SERANG, KabarViral79.Com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat Banten (Gempur), dan HAMAS, SWOT, LMND, HMI MPO, IMAWA, MAPING, HMTL dan FMI melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Banten, Minggu, 04 Oktober 2020.
Aksi demo dalam rangka memperingati 20 tahun Provinsi Banten tersebut berakhir ricuh.
Dalam aksi yang melibatkan puluhan mahasiswa itu, pihak Kepolisian dianggap bertindak anarkis saat mengamankan jalannya aksi massa yang ingin bertemu dengan Gubernur Banten dan Wakil Gubernur Banten.
Dalam aksi tersebut, sempat terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat keamanan.
Bentrokan berujung pada penyeretan salah satu peserta aksi, Diebaj. Beruntungnya, saat sedang diseret oleh salah satu oknum Polisi, massa aksi lain menyelamatkan.
"Kami hanya bertahan di barisan sembari menunggu Gubernur Banten ataupun perwakilan Pemprov Banten menemui kami, tapi Polisi malah mengatakan kami memprovokasi dengan memukul dan mengatakan kata-kata kasar," ungkapnya.
Diebaj mengaku, Ia yang ditendang terlebih dahulu oleh Polisi Berinisial B, dan pada saat Ia ingin menyelamatkan rekannya yang sedang ditarik dan dipukul oleh Polisi, justru malah dia ditarik dan diseret oleh Polisi.
"Tidak hanya itu, saya juga diinjak-injak. Saya menyayangkan hal tersebut," ucap Ketua HMI MPO Cabang Serang ini.
Ia menyayangkan sikap anarkis aparat Kepolisian yang ditugaskan untuk mengamankan jalannya aksi.
Diebaj memandang bahwa saat itu pihak Kepolisian bukan mengamankan, akan tetapi memprovokasi massa aksi.
"Seharusnya Polisi mengamankan aksi bukan malah memprovokasi apalagi bertindak represif," tandasnya. (Weli)