 |
| Ribuan Perangkat Desa demo geruduk Gedung DPR RI. |
JAKARTA, KabarViral79.Com – Ribuan Perangkat Desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) menggelar demonstrasi di kawasan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Januari 2023.
Mereka berjalan kaki menuju kawasan Gedung DPR/MPR mengenakan baju dan atribut sama, yakni baju dinas berwarna coklat.
Mereka juga membawa sejumlah tuntutan dalam demonstrasi tersebut. Satu mobil komando juga terparkir di depan gerbang DPR.
Perwakilan dari berbagai daerah juga bergantian menyampaikan orasinya. Atribut aksi seperti bendera, spanduk, dan poster terlihat pada seruan aksi tersebut.
Salah satu banner yang dibawa massa aksi bertulisan "Tuntut Kejelasan Status Perangkat Desa dan Perbaikan Kesejahteraan Perangkat Desa."
Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha Desa Bedingin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), Kacung Saputro kepada wartawan mengatakan, dalam aksi tersebut mereka menyampaikan lima tuntutan.
Pertama, massa perangkat desa menuntut kejelasan status PPPK atau ASN. Kedua, massa menolak keras masa jabatan Perangkat Desa disamakan dengan Kepala Desa (Kades), yakni sembilan tahun, sebagaimana usulan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) dalam revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Massa aksi juga menuntut gaji 13 atau 14 layaknya PNS, menuntut tunjangan anak-istri, dan menuntut tunjangan purnatugas.
“Harapannya supaya dikabulkan tuntutan kami. Saya jauh dari Blora, pelosok desa,” ujar Kacung.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin mengatakan, jalan di sekitar Gedung DPR ditutup seiring dengan adanya aksi demonstrasi yang digelar oleh PPDI.
“Iya, hari ini ada demonstrasi dari PPDI di DPR/MPR. Kemudian kalau ojol (Ojek online) itu di DPRD DKI,” ujar Komarudin.
Adapun dalam surat pemberitahuan ke Kepolisian, estimasi massa PPDI yang akan hadir ke depan gedung DPR/MPR mencapai 100 ribu orang.
“Dalam pemberitahuan itu rencananya dimulai jam 08.00 WIB. Saat ini massa masih berdatangan, sudah ada kurang lebih 5.000,” kata Komarudin. (*/red)