![]() |
Pedagang menjajakan kolang kaling di kawasan Jalan Pengadilan Lama, Bireuen, Aceh. Belakangan permintaan kolang kaling meningkat tajam, Rabu, 05 Mei 2021. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Selama bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah, permintaan kolang kaling di pusat Kota Bireuen tetap masih tinggi, terutama bagi pedagang es buah.
Belakangan ada dua jenis kolang kaling yang dijual oleh pedagang, salah satunya adalah kolang kaling lokal yang bentuknya kecil. Sedangkan yang satunya lagi kolang kaling asal Medan, Sumatera Utara (Sumut), yang bentuknya sedikit besar dan lonjong.
“Selama bulan Ramadan ini, permintaan buah dari aren ini memang jauh berbeda dari hari hari biasanya, terutama untuk menu berbuka,” kata Kartini seorang pedagang kolang kaling, Rabu, 05 Mei 2021.
Menurut Kartini, harga kolang kaling asal Medan dijual Rp 18 ribu. Sedangkan kolang kaling lokal Rp 20 ribu per kilonya.
Diakui Kartini, kalau kolang kaling dari Sumut itu didatangkan dari Padang Sidenpuan. Sementara kalau kolang kaling lokal, kususnya dari Bireuen itu kebanyakan dibeli dari Krueng Simpo, Juli, Cot Iboeh Jeumpa dan pedalaman Peudada dan Peusangan.
Hal senada juga diakui oleh Jafaruddin, pedagang kolang kaling lainnya. Menurutnya, selama ini memang permintaannya meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasanya, tak kecuali para pedagang es buah.
“Kalau kolang kaling asal Medan memang sangat disukai oleh Ibu-ibu. Karena bisa digunakan untuk manisan. Sedangan kolang kaling lokal buahnya kecil-kecil, tetap masih lebih enak untuk makanan khusus dikolak,” ujarnya.
Belakangan buah kolang-kaling tersebut digunakan untuk campuran minuman berbuka dan juga untuk bahan membuat kue. Selain itu, kolang-kaling juga bisa untuk es campur, es buah serta es cingcau. (Joniful)