![]() |
Dandim 0603/Lebak, Letkol Inf Nur Wahyudi. |
LEBAK, KabarViral79.Com – Komandan Kodim (Dandim) 0603/Lebak, Letkol Inf Nur Wahyudi menyebut, prajurit TNI akan berada digarda paling depan seandainya ada oknum atau kelompok-kelompok yang ingin mencoba memecah belah persatuan bangsa, khususnya di Kabupaten Lebak.
Pihaknya juga telah memanggil Babinsa dan Danramil yang ada di Kodim 0603 Lebak.
“Ada 25 orang Babinsa beserta Danramil yang ada di Kodim 0603, kita kumpulkan. Mereka diberikan arahan agar nantinya melakukan pemahaman di masing-masing tempat binaanya,” kata Letkol Infanteri Nur Wahyudi kepada awak media, Rabu, 18 November 2020.
Baca juga: Meski Pandemi, Wawasan Bela Negara dan Pelatihan Disiplin Siswa Harus Dijaga
Menurut Dandim, paham radikalisme dan komunisme di Lebak tidak boleh muncul dan harus dicegah. Seluruh prajurit adalah alat utama dan harus selalu siap ketika dibutuhkan oleh negara.
Nur Wahyudi menyebut, pernyatan yang Ia katakan itu sudah sesuai dengan pesan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Jakarta pada Minggu, 15 November 2020.
Sampai saat ini, kata Nur Wahyudi, toleransi antara agama yang ada di Lebak cukup baik.
Ia mengakui, dalam melakukan pencegahan munculnya paham radikalisme tak bisa berjalan sendiri, berbagai elemen harus terlibat seperti stakeholder dan Kepolisian.
Menurut mantan pasukan elit (Kopassus) di TNI tersebut, pihaknya selalu melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat dan tokoh-tokoh agama yang ada di Lebak.
“Seperti diketahui, masyarakat Lebak sangat agamis, kita harus mencoba berkomunikasi dengan mereka,” pungkasnya.
Dandim menjelaskan, saat ini pihaknya telah melakukan upaya-upaya pencegahan menangkal paham radikalisme muncul di Lebak, salah satunya lewat program inovasi safari shubuh.
“Seminggu sekali atau dua kali, kita selalu shallat berjama'ah di sejumlah masjid di Lebak. Untuk titik-titiknya safari subuh ini, kita lakukan di tiap-tiap koramil yang ada Masjid. Setelah shalat, kita berikan edukasi dan pemahaman bahayanya radikalisme dan komunisme,” jelas Dandim.
Baca juga: Kodim Ponorogo Apel Gelar Pasukan dan Perlengkapan Penanggulangan Bencana Hydrometeorogi
Dandim berharap agar masyarakat tak mudah terprovokasi dengan munculnya isu-isu yang bisa memecah belah bangsa, sehingga tak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dandim menyebut, kegiatan yang dia lakukan penting karena bagian dari komunikasi untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
“Selain beribadah, kita juga bisa mendekatkan diri, menitipkan diri kepada masyarakat. Filosofisnya, kita harus seperti matahari yang selalu konsisten menerangi bumi,” tutur Letkol Nur Wahyudi. (*)