PANDEGLANG, KabarViral79.Com – Ketua Perumus Forum Kebudayaan Pandeglang, Nana mengatakan, bahwa kesaktian Pancasila kembali tumbuh walaupun di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Menurutnya, nilai-nilai Pancasila seharusnya selalu dijaga, karena Pancasila adalah ruh dalam kehidupan masyarakat.
“Di tengah pandemi corona seperti ini kita dapat mengokohkan nilai-nila Pancasila melalui seni dan budaya,” ujar Jedol sapaan akrab Nana.
Jendol menjelaskan, bahwa seni dan budaya adalah media yang efektif untuk menetralisir pandangan masyarakat terhadap situasi yang sebenarnya ada.
“Sistem teknologi yang makin buas yang banyak dimanfaatkan kebuasanya oleh orang orang berkepentingan, sehingga mereka melahirkan budaya baru yang membuat kita keasikan, membuat kita di nina bobokan oleh system teknologi yang mengasikan tanpa melakukan pelawanan,” pungkasnya.
“Tanpa menanamkan kesaktian Pancasila, maka kita akan kaget dengan lahirnya aturan yang dijejerkan untuk membatasi tingkah laku kita sebagai manusia dan aturan yang menguntungkan bagi mereka,” imbuhnya.
“Momentum Hari Lahir Pancasila ini mengajak kita untuk mengingat dan melihat tradisi budaya dan prestasi budaya dari pengalaman sejarah, yang dimana dari prestasi budaya membentuk Pancasila dan Kesaktianya untuk dijadikan landasan pemikiran bangsa Indonesia,” kata Jendol.
Jendol menjelaskan, bahwa penanaman prinsip-prinsip dan pokok-pokok pemikiran kebudaayan bisa dimulai dari masing-masing daerah.
“Saya harap, Pandeglang sebagai Kota Pariwisata yang tidak lepas dari kebudaayan, karena Pandeglang adaah daerah yang kaya akan seni dan budaya. Namun kekayaan itu kurang dilirik oleh pemerintah daerah,” keluhnya.
Di tempat yang berbeda, Endang Suhendar selaku Penggagas Lembaga Kebudayaan Pandeglang menambahkan, di tengah situasi dan kondisi New Normal atau disebut era tatanan hidup baru bagi seniman tradisi di daerah nampaknya belum siap, karya yang berbentuk virtual tidak semua masyarakat seni tradisi mampu menguasai dunia digital.
“Di daerah selatan misalkan, akses sinyal internet tidak terjangkau. Hal ini akan menghambat dalam berkarya, sekalipun ada akses hampir 90% pekerja seni di Pandeglang belum mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST). Boro-boro buat beli pulsa internet untuk aploud vidio virtual, buat beli beras dan kebutuhan makan saja sangat kesulitan,” keluhnya.
“Saya menghimbau kepada Ibu Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita, untuk memprioritaskan dan memperhatikan para pekerja seni yang kehilangan pendapatannya. Karena ruang pementasan seni dan budaya di Kabupaten Pandeglang sedang sekarat. Ya seniman sedang sekarat mental, sosial, dan ekonomi,” pungkasnya.
“Melalui momentum Spirit Kesaktian Pancasila, saya mengajak kawan-kawan seniman dan budayawan di Pandeglang untuk menginfentarisir kebudayaan yang ada di setiap kampung atau desa, untuk menjadi bahan dan data menuju penyusunan pokok-pokok pikiran pemajuan kebudayaan di Pandeglang. Mari kita bergerak menuju Pandeglang berbudaya di tengah tatanan hidup baru melalui spirit Hari Kesaktian Pancasila,” tutupnya. (Haris Ranau)