu saya bersihkan lantai mencium bau busuk. Besoknya (Jumat), bau busuk itu semakin kuat, langsung saya hubungi Polsek Sungai Lilin," ujarnya.
"Setelah polisi datang, kamar tersebut dibuka. Ditemukan sesosok wanita di atas ranjang dalam keadaan tanpa busana dengan kondisi tangan terpotong. Mayatnya sudah membengkak, ditutupi dengan selimut," kata Nurdin.
Saat itu belum ada identitas apapun yang bisa menjadi pedoman.
Tamu yang memesan kamar 06 tersebut tercatat atas nama Doni tanpa dilengkapi KTP, beralamatkan Karang Agung.
"Tamu itu datang ke penginapan 2 orang laki-laki dan satu perempuan, Selasa, 07 Mei 2019, sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka membawa 1 koper warna hitam," ungkapnya.
Pada hari Rabu 09 Mei 2019, sekitar pukul 09.00 WIB, tamu laki-laki terlihat keluar sambil menelepon bertanya tentang masalah harga sewa speed.
“Pada sore harinya, pukul 17.00 WIB terlihat oleh ibu saya, Murniati, bahwa laki-laki tersebut kembali ke penginapan dengan membawa masuk kembali 1 koper lagi dari luar,” katanya.
"Laki-laki itu tidak kelihatan lagi pada Kamis," pungkasnya.
(*)