![]() |
Dua petani harus berjibaku saat melintasi jalan di Ranto Payang, Juli, Bireuen, yang tembus ke Peusangan Selatan, Senin, 08 Juni 2020. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Jembatan rangka baja yang menghubungkan dua desa, Krueng Simpo dan Ranto Payang, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, mengawali perjalanan ke arah pertenakan milik pemerintah setempat.
Air sungai Krueng Simpo mengalir deras, memberikan nuansa nan indah, sejuk dan damai, dan ikut diiringi nyanyian burung pagi menjelang siang.
Di ujung jembatan memasuki Ranto Panyang, sejumlah warga terlihat duduk di beberapa kios, seraya menunggu deru sepeda motor petani lainnya untuk melintas, dan mereka ikut menawarkan diri menumpang, agar bisa pulang ke kawasan dusun Raja Intan.
Untuk menembus jalan ke pertenakan milik Pemerintah Kabupaten Bireuen kawasan Dusun Pante Raja Intan, Ranto Panyang, Juli Bireuen, awalnya terlihat sarana jalan sedikit mulus dengan jalur pendakian diantara rimbunnya kebun-kebun milik petani di kawasan itu.
Desa Ranto Paynag, memliki 176 Kepala Keluarga dan terbagi tiga dusun, yakni Dusun Panton Raja, Pante Ue Gadeng serta Dusun Pante Raja Intan dengan hamparan perbukitan yang subur. Tak sedikit wilayah ini ditanami kominti unggulan seperti pisang, pinang, coklat serta sawit.
Menelusuri jalan ke Pertenakan milik Pemkab Bireuen atau sekitar 1 kilomter dari pusat kantor Pemerintahan Gampong Ranto Payang, jalannya mulai terlihat tak bersahabat, apalagi bila menggunakan mobil pribadi.
Beruntung Keuchik Ranto Payang, Zahri percaya dan meminjamkan dua unit sepeda motor warga, agar kami bisa menembus hingga melewati kompleks pertanakan itu. Tapi sayang, jalannya tetap tak berubah seperti rute usai dilakukan trail aventure yang sering dipentaskan di Bireuen.
“Beruntung kemarin ini tidak hujan, kalau hujan maka untuk melewati jalan ini akan sedikit kepayahan, apalagi saat turun ke Krueng Simpo,” ujar Tgk Rusli, seorang petani di kawasan itu yang baru saja pulang dari kebunnya, Senin, 08 Juni 2020.
Sejatinya, tambah Tgk Rusli, jalan ini sudah pantas dilakukan pengaspalan, karena ini merupakan jalan Kecamatan yang tebus ke Peusangan Selatan.
“Kerusakan jalan tidak hanya kali ini saja, tapi sudah bertahun-tahun, kendati jalan ini sering dilantasi petugas Peternakan Bireuen saat ke lokasi peternakan milik mereka,” terangnya.
Berutung, tambahnya, jalan ini sedikit terbantu warga atau petani. Bila ruas jalannya rusak parah seperti kubangan kerbau, maka sejumlah pemilik kebun sawit ikut menimbun jalannya, sehingga bisa dilintasi warga.
Beranjak dari itu, sarana jalan yang membelah kebun warga yang subur itu terlihat sangat menjanjikan. Dimana warga membawa pulang puluhan dadan pisang, pinang dari kebunnya dengan mengunakan sepeda motor. Tapi mereka tetap harus berjibaku melintasi jalan yang rusak parah.
Ada sejumlah titik, kondisi jalan yang menghubungkan dari Ranto Panyang, Kecamatan Juli ke desa Blang Mane, Peusangan Selatan sepertinya dibiarkan rusak tanpa adanya perhatian.
Bahkan asumsi masyarakat, bila jalan ke peternakan ini bagus, maka dengan sendiri aktivitas serta kondisi hewan ternak dipeternakan serta kondisi arealnya akan diketahui warga.
“Kalau dulu, warga Peusangan Selatan sering melintas jalan ini, sebab masih bisa dilintasi. Tapi sekarang sudah jarang, sebab sering rusak,” sebut M Saleh, warga lainnya.
Keuchik Ranto Payang, Zahri mengaku selama ini warga desanya sangat mengantungkan kehidupannya dari berkebun, terutama kawasan arah selatan peternakan milik Pemerintah Bireuen, areal di kawasan itu datar dan begitu subur.
Namun sayangnya, sarana jalan ini belum tersentuh perbaikan serta pengaspalan. Bahkan ketika hujan lebat, warga yang bercocok tanam ke arah itu tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa melintas.
“Dulu mendiang almarhum bapak Bupati Saifannur sering ke sini, bahkan tiga bulan sekali sudah ke tempat Peternakan. Beliau sempat menjanjikan akan memperbaiki dan melakukan pengaspalan jalan ini hingga tembus ke Peusangan Selatan,” ungkapnya.
Namun hingga saat ini, yang menghubungkan ke wilayah Kecamatan Peusangan Selatan ini hingga kini masih sulit dilintasi warga maupun petani yang bercocok tanah di kawasan itu.
Beranjak dari persoalan itu, akankah dinas terkait akan terus membiarkan sarana jalan tersebut rusak. Sementara di kawasan itu terdapat lahan peternakan milik Pemkab Bireuen yang terlihat tidak terurus dengan baik.
Tentu warga ingin melihat, bagaimana gebrakan dibawah pimpinan Plt Bupati Bireuen, Muzakkar A. Gani terkait sarana jalan yang rusak ke Peternakan milik Pemkab Bireuen sendiri. (Joniful)