-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Petani di Desa Mekarsari Disibukan Menunggu Tanaman Padi Akibat Serangan Hama Burung Pipit, Pihaknya Berharap Ada Solusi dari Pemerintah

By On Rabu, Desember 03, 2025

 


LEBAK, KabarViral79.Com – Para petani di Desa Mekarsari, Kecamatan Cihara, Kabupaten Banten, kini tengah menghadapi tantangan serius yang mengancam hasil panen mereka, serangan masif hama burung pipit, Rabu 3 Desember 2025.

Serangan ini terjadi saat tanaman padi memasuki fase berbuah, periode krusial penentu keberhasilan panen. Menurut laporan dari petani setempat, burung pipit menyerbu lahan persawahan setiap pagi, mematuk dan memakan bulir-bulir padi.

Salah satu petani, Duriah, menyampaikan keluhannya. “Setiap hari kami harus meluangkan waktu ekstra, mulai dari matahari terbit, untuk menunggu dan mengusir burung-burung ini. Kalau tidak dijaga, dalam waktu sebentar saja, kerugian yang kami derita bisa sangat besar,” ujarnya.

Aktivitas ini bukan hanya menguras tenaga, tetapi juga menyita waktu produktif petani yang seharusnya bisa digunakan untuk mengurus hal lain di sawah atau keluarga.

Para petani Mekarsari kini menggunakan berbagai cara tradisional, mulai dari memasang jaring, membuat orang-orangan sawah, hingga memukul kaleng dan bambu untuk mencoba meminimalisir kerusakan.

Serangan hama ini diperkirakan dapat menurunkan hasil panen hingga 20 persen dari potensi normal jika tidak segera dikendalikan. Penurunan hasil panen ini tentu akan berdampak langsung pada pendapatan petani dan stabilitas ekonomi masyarakat desa.

“Kami sangat berharap ada solusi atau bantuan dari pemerintah daerah, khususnya dari Dinas Pertanian, untuk mengatasi masalah hama burung pipit ini,” kata Mamat, petani warga Desa Mekarsari saat menunggu padinya.

Lebih lanjut ia mengatakan, para petani khususnya petani di Desa Mekarsari, metode pengendalian hama saat di musim tanam seperti saat ini sangat dibutuhkan dari dinas terkait.

“Kami membutuhkan metode pengendalian hama yang lebih efektif dan berkelanjutan, bukan hanya mengandalkan jaga manual setiap pagi,” pungkas Mamat.

(Cup)

Pemuda Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Mendapatkan Penghargaan di Hari Jadi Kabupaten Lebak Ke-197

By On Rabu, Desember 03, 2025

 


Lebak, KabarViral79.Com – Suasana meriah menyelimuti acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Lebak ke-197 yang digelar di Pendopo Kabupaten Lebak. Kegiatan ini dihadiri tokoh, akademisi, dan masyarakat se-Kabupaten Lebak. Pada momentum tersebut, Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan penghargaan kepada pemuda/pemudi berprestasi di Kabupaten Lebak, Selasa 2 Desember 2025.

Salah satu penerima penghargaan pemuda berprestasi adalah Irfan Budiono asal Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara. Penghargaan tersebut diberikan oleh Bupati Lebak H. Mohammad Hasby Jayabaya, S.H sebagai kategori pemuda berprestasi peraih juara 1 Pemuda Pelopor Desa tingkat nasional bidang lingkungan.

“Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan dan dukungan Pemerintah Kabupaten Lebak atas kontribusi pemuda dalam pelestarian lingkungan di Kabupaten Lebak,” kata Irfan Budiono kepada wartawan.

Irfan berharap ke depan penghargaan ini dapat menginspirasi pemuda Lebak lainnya, “ujarnya.

Diketahui, penyerahan berlangsung di panggung utama, disaksikan oleh tamu undangan dan masyarakat yang hadir.

(Sanusi)

KPM di Beberapa Desa Keluhkan Kualitas Beras Bantuan Bulog di Lebak Selatan, Harga dan Kondisi Fisik Jauh Berbeda

By On Selasa, Desember 02, 2025

 


LEBAK, KabarViral79.Com – Kualitas beras Program Bantuan Pangan yang disalurkan oleh Perum Bulog di wilayah Lebak Selatan ditemukan kurang berkualitas. Di beberapa desa, selain ditemukan bulir beras kuning, terdapat batu-batu kecil, dan aromanya apek, juga disinyalir mengandung dedak.

Atas kondisi beras seperti ini, banyak penerima manfaat yang merasa kecewa atas kondisi beras yang disalurkan oleh Perum Bulog Lebak.

Penerima bantuan bukan tidak bersyukur atas bantuan yang telah diberikan pemerintah, namun penerima berharap kualitas berasnya yang disalurkan adalah beras yang bagus, yang enak enak dikonsumsi.

Penelusuran wartawan di beberapa desa, beras yang disalurkan tersebut merupakan beras dengan kualitas medium. Hal ini dibuktikan dengan tulisan pada karung kemasan yang berlogo Perum Bulog, tertulis Beras Medium dengan berat 10 kg.

Pantauan wartawan di Pasar Bayah, Selasa, 2/12/2025, dengan membawa sampel beras Bantuan Pangan yang disalurkan oleh Perum Bulog kemudian dibandingkan dengan beras medium yang beredar di pasar, nampak terlihat perbedaan yang menonjol.

Beras medium yang dijual pedagang beras, secara fisik nampak berwarna bersih. Warnanya putih, tidak terdapat bulir beras kuning, tidak terdapat batu kecil dan tidak tercium aroma apek.

Dari sisi harga, nampak perbedaan yang mencolok, antara beras medium yang dijual di pasar dengan beras medium yang disalurkan Perum Bulog untuk program Bantuan Pangan.

Tatang, seorang penjual beras di Pasar Bayah mengatakan, beras medium yang ia jual berkisar antara Rp 12.000,- sampai Rp 14.000,- per kg.

“Kalau beras yang seperti Bulog ini, paling Rp 8.000,- per kg nya. Tapi saya gak jual. Karena gak laku”, ucapnya.

Sama halnya dengan Ratna, yang juga penjual beras di Pasar Bayah mengungkapkan, jika beras seperti yang Bulog salurkan dirinya tidak menyediakan. Karena tidak laku.

Kalau beras Bulog ini terang Ratna banyak bulir kuning dan gabah, banyak bulir patah, aromanya juga sudah bau.

“Sepertinya ini mah beras stok lama, berasnya juga udah rusak. Aromanya sudah apek. Kita pegang juga banyak kotoran yang nempel di telapak tangan seperti dedak,” ujar Ratna.

(Cup/Tim/Red)

Kelompok Tani Malangnengah Desa Citepusen Kecamatan Cihara Ucapkan Terima Kasih Adanya Program Damparit

By On Senin, Desember 01, 2025

 


LEBAK, KabarViral79.Com – Pembangunan Damparit di Blok Cukang Akar Desa Citepusen Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2025 untuk pengelolaan lahan dalam rangka peningkatan pemanfaatan lahan non rawa disambut baik oleh warga. Senin, 1 Desember 2025.

Selain itu, pembangunan program Damparit tersebut dengan pagu anggaran Rp 115.000.000 (seratus lima belas juta) yang bersumber dari APBN-TP Tahun Anggaran (TA) 2025 melalui Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian mendapat ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dari Ketua Kelompok Tani Malangnengah, Ujang Suhendar sebagai penerima program.

“Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pemerintah melalui Kementerian Pertanian dengan adanya program Damparit di Kelompok Tani Malangnengah Desa Citepusen Kecamatan Cihara. Dan alhamdulillah pengerjaan Damparit tersebut sudah 100 persen dikerjakan,” kata Ujang Suhendar.

Dan kami masyarakat petani akan merawat pembangunan Damparit di kelompok kami agar bisa bertahan lama sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, apalagi luas hamparan yang kami kelola sekitar 25 hektare, jadi kami harus bisa menjaganya,” ungkapnya.

Selain itu, kata Ujang, kami berharap kepada pihak pemerintah melalui Dinas Pertanian agar ke depannya bisa memberikan bantuan program Jalan Usaha Tani (JUT), mengingat di musim panen kami (para petani) sangat kewalahan untuk memikul hasil panen karena belum bisa masuk kendaraan roda 4 sehingga harus mengeluarkan upah pikul yang kadang tidak terjangkau,” harapnya.

(Cup)

KPH Banten Bersama Muspika Kecamatan Bayah Pasang Portal Akses Pengangkut Batu Bara di Kawasan Perhutani KRPH Bayah Selatan

By On Senin, Desember 01, 2025

 


LEBAK, KabarViral79.Com – Guna mencegah ilegal maining/penambangan batu bara ilegal di wilayah Perum Perhutani wilayah KRPH Bayah Selatan, KPH Banten, petugas Perhutani dari KPH Banten dan jajaran bersama Muspika Kecamatan Bayah melakukan pemasangan portal secara permanen.

Hal tersebut dilakukan untuk menutup seluruh akses jalan yang selama ini menjadi akses pengangkut batu bara yang berada di kawasan Perhutani wilayah KRPH Bayah Selatan.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, Danru KPH Banten Iip Fauzi mengatakan bahwa atas perintah pimpinan, pemasangan portal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya ilegal maining di kawasan Perum Perhutani.

“Pemasangan portal ini dilakukan dengan cara permanen untuk mencegah adanya ilegal maining/penambangan/batu bara di kawasan Perum Perhutani wilayah KRPH Bayah Selatan,” kata Iip Fauzi, Senin 1 Desember 2025.

Iip Fauzi menambahkan bahwa hari Selasa 2 Desember 2025 besok, rencana akan melakukan pemasangan portal secara permanen/penutupan kembali di daerah Cisujen untuk meneruskan kegiatan yang kemarin,” terangnya.

Terpisah, Asper Bayah Lukcyta Sakagiri saat dikonfirmasi awak media ini di Kantor Perhutani Bayah mengatakan bahwa pemasangan portal tersebut agar tidak ada lagi kendaraan pengangkut batu bara yang menggunakan jalan di kawasan Perhutani.

“Iya kami bersama dari KPH Banten bersama Muspika Kecamatan Bayah telah memasang portal secara permanen di depan Karang Bokor dan Pamubulan,” kata Luckyta Sakagiri.

Dan rencana, lanjut Asper Bayah Lucyta Sakagiri, pihak Perhutani juga akan melakukan kegiatan yang serupa di akses-akses jalan yang berada di kawasan milik Perum Perhutani,” pungkasnya.

(Cup/Tim)

Program Bantuan Pangan Tercoreng: PPWI Soroti Lemahnya Pengawasan Bulog Lebak

By On Minggu, November 30, 2025



LEBAK, KabarViral79.Com – Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Kabupaten Lebak melayangkan kritik keras kepada Perum Bulog Lebak terkait buruknya kualitas beras Bantuan Pangan Pemerintah (BPP) pagu Oktober–November 2025 yang diterima oleh ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah Lebak Selatan.

Melalui kajian resmi dan permintaan klarifikasi yang dikirim kepada Bulog Lebak, PPWI menilai adanya indikasi kegagalan pengawasan mutu dalam penyaluran bantuan beras dan minyak goreng yang seharusnya menjadi penopang ketahanan pangan masyarakat kurang mampu.

Dari informasi yang dihimpun wartawan di sejumlah desa seperti Ciparahu, Cimancak Bayah, hingga Bayah Timur, KPM mengaku menerima beras dalam kondisi yang jauh dari layak konsumsi. Selain berwarna kuning dan penuh dedak, warga juga menemukan batu-batu kecil di dalam karung beras. Bahkan, saat dimasak, nasi terasa pera dan mengeluarkan aroma apek.

“Iya nih berasnya kuning, kotor, seperti banyak dedak, apek lagi,” ujar Ani, warga Desa Ciparahu, kepada wartawan.

Keluhan senada disampaikan Ujang, warga Desa Cimancak, Kecamatan Bayah. “Berasnya kuning, setelah dimasak pera,” ucapnya.

Di Desa Bayah Timur, seorang KPM bernama Mia berharap pemerintah memberikan bantuan yang layak. “Beras itu bersumber dari anggaran negara. Mestinya yang diberikan beras bagus. Kami bukan tidak bersyukur, tapi seharusnya yang layak,” ungkapnya.

Kesamaan keluhan dari berbagai desa menunjukkan bahwa persoalan ini bukan insiden kecil, melainkan masalah sistemik dalam tata kelola stok dan distribusi barang.

Ketua PPWI Lebak menegaskan bahwa program Bantuan Pangan Pemerintah memiliki tujuan yang sangat mulia—mengurangi beban masyarakat, menekan angka stunting, mengatasi kerawanan pangan, dan menjaga stabilitas harga. Namun, kata dia, “Program yang bagus bisa terlihat buruk jika pengelola di lapangan lalai dan tidak menjalankan SOP dengan penuh tanggung jawab.”

Dalam kajian yang disampaikan PPWI, ditemukan beberapa dugaan penyebab menyebarnya beras berkualitas buruk, di antaranya:

Pengawasan mutu atau Quality Control (QC) yang lemah

Kemungkinan bercampurnya stok lama dan baru

Penyimpanan yang tidak memenuhi standar

Minimnya verifikasi kualitas sebelum distribusi

Ketiadaan respons cepat ketika wartawan meminta penjelasan

“Sikap tidak ada jawaban dari pihak Bulog membuat keresahan semakin besar. Publik butuh transparansi,” tegas PPWI.

Sebagai tindak lanjut, PPWI Lebak mengirimkan surat resmi kepada Kepala Perum Bulog Cabang Lebak. Dalam surat itu, PPWI meminta klarifikasi mengenai:

1. Prosedur Quality Control beras pagu Oktober–November 2025

2. Asal gudang dan rotasi stok

3. Alasan beras rusak bisa lolos ke tangan KPM

4. Rencana penarikan (recall) dan penggantian beras tidak layak

5. Langkah perbaikan agar kejadian serupa tidak berulang

PPWI juga meminta Bulog Lebak bersedia menggelar audiensi resmi untuk membuka data, menjelaskan persoalan, dan mencari solusi perbaikan.

Dalam kajiannya, PPWI merekomendasikan agar Bulog Lebak segera melakukan:

Pemeriksaan ulang seluruh stok beras bantuan

Penarikan (recall) beras yang rusak atau tidak layak konsumsi

Audit internal terhadap gudang dan alur distribusi

Peningkatan SOP pengawasan mutu

Keterbukaan informasi ke publik

“Beras bantuan adalah wajah negara. Tidak pantas masyarakat kecil menerima beras kuning, apek, dan bercampur batu. Ini bukan soal tidak bersyukur, tapi soal kelayakan dan tanggung jawab pengelola program,” ujar PPWI Lebak dalam kajiannya.

Hingga berita ini diterbitkan, wartawan KabarViral79.Com belum menerima konfirmasi resmi dari perwakilan Perum Bulog Cabang Lebak terkait temuan dan rekomendasi PPWI tersebut.

Sikap diam Bulog dinilai dapat memperlebar ketidakpercayaan masyarakat terhadap program bantuan pangan yang seharusnya menjadi instrumen perlindungan sosial.

(Tim/Red)

KPM Lebak Keluhkan Bansos Beras Bulog 20 Gg Bercanpur Warna Kuning

By On Minggu, November 30, 2025

 


LEBAK, KabarViral79.Com - Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima bansos beras dan minyak goreng keluhkan kondisi beras yang kuning, dan ditemukan batu-batu kecil. Selain itu, setelah di masak, rasa nasinya pera dan mengeluarkan aroma apek.

Bantuan beras dan minyak goreng yang disalurkan Perum Bulog ini untuk pagu bulan Oktober dan November 2025. Setiap KPM mendapatkan 20 kg beras dengan kualitas medium dan minyak goreng kemasan sebanyak 4 liter.

Informasi yang berhasil dihimpun wartawan dari beberapa desa di Lebak Selatan, kondisi beras yang diterima KPM hampir sama, yaitu banyak ditemukan bulir kuning, ada batu-batu kecil, rasanya pera dan aroma nasinya apek.

“Iya nih berasnya kuning, kotor, seperti banyak dedak, apek lagi,” ujar Ani, KPM di Desa Ciparahu.

“Berasnya kuning, setelah di masak pera” ujar Ujang, KPM di Desa Cimancak, Kecamatan Bayah.

“Beras yang diberikan itu bersumber dari anggaran negara. Meskinya memberikan bantuan beras yang bagus,’ ujar Mia, KPM di Desa Bayah Timur.

“Kami bukan tidak bersukur atas bantuan ini, namun meskinya pemerintah memberikan bantuan beras yang bagus,” ungkap Mia.

Untuk diketahui, bantuan ini merupakan bagian dari program penguatan ketahanan pangan nasional yang dikawal oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan disalurkan melalui Perum Bulog.

Bantuan pangan yang diberikan oleh pemerintah untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam upaya untuk mengurangi beban pengeluaran penerima, sekaligus sebagai upaya dalam mengentaskan kemiskinan, penanganan kerawanan pangan, menanggulangi kekurangan pangan dan gizi, menurunkan stunting, mengendalikan gejolak harga pangan dan inflasi, serta melindungi produsen dan konsumen.

Sementara, Wahyu, petugas dari Perum Bulog Lebak, ketika di minta tanggapan tidak memberikan respons.

(Cup/Red)