![]() |
| Ruas jalan Bireuen-Takengon di KM 17 Juli Bireuen mengalami kerusakan berat. Sejauh ini akses jalan ke arah Bener Meriah dan Takengon lumpuh total. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bener Meriah dan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, sejak Selasa malam, 25 November 2025, menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, khususnya ruas jalan dan jembatan penghubung antara Bireuen–Takengon. Hingga Sabtu, 29 November 2025, kondisi semakin memburuk.
Bencana alam yang dipicu cuaca ekstrem tersebut membuat akses utama dari berbagai arah lumpuh total. Material longsor menutup badan jalan, sementara beberapa jembatan strategis dilaporkan putus.
Personel Kepolisian diterjunkan ke seluruh titik rawan untuk membantu evakuasi warga, pengaturan arus lalu lintas, hingga membuka akses yang tertimbun bersama BPBD, TNI, dan instansi terkait.
Di tempat terpisah, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H mengatakan, seluruh jajaran Polres dan Polsek berada dalam status siaga penuh.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, BPBD, TNI, serta instansi terkait untuk mempercepat penanganan di lapangan," ujarnya.
Kerusakan Parah pada Jalan dan Jembatan
Dampak paling dirasakan terjadi di jalur Bireuen–Takengon. Dari arah Bireuen dilaporkan jembatan Rangka Baja Teupi Mane, Kecamatan Juli, Bireuen, putus total.
Selian itu, jembatan rangka baja di kawasan Enang-Enang Bener Meriah dan jembatan Tangga Besi juga mengalami kerusakan parah sehingga tidak dapat dilalui kendaraan dari dua arah.
Kondisi ini membuat Aceh Tengah praktis terisolasi dari jalur utama Takengon–Bireuen, Takengon–Gayo Lues, dan Takengon–Nagan Raya. Beberapa kecamatan hingga kini masih terputus akses menuju pusat kota.
![]() |
| Jembatan Tangga besi, yang menghubungkan jalan Bener Meriah dan Takengon Aceh Tengah ikut putus dan tak bisa dilintasi. |
Korban dan Kerusakan Meluas
Data sementara pada Kamis, 27 November 2025, mencatat 14 orang meninggal dunia, ratusan rumah rusak maupun tertimbun, puluhan jembatan putus, serta ratusan titik jalan tak bisa dilewati.
Kerusakan juga menimpa fasilitas umum seperti sekolah, sarana air bersih, drainase, serta area pertanian.
Sebanyak 3.213 warga telah mengungsi ke masjid, meunasah, sekolah, hingga gedung serbaguna.
Kecamatan Bintang menjadi wilayah paling parah dengan lebih dari 2.000 KK tercatat meninggalkan rumah.
Adapun 14 kecamatan terdampak meliputi: Bebesen, Bies, Bintang, Celala, Kebayakan, Ketol, Kute Panang, Linge, Lut Tawar, Pegasing, Silih Nara, Rusip Antara, dan Atu Lintang.
Stok Sembako Menipis, BBM Habis, Listrik Padam
Isolasi jalur utama berdampak serius pada kebutuhan harian masyarakat. Di sejumlah titik, stok sembako dilaporkan menipis, SPBU mulai kehabisan BBM, dan listrik PLN padam di seluruh Aceh Tengah. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan krisis bantuan bila akses tak segera terbuka.
Pemerintah daerah dan aparat gabungan kini fokus pada pembukaan jalur darurat dan penyaluran logistik bagi warga terdampak. (Joniful Bahri)

