Lebak, KabarViral79.Com – Kerusakan bak penampung lindi di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cihara, Kabupaten Lebak, Banten, telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa penanganan yang memadai, memicu kekhawatiran dari penduduk Kampung Srilayung dan desa-desa terdekat di Kecamatan Cihara.
Air lindi—limbah cair beracun hasil dari timbunan sampah—dibiarkan mengalir bebas ke lingkungan akibat kerusakan bak penampung yang tak kunjung diperbaiki. Warga setempat harus menghadapi aroma menyengat, serangan lalat, dan potensi pencemaran air tanah yang kian parah.
“Sejak saya bertugas tujuh tahun lalu, bak penampung lindi sudah tidak berfungsi. Bahkan sekarang bak tersebut sudah tertimbun longsoran sampah,” ungkap Ade Firdaus, Kepala UPT TPSA Cihara, saat dihubungi pada Minggu, 26 Januari 2025.
Kerusakan ini memperparah pencemaran lingkungan, sebab air lindi yang kaya akan zat berbahaya seperti logam berat, termasuk seng dan raksa, mencemari air tanah dan merusak keseimbangan ekosistem. Air lindi terbentuk dari peresapan air hujan ke timbunan sampah yang melarutkan bahan organik hasil dekomposisi. Jika tidak ditangani, dampaknya meluas ke krisis kualitas air, ancaman kesehatan, dan ketidaknyamanan hidup bagi warga.
Meskipun permasalahan ini sudah lama dikeluhkan warga, upaya konkret untuk memperbaiki fasilitas pengolahan limbah di TPSA Cihara hingga kini belum terlihat. Kondisi ini menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pihak terkait.
Warga sekitar berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki bak penampung lindi dan mengelola limbah dengan lebih baik demi mencegah kerusakan lingkungan yang semakin parah.
“Kami sudah muak dengan situasi ini. Setiap hujan deras, bau dan limbah makin parah,” keluh seorang warga Kampung Srilayung.
Apakah TPSA Cihara akan tetap menjadi ancaman bagi warga, atau ada solusi nyata dalam waktu dekat? Semua mata kini tertuju pada kebijakan pemerintah untuk menjawab jeritan lingkungan dan masyarakat sekitar.
(Cup/Uday/Red)