-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Tiga Tokoh Jadi Pemateri pada Seminar Kewirausahaan Mandiri yang Digelar Disporapar Bireuen

By On Minggu, Mei 19, 2024

Sekda Bireuen, Ir Ibrahim Ahmad M.Si saat memaparkan kiat pada Seminar Kewirausahaan Mandiri yang digelar Bidang Kepemudaan, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata  Bireuen, di Aula  UNIKI Bireuen, Sabtu, 18 Mei 2024. 

BIREUEN, KabarViral79.Com – Tiga Tokoh berkompeten di bidangnya menjadi narasumber pada Seminar Kewirausahaan Mandiri yang digelar Bidang Kepemudaan, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bireuen, di Aula Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Sabtu, 18 Mei 2024.

Seminar Kewirausahaan Mandiri itu diikuti puluhan pemuda dari unsur kepemudaan di Kabupaten Bireuen.

Ketiga Tokoh tersebut, Sekda Bireuen Ir Ibrahim Ahmad M.Si, Ketua Pembina Yayasan UNIKI Bireuen Dr. H. Amiruddin Idris SE, M.Si, dan Dirut PT Takabeya Perkasa Group H. Mukhlis, SH, ST.

Dalam paparannya, Ir Ibrahim Ahmad M.Si menitikberatkan peran pemuda yang enterprenership dan berkarakter di era melinial. Menurutnya, apabila berharap sukses, tentunya harus diberangi kemauan keras, disamping persiapan belajar.

“Untuk memperoleh kesuksesan, maka harus mampu bekerja sama, ikut menghargai bawahan, itu beranjak dari perjalanan dan pengalaman saya saat meniti karir sebagai PNS,” katanya.

Contoh lain, sambungnya, untuk membuka warung atau cafee butuh kerja sama, pergaulan. Tanpa dukungan itu maka warung tidak akan maju.

“Terlepas dari semua itu, kesuksesan itu harus berbuat jujur, tanpa kejujuran maka apa yang kita lakukan atau kita usakan sia-sia, disamping bersyukur. Bila telah berusaha, namun masih gagal, tetap tawakal dan terus berusaha,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan UNIKI Bireuen, Dr. H. Amiruddin Idris SE, M.Si dalam paparan materinya tentang dunia pendidikan seperti yang dilakoni selama ini hingga ia bisa meniti karir hingga menjadi anggota legislatif.

Direktur PT Takabeya Perkasa Group, H. Mukhlis, SH, ST memaparkan liku-liku perjalanan hidupnya hingga tercapai sukses, pada Seminar Kewirausahaan Mandiri, yang digelar Bidang Kepemudaan, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata  Bireuen, di Aula UNIKI Bireuen, Sabtu, 18 Mei 2024. 

Menurut Anggota DPRA itu, Wirausaha ada kaitan dengan teknologi, diberangi pendidikan, tentunya berbeda dengan yang tidak berpendidikan.

“Beranjak dari pengalaman dan perjalanan hingga seperti sekarang ini, awalnya saya pernah anggap tak mungkin, ketika saya membangun perguruan tinggi di Peusangan,” katanya.

Hal itu tidak mungkin terwujud, dan tak sedikit yang menyebutkan, kalau keinginan itu akan melahirkan pengangguran.

“Namun yang perlu kita pamahmi atau kita garisbawahi dan saya tanyakan kembali, apabila tak sekolah, apa sudah ada jaminan untuk dapat pekerjaan,” tuturnya.

Belakangan hampir semua kalangan remaja di Bireuen bercita-cita dan bermimpi untuk menjadi PNS, dan sangat jarang anak muda sekarang yang menjadi  enterpreneur, dan pemirkiran ini perlu diubah.

“Kita harus mampu menanamkan semangat kewirausahaan, lalu pendidikan itu akan bermanfaat di masa mendatang,” tutupnya.

Tak hanya Amirudin Idris, Direktur PT Takabeya Perkasa Group, H. Mukhlis, SH, ST ikut memaparkan, liku-liku perjalanan hidupnya hingga tercapai sukses.

Untuk tercapai sebuah kesuksesan, maka butuh kerja keras, disamping adanya kemauan besar untuk tetap berhasil.

Menyikapi terhadap peran pemuda, sejatinya perlu adanya kemauan besar untuk berkembang dan maju. Kemajuan suatu daerah sangat berkaitan dengan peran pemuda.

“Begitu juga dengan apa yang saya lakukan, sepertinya halnya kehadiran PT Takabeya Perkasa Group yang didirikan tahun 2.000 itu kini telah memilikii 12 anak perusahaan, tentunya butuh upaya keras sehingga perusahaan itu bisa berkembang,” tuturnya.

“Saat ini banyak yang ikut menilai kalau Bireuen itu negatif, penyebab utama menyangkut narkoba. Sementara Bireuen dinobatkan sebagai kota santri,” sebut H Mulis yang juga Ketua Umum KONI Bireuen itu.

Tentu, sambung Muklis, ikut prihatin dengan kondisi itu. Artinya masa depan anak muda di Bireuen semakin suram, apabila kita tak mampu mengubah kondisi itu.

“Sejatinya pemuda Bireuen mau mengemas diri, mampu bangkit dari kondisi yang terpuruk, mandiri untuk memajukan daerah kita sendiri yang ikut bermanfaat bagi orang lain,” tutup Ketua DKA Bireuen ini. (Joniful Bahri)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »