-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Adukan Masalah, Puluhan Pedagang Jalur C PT. Nikomas Datangi Kantor Kecamatan Kibin

By On Senin, Juli 20, 2020


SERANG, KabarViral79.Com – Puluhan perwakilan para pedagang di Kawasan Jalur C PT. Nikomas mengadukan keberatan terkait uang sewa lapak dagangan dan uang salar yang diminta pengelola kepada para pedagang yang dirasa memberatkan para pedagang, di Kantor Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten, Senin, 20 Juli 2020.

Mereka datang mewakili ratusan para pedagang lainnya yang bedagang di Kawasan Jalu C PT. Nikomas, meminta kebijakan pada aparatur pemerintah desa untuk dapat bisa menyelesaikan permasalahan nasibnya.

“Saya minta kebijaksanaan tuntutannya, jangan segitu lah mintanya. Kita juga kan dagangnya ga terlalu ramai. Wewa lapak Rp4 juta kita, bulanan ga ada, tapi harian ada sebesar Rp20 ribu. Kalau dihitung per bulan sama aja ya Rp600 ribu jadinya,” kata Tuni (52), warga Pondoan, Desa Suka Maju, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, yang sehari-harinya berdagang nasi di Kawasan  Jalur C PT. Nikomas, Senin, 20 Juli 2020.

Besaran uang salar yang hingga dimintai sebesar Rp20 ribu per hari tersebut, Tuni mengaku tidak mengetahui peruntukannya, lantaran tidak pernah diberitahukan dari pengurus.

“Kalau untuk apa-apanya saja hingga sampai segitu mah ga tau, pokonya sehari segitu ajah. Ya itu dari luar itu yang nyalarnya mah orang luar kayanya mah. Mereka tidak nyebutin nama organisasi, kwitansi, salaran mah ga ada baru di sini,” ungkapnya.

Pedagang lainnya, Nunung (42) mengatakan, kedatangan dirinya ke Kantor Kecamatan pada hari ini guna mengadukan masalah dirinya dan para pedagang lainnya, untuk meminta kebijaksanaan.

“Saya meminta kebijaksanaan. Jangan segitu lah mintanya. Kita juga kan dagangnya ga terlalu ramai. Dagang paling dapat uang Rp300 ribu sehari. Untuk pedagang nasi mah uang Rp300 ribu itukan ga ada apa apanya. Mana dikasihnyakan waktunya cepat jasa untuk pelunasannya gitu kan, tapi kan kita-kita butuh gitu, masyarakat butuh makan, butuh nyari makan,” terangnya.

Nunung juga menjelaskan, uang yang diminta pengelola sebesar Rp4 juta tersebut menurut pengelola diperuntukkan sebagai pengganti baja ringan.

“Uang yang diminta itu sebesar Rp4 juta itu katanya mah untuk pengaganti baja ringan katanya,  tapi baja ringannya belum ada. Kita dagang di sini bukan dari pagi sampai sore atau sebebasnya waktu, kita dagang di sini  dari jam 5 sampai jam setengah delapan, itu sudah pulang. Hanya sekitar dua jam saja kita dagangnya. Jadi kita minta pengurangan biaya atau jangan terlalu mahal lah, salaran juga dikurangin gitu, tenggang waktu bayarnya juga jangan terlalu cepat. Masa barangnya belum ada disuruh bayar. Kita jualan, masa bisa uang sudah masuk dulu. Jadi kan belum ketauan pemasukannya, salaran dimintainya itu dari kemarin. Kan jualan juga dilockdown satu minggu. Terus katanya ini kalau ga ada kwitansi ga boleh jualan di sini, harus bayar dulu, alasannya katanya kalau ga bayar ga boleh berjualan, ya pengurus ini yang katanya, bahasanya cape lah inilah giyu lah, kalau pengurus mah ngakunya dari Nikomas, dia kan pengurus Nikomas, diamah orang sini Nikomas,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Kibin, Imron Ruhyadi saat ditemui di kantornya mengaku telah menerima rombongan dari pedagang yang berada di Kawasan Jalur C PT. Nikomas untuk beraudensi di Kantor Kecamatan.

“Memang tadi saya menerima rombongan beberapa perwakilan pedagang dari Jalur C Nikomas yang memang audensi bukan demo seperti yang diinformasikan. Mereka juga telah memberikan beberapa hal saran dan masukan dari para pedagang terkait persiapan untuk menempati tempat. Karena seperti yang kita ketahuai, memang inikan masih proses, tinggal finising, dan kami juga dari unsur Muspika tentunya Camat, Kapolsek dan Danramil sifatnya mendampingi. Karena memang lokasi itu lahannya milik PT. Nikomas, tentunya hal-hal yang seperti penataan tempat atau apapun bentuknya itu otoritas PT. Nikomas dengan tim yang ditunjuk,” tuturnya.

Untuk saran dan masukan serta aspirasi dari para pedagang tadi, jelas Imron, akan disampaikan pada pengelola yang telah ditunjuk oleh pihak Nikomas untuk didiskusikan.

“Pada prinsipnya kita memang menginginkan bagaimana keinginan para pedagang ini dapat diakomodir dengan baik. Mereka tidak dirugikan, tapi penataan juga tetap kita jalankan sesuai dengan rencana awal. Terkait bayaran, yang jelas itukan kondisional. Kewanangan tekhnis ada di tim, bukan  di kita. Saya pun baru tau tadi pagi, nanti kita akan panggil pengelola untuk didiskusikan terkait itu,” tandasnya. (Faiz)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »