![]() |
| Ratusan warga harus mengantri di depan SPBU untuk mendapat BBM, namun BBM hanya dapat diperoleh sebagian warga. |
BIREUEN, KabarViral79.Com — Kondisi pasca bencana banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen dalam sepekan terakhir mulai berdampak pada kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram.
Warga di berbagai Gampong mengeluhkan sulitnya mendapatkan kebutuhan energi tersebut, sementara sebagian pedagang menjualnya secara eceran dengan harga tinggi.
Sejumlah warga mengaku terpaksa membeli BBM eceran karena pasokan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terbatas akibat akses jalan yang masih terganggu. Harga eceran disebut mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga normal.
“Biasanya kami beli Pertalite di SPBU, tapi sekarang hampir selalu kosong. Di pengecer harganya sampai Rp 20 ribu lebih per liter,” ujar Basyir Abdullah warga Kecamatan Jeumpa, Senin, 01 Desember 2025.
Kelangkaan juga terjadi pada gas elpiji 3 kg. Tabung subsidi tersebut sulit ditemukan di pangkalan resmi, sehingga sebagian masyarakat harus membelinya dari eceran dengan harga yang melambung. Di beberapa lokasi, harga per tabung bahkan mencapai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.
![]() |
| Ratusan warga harus mengantri di depan SPBU untuk mendapat BBM, namun BBM hanya dapat diperoleh sebagian warga. |
"Seharusnya pengambil kebijakan di daerah dapat berusaha menyuplai gas elpiji melalui jalur laut dengan memanfaatkan boat, karena ini kebutuhan masyarakat kecil. Tapi kondisi tidak terpikirkan oleh pejabat atau instansi terkait," sebut Radiah, warga Kota Bireuen.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi situasi ini. Mereka meminta pengawasan distribusi dan penyaluran BBM serta elpiji diperketat agar tidak dimanfaatkan oleh oknum yang mencari keuntungan di tengah kesulitan.
Pihak pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Bireuen menyampaikan bahwa koordinasi dengan Pertamina dan distributor elpiji sedang dilakukan untuk menstabilkan pasokan. Upaya percepatan pembukaan akses jalan dan mobilisasi logistik juga terus dilakukan untuk memastikan distribusi kembali normal.
Banjir bandang yang terjadi sejak akhir November lalu telah menyebabkan puluhan gampong terdampak, menghambat jalur transportasi, serta memutus pasokan logistik ke sejumlah wilayah.
Pemerintah terus mendata kebutuhan warga dan menyalurkan bantuan darurat di lokasi-lokasi terdampak. (Joniful Bahri)

