-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Jadi Ajang Sarana Edukasi Pengembangan Kreativitas Seni, ARTJOG 2024 Hadirkan Ragam Pameran Seni Rupa dari Puluhan Seniman

By On Senin, November 25, 2024


Memasuki tahun ke-17, gelaran acara ARTJOG 2024 telah sukses menghibur ribuan pengunjung dengan menampilkan kreativitas seni dari berbagai seniman tanah air. Tercatat, pada perhelatan ini melibatkan sebanyak 84 seniman dewasa, remaja, dan anak-anak. 

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Di bawah naungan Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar acara ARTJOG 2024.

Acara yang juga didukung Kemenparekraf ini berlangsung pada 28 Juni hingga 1 September 2024 di Jogja National Museum.

Dibunyikannya gamelan oleh CEO ArtJog, Heri Pemad yang didampingi Goenawan Mohamad, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid pada Jum'at, 30 Juni 2024, menandai dibukanya secara resmi gelaran ARTJOG 2024.

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid Artjog 2024 banyak memberikan dampak positif terhadap pengembangan kreativitas di bidang seni.

“Selain memiliki dampak positif bagi peningkatan ekonomi, dampak sosialnya juga luar biasa. Ini bisa jadi wahana pemikiran kritis bagi siswa sekolah yang mengunjunginya,” tuturnya.

Selama dua bulan penyelenggaraan, antusiasme pengunjung terbilang cukup tinggi. Tercatat dalam sehari jumlah pengunjungnya rata-rata mencapai 1.500 orang. Mereka yang hadir adalah termasuk seniman, budayawan, akademisi, selebritis, dan pecinta seni, baik dari berbagai penjuru Indonesia maupun mancanegara.

“Satu hal yang ingin saya sampaikan mengenai ARTJOG tahun ini adalah animo kunjungan dari sekolah-sekolah, mulai dari tingkatan yang paling muda, yaitu PAUD sampai mahasiswa S2 dan S3. Meningkatnya kesadaran publik untuk melihat ARTJOG yang barangkali bisa menginspirasi dan memotivasi munculnya kreativitas hingga pemikiran kritis,” ujar Heri Pemad, CEO dan Founder ARTJOG saat acara penutupan ARTJOG 2024 pada Minggu, 01 September 2024.

Seperti diketahui, ARTJOG 2024 menghadirkan program-program khas pendukungnya yaitu Young Artist Award, ARTJOG Kids, performa ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Merchandise Project, Artcare Indonesia, Jogja Art Weeks, dan Love ARTJOG merupakan program yang mengusung semangat kesetaraan bagi semua penikmat seni khususnya difabel.

Saat penutupan acara ARTJOG 2024, para pengunjung yang hadir disuguhi oleh penampilan memukau dari Egha De Latoya dan Fanny Soegi, grup musik jazz NonaRia, dan ajakan nostalgia Dua Sejoli Selekta di panggung performa ARTJOG.

Untuk bisa menikmati pameran seni rupa di gelaran ARTJOG 2024, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 75 ribu (dewasa), dan anak-anak (usia 6-15 tahun) Rp 50 ribu.


Sumber: PRNewswire

Pameran Memetri Disambut Antusias, Lebih dari Seribu Pengunjung di Hari Pertama

By On Jumat, Oktober 11, 2024

Konferensi Pers Peringatan Hari Habitat dan Hari Kota Dunia 2024. 

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024 dimulai dengan semarak melalui rangkaian kegiatan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendorong aksi iklim di wilayah perkotaan.

Sorotan utama perayaan ini adalah pameran bertajuk “Memetri: Tlatah, Mangsa, Bantala” di Yogyakarta, yang langsung disambut antusias oleh publik.

Pameran Memetri, dengan fokus unik pada perspektif budaya dan lingkungan, berhasil menarik lebih dari seribu pengunjung hanya dalam sehari sejak dibuka.

Para pengunjung terlibat dalam eksplorasi kontribusi komunitas seniman dan pemuda dalam upaya bersama menghadapi perubahan iklim.

“Saat ini kita tidak hanya menghadapi ‘pemanasan global,’ tetapi sudah memasuki era ‘pendidihan global,’ dengan dampak nyata dari peningkatan suhu kota hingga daerah pesisir yang mulai tenggelam,” kata Dirjen Cipta Karya, Ir. Diana Kusumastuti, MT dalam konferensi pers sehari sebelumnya.

Diana menegaskan, tahun 2024 menjadi tahun penting, karena untuk pertama kalinya, suhu global melewati kenaikan 1,5°C selama satu tahun penuh. Hal ini menjadi alarm untuk mempertegas pentingnya komitmen dalam Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global.

Diana juga menyoroti pentingnya inovasi infrastruktur ramah lingkungan, dengan mencontohkan Gedung Green Innovation and Creativity (GIK) di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Gedung ini dirancang dengan prinsip bangunan hijau yang memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, sehingga mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan.

Suasana Pameran Memetri di GIK UGM. 

GIK juga menerapkan sistem pengelolaan air hujan untuk digunakan kembali, menambah aspek keberlanjutannya. Perencanaan, konstruksi, dan operasional gedung ini pun menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM) yang memastikan efisiensi dengan mempertimbangkan lingkungan sejak awal.

Acara konferensi pers ini turut dihadiri jajaran Kementerian PUPR dan UGM, di antaranya Wakil Rektor UGM Dr. Arief Setiawan Budi Nugroho, CEO GIK UGM Myra Suraryo, dan Chief Program Officer Garin Nugroho, bersama figur seni seperti CEO ARTJOG Heri Pemad dan Kurator Pameran Memetri Yoshi Fajar Kresno Murti.

Dari jajaran PUPR, turut hadir Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Abram Elsajaya Barus; Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, Dian Irawati; dan Kepala Balai Kawasan Permukiman & Perumahan, Budianto Prasetio.

Kegiatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024

Berbagai kegiatan menarik lainnya juga diselenggarakan, termasuk roadshow di empat kota besar Indonesia – Bandung, Bali, Medan, dan Yogyakarta – yang bertujuan melibatkan partisipasi aktif generasi muda dalam diskusi tentang perubahan iklim.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menargetkan penanaman 3.650 pohon sebagai aksi nyata penyerapan karbon, yang diharapkan mampu menyerap hingga 81 ton emisi per tahun dan menurunkan suhu permukaan hingga 5°C.

Kembali ke Pameran Memetri, kurator Yoshi Fajar Kresno Murti menekankan bahwa konsep memetri, atau memelihara adalah prinsip dasar yang harus dihidupkan dalam setiap upaya pelestarian lingkungan. 

“Memetri adalah memelihara semua makhluk dan alam. Cara berpikir ini, yang berasal dari nilai kesejarahan dan budaya, adalah kunci menuju masa depan perkotaan yang berkelanjutan, sejalan dengan tema Hari Habitat dan Hari Kota Dunia 2024,” ungkap Yoshi. 

Yoshi berharap konsep ini dapat menjadi nilai bersama dalam menjaga keseimbangan alam melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah hingga komunitas.

Acara puncak HHD-HKD 2024 akan berlangsung pada 12 Oktober, menandai komitmen Indonesia dalam membangun masa depan perkotaan yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan.

Sementara itu, Pameran Memetri masih akan berlangsung di GIK hingga 19 Oktober mendatang. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @habitat.ina. (*/red)

Memetri: Pameran Unik Gabungkan Seni, Budaya, dan Kearifan Lokal untuk Menjawab Ancaman Krisis Iklim

By On Selasa, Oktober 08, 2024


Pameran "Memetri" siap mengguncang Yogyakarta dengan perpaduan seni, budaya, dan kearifan lokal. Melalui kolaborasi komunitas dan seniman, acara ini mengajak pengunjung untuk melihat bagaimana solusi masa depan bisa terinspirasi dari tradisi nenek moyang.

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Pameran bertajuk "Memetri" di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (UGM) segera digelar dari tanggal 8 - 19 Oktober 2024.

Pemeran ini menghadirkan perpaduan antara seni, budaya, dan kearifan lokal dalam menyikapi krisis iklim. Diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia, acara ini mengangkat tema besar "Jaga Iklim, Jaga Masa Depan".

Pameran ini menjadi wadah kolaborasi antara seniman-seniman ARTJOG, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pegiat lingkunga, dan 13 komunitas, untuk membagikan pengalaman dan gagasan tentang pemeliharaan lingkungan berbasis budaya lokal.

Kurator pameran, Yoshi Fajar Kresno Murti mengatakan, "Memetri" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti memelihara, memuliakan, dan menghormati. 

Pameran Memetri terinspirasi oleh tantangan iklim yang semakin mendesak akibat pola hidup modern yang mengesampingkan harmoni dengan alam.

“Semua sektor kehidupan terpengaruh oleh perubahan iklim, dari siklus pertanian hingga perdagangan,” ujar Yoshi.

Menurutnya, untuk memitigasi dampak krisis iklim, kita perlu mengembalikan pola pikir "memetri," yaitu menjaga alam dengan kearifan yang diwariskan nenek moyang.

Konsep "telatah, mongso, bantala" (wilayah, siklus waktu, dan tanah) yang diusung dalam pameran menggambarkan keterkaitan antara manusia, alam, dan siklus kehidupan.

Pameran ini menjadi refleksi tentang bagaimana pengetahuan masa lalu dapat dijadikan panduan dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Dua diantara 13 Komunitas yang akan berpartisipasi di Pameran Memetri adalah Komunitas Wana Nagara dan Komunitas Kalibiru. Kedua komunitas memusatkan aktifitasnya di Yogyakarta.

Komunitas Wana Nagara: Hutan Kota sebagai Solusi Perkotaan

Kurniawan Adi Saputro, biasa disapa Inong, pendiri Komunitas Wana Nagara, menyoroti peran penting ruang terbuka hijau dalam mitigasi krisis iklim, khususnya di wilayah perkotaan seperti Yogyakarta.

Menurut Inong, kondisi kota yang didominasi oleh bangunan beton memperparah efek pemanasan global, terutama dalam hal suhu permukaan yang tinggi.

“Kami membayangkan kota yang benar-benar hijau, di mana ruang terbuka hijau tidak sekadar tempat bermain yang bersemen, melainkan ruang yang alami dengan vegetasi yang tumbuh bebas," tuturnya.

Inong dan komunitasnya telah memulai inisiatif penanaman hutan kota di daerah Pugeran, Yogyakarta, untuk mengurangi tingginya suhu permukaan dan menjaga ekosistem.

Mereka berupaya mewujudkan kota yang lebih ramah lingkungan dengan memperkenalkan konsep ‘hutan kota” yang nantinya bisa berkembang menjadi “kota hutan”.

Melalui pameran Memetri, Komunitas Wana Nagara juga akan mengadakan tur keliling kampus UGM untuk mengenalkan pengunjung pada jenis-jenis pohon lokal yang berperan penting dalam pengendalian suhu dan penyimpanan air.

Kalibiru: Ekowisata dan Konservasi untuk Masa Depan

Sementara itu, Nangsir Ahmadi, perintis wisata alam di Kalibiru, Kulon Progo, membawa pesan kuat tentang bagaimana ekowisata dapat menjadi solusi praktis dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Jika masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari hutan, hutan tersebut akan rusak," ujarnya.

Nangsir merintis wisata alam Kalibiru bersama empat orang rekannya, yaitu Parjan, Sukidal, Sudadi, dan Kamijan (almarhum).


Ia menjelaskan bagaimana Kalibiru, yang dulunya merupakan kawasan yang hutannya terancam rusak, kini berubah menjadi destinasi ekowisata yang rindang dan mampu menekan tingkat erosi serta memperbaiki kualitas udara.

Salah satu inovasi yang diusung oleh komunitas Kalibiru adalah teknik "infus bambu" untuk menjaga tanaman tetap hidup di musim kemarau.

Teknik ini menggunakan bambu sebagai media penetesan air secara alami, tanpa plastik, sebuah pendekatan ramah lingkungan yang terinspirasi oleh kearifan lokal.

Di pameran Memetri, Komunitas Kalibiru akan memamerkan inovasi ekowisata dan teknik konservasi, termasuk metode infus bambu yang mereka terapkan sejak tahun 2005.

Meskipun sederhana, inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat bisa beradaptasi dengan perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian hutan.

13 Komunitas, 1 Tujuan: Jaga Iklim untuk Masa Depan

Selain Wana Nagara dan Kalibiru, pameran ini juga melibatkan 11 komunitas lain dari berbagai daerah di Indonesia, yang masing-masing membawa solusi lokal untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

Komunitas-komunitas ini tidak hanya memperlihatkan karya seni, tetapi juga gagasan dan praktik yang sudah mereka terapkan di lapangan. 

Yoshi menekankan bahwa pameran ini bukan sekadar ruang artistik, tetapi juga medium edukatif bagi masyarakat.

“Ini adalah kesempatan bagi kita untuk belajar dari praktik nyata yang dilakukan oleh komunitas-komunitas di seluruh Indonesia,” katanya.

Melalui presentasi yang estetis dan interaktif, pameran ini menawarkan cara baru dalam berpikir dan bertindak terhadap pelestarian alam.

Penanaman pohon, pengelolaan air, hingga cara menjaga keanekaragaman hayati akan dipaparkan melalui karya-karya visual yang mengajak pengunjung untuk terlibat dan bertanya langsung kepada komunitas-komunitas tersebut.

Belajar dari Masa Lalu untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Yoshi menekankan pentingnya belajar dari pusaka dan tradisi lokal dalam menghadapi tantangan modern seperti krisis iklim.

“Untuk menjaga kelestarian lingkungan, kita harus mengandalkan pengetahuan dari masa lalu dan menerapkannya dalam konteks kekinian,” ujarnya.

Pengetahuan ini, lanjut Yoshi, mencakup teknik-teknik konservasi air, penanaman pohon, serta cara masyarakat lokal berinteraksi dengan alam tanpa merusaknya .

Dengan menghadirkan pameran yang bersifat dialogis dan interaktif, Memetri berupaya menggugah kesadaran publik tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Komunitas-komunitas yang terlibat membawa pesan bahwa solusi terhadap perubahan iklim dapat ditemukan melalui kolaborasi antara tradisi dan inovasi.

Dalam konteks krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, pameran Memetri diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk tidak hanya berfikir, tetapi juga bertindak.

Krisis ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau institusi tertentu, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif.

Seperti yang dicontohkan Komunitas Wana Nagara dan Kalibiru, dengan kearifan lokalnya, menunjukkan bahwa solusi iklim sering kali dapat ditemukan di sekitar kita dalam praktik-praktik yang sederhana namun berdampak besar bagi masa depan. 

Dengan demikian, pameran Memetri menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa upaya menjaga lingkungan bukanlah tugas yang tidak terjangkau.

Sebaliknya, melalui praktik-praktik kecil dan kesadaran kolektif, kita dapat berkontribusi dalam menjaga bumi ini tetap layak dihuni bagi generasi mendatang.

Yoshi, Inong, dan Nangsir sependapat bahwa Pameran Memetri bukan sekadar pameran seni. Ini adalah ruang dialog antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Sebuah ajakan bagi kita semua untuk memikirkan ulang hubungan kita dengan alam dan bagaimana kita dapat memelihara apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. 

Krisis iklim mungkin tampak menakutkan, tetapi solusi-solusi sederhana dan kearifan lokal yang diusung oleh komunitas-komunitas ini memberikan harapan nyata untuk masa depan yang lebih baik.

Informasi seputar Pameran Memetri bisa disimak di akun instagram @habitat.ina.  (*/red)

Atlet Renang PORBIN Rajawali Swimming Club Borong Medali Emas

By On Senin, Februari 26, 2024


YOGYAKARTA, KabarViral79.Com - Atlet Renang Persatuan Olahraga Badan Intelijen Negara (PORBIN) yang tergabung dalam Rajawali Swimming Club memborong medali emas dalam ajang Kejuaraan Renang Antar Sekolah dan Perguruan Tinggi (KRAS-PT) di Kolam Renang Fakultas Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, pada 23-25 Februari 2024.

Ditemui di arena, Ketua Panitia Perlombaan, Boyke Maulana menyampaikan, pentingnya partisipasi dan prestasi bagi para atlet renang.

"Atlet PORBIN menjadi salah satu sebagai motivasi bagi atlet renang muda,” ujar Boyke.

Menurut Boyke, prestasi yang diraih atlet PORBIN diharapkan dapat mencapai prestasi di tingkat Nasional maupun internasional.

Atlet renang PORBIN yang juara di antaranya Putu Dea Ayu Sari Laksmi, Satria Wibowo, dan Nurmala Sari Rangkuti masing-masing meraih medali emas (total 7 emas), dilanjutkan Febri Pramudya Iriawan dan Dhimas Aji Putra Dianto juga memberikan kontribusi medali yang signifikan untuk tim. 

Dalam suasana ramah tamah, para atlet mengucapkan terima kasih kepada Kepala BIN Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si, PhD.

"Kepada bapak Deputi I BIN Mayjen TNI Teddy Surachmat, hingga seluruh pihak yang selalu mendukung, memberikan semangat kepada kami untuk meraih prestasi hingga tingkat dunia," ucap para atlit bersama.

Kehadiran Mayjen TNI Teddy Surachmat di tengah-tengah Atlet PORBIN memberikan motivasi dan semangat kepada para Atlet untuk berbuat yang terbaik dalam kejuaraan tersebut.

“Selamat kepada para atlet atas prestasi yang telah diraih saat ini dan dapat dijadikan batu loncatan bagi atlet untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, baik di tingkat nasional dan internasional,” tegas Jenderal bintang dua tersebut. (*/red)

Tingkatkan Bisnis Event di Yogyakarta, Kemenparekraf Libatkan Publik dan Media

By On Jumat, Oktober 22, 2021

(kiri-kanan) MC Nia Carolin; Gading Narendra Paksi, Direktur Program ArtJog; Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival; Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf. 

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) baru-baru ini menggelar sosialisasi kampanye Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) Event Protocol Story (CERPEN) untuk publik dan media lokal di Yogyakarta, Kamis, 21 Oktober 2021.

Saat ini, Yogyakarta menjadi salah satu prioritas utama Kemenparekraf untuk program sosialisasi protokol CHSE melalui CERPEN. Program CERPEN dirancang untuk mendorong pariwisata dan industri kreatif sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menyelenggarakan acara, dengan mengadopsi protokol kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19.

“Di Yogyakarta, acara-acara kreatif sudah mulai digelar kembali dengan mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) dan tatanan kenormalan baru. Dengan demikian, berbagai event tetap dapat diselenggarakan seusai dengan situasi dan aturan terkini yang telah ditetapkan pemerintah daerah,” ujar Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf.

Protokol CHSE Kemenparekraf memberikan panduan mengenai tiga aspek penyelenggaraan acara yaitu sebelum (pre), selama (during), dan setelah (post) acara, yang harus diikuti oleh penyelenggara, penonton, dan pengisi acara. Aturan tersebut mencakup Prokes 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak).

“Fokus utama kami adalah memudahkan promotor dan penyelenggara acara dalam membangun kembali bisnis mereka. Dari sisi kami, protokol CHSE memiliki standar yang baik dan diharapkan dapat membuka jalan ke berbagai penyelenggaraan acara lainnya. Misi Kemenparekraf ialah menghidupkan kembali semua acara yang pernah diadakan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi,” tambah Hafiz.

Tujuan lain dari inisiatif sosialisasi acara CHSE ke berbagai daerah ialah memberikan pemahaman kepada pelaku event daerah terkait protokol CHSE, khususnya dalam penyelenggaraan event dengan tatanan kenormalan baru.

Tingkatkan Inovasi Para Kreator Lokal dengan Penerapan Tatanan Kenormalan Baru

Sosialisasi CHSE yang diadakan lewat format media gathering ini juga mengundang para profesional asal Yogyakarta yang bekerja di industri kreatif untuk berbagi pandangan dan pengalamannya dalam menyelenggarakan acara di tengah tatanan kenormalan baru. Hadir sebagai pembicara, di antaranya Hafiz Agung Rifai; Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival; dan Gading Narendra Paksi, Direktur Program Artjog.

Anas mengatakan, para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Sejak tahun lalu, mereka telah berkumpul dengan para pemangku kepentingan penyelenggara acara untuk menyusun beberapa standar operasional prosedur (SOP), sambil menunggu Prokes dan keselamatan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

Ia berharap dapat menggelar "JogjaRockarta", sebuah festival musik rock, di akhir tahun. Ia juga berharap seluruh pekerja kreatif semakin percaya diri dalam menyelenggarakan berbagai acara, tentunya dengan mematuhi protokol CHSE dan tatanan kenormalan baru yang disosialiasikan Kemenparekraf.

Dalam media gathering ini, Gading mengungkapkan bahwa acara tahunan Artjog 2021 telah diselenggarakan mulai 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 dengan menyesuaikan protokol kenormalan baru, seperti menghindari kerumunan, pengaturan jam berkunjung, dan pembatasan jumlah penonton.

Ia menambahkan, pameran seni rupa relatif lebih mudah beradaptasi dan berinovasi karena merupakan acara yang tenang dan privat, tidak seperti pertunjukan seni dan budaya lainnya.

“Aturan protokol CHSE ini merupakan berita baik bagi bisnis penyelenggara acara, karena saat ini kami memiliki panduan resmi untuk mulai melakukan bisnis lagi,” ujar Gading.

Setelah Medan dan Yogyakarta, Kemenparekraf akan menggelar acara CERPEN di Semarang, Surabaya, Makassar, dan Lombok, untuk mensosialisasikan protokol CHSE yang diselenggarakan dalam tiga tahap, mulai Agustus hingga November 2021.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kampanye CHSE, silakan kunjungi chse.kemenparekraf.go.id.

Tentang Kemenparekraf RI

Didorong oleh visi untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf  RI) melakukan berbagai terobosan untuk terus menumbuhkan industri kreatif di Indonesia.

Di antaranya lewat kampanye 'Kharisma Event Nusantara 2021' dan sosialisasi protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) ke seluruh provinsi di Indonesia.

Berbagai inisiatif ini diharapkan dapat membantu menggerakkan perekonomian nasional secara positif di tengah pandemi Covid-19 dan memberikan arahan bagi peserta acara tentang penerapan penyelenggaraan acara dan pariwisata yang aman dan nyaman bagi semua masyarakat.


Sumber: PRNewswire

GeNose C19, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Sudah Tiba di Polda DIY

By On Senin, Januari 04, 2021

Alat GeNose C19 buatan UGM sudah tiba di Polda DIY beberapa hari yang lalu. Alat yang diharapkan mampu mendeteksi paparan Covid-19 tersebut diaplikasikan terhadap beberapa anggota yang masuk kerja.

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Alat GeNose C19 buatan UGM sudah tiba di Polda DIY beberapa hari yang lalu. Alat yang diharapkan mampu mendeteksi paparan Covid-19 tersebut diaplikasikan terhadap beberapa anggota yang masuk kerja.

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan, hal ini baru pertama dilakukan menggunakan alat GeNose C19 di Polda DIY. 

Ia juga menyampaikan, Polda DIY menerima dua alat, satu digunakan untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kalasan, dan satu untuk Satker Biddokkes Polda DIY.

“Alat tersebut nantinya akan digunakan untuk mengecek anggota Polri, terpapar atau tidak (Covid-19),” jelasnya.

Sementara itu, petugas operator alat GeNose C19 Penata Sulistyawati Kaur Yankes Biddokkes Polda DIY menyampaikan, alat ini sangat membantu dalam mendeteksi Covid-19. Mudah diaplikasikan dan cepat diketahui hasilnya.

“Cara kerjanya mudah dengan menghembuskan nafas pada kantong udara, kemudian kantong udara tersebut dipasangkan ke alat detector GeNose, dengan aplikasi yang sudah terpasang di komputer, seseorang dapat mengetahui dirinya positif atau negatif terhadap Covid-19,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, alat ini hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit dari pengambilan sampel nafas hingga keluar hasilnya. 

“Keterangan yang diperoleh dari pihak UGM, alat ini memiliki akurasi sekitar 85-95%,” ucapnya.

Sebelum dilakukan pengecekan dengan GeNose C19, seseorang diwajibkan melakukan puasa sekitar satu jam. 

“Agar alat tersebut dapat maksimal mendeteksi partikel udara yang dihembuskan,” tutupnya. (red)

Peringati Hari Sumpah Pemuda, Taruna Akpol Gelar Baksos di Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai Kotagedhe Yogyakarta

By On Kamis, Oktober 29, 2020

YOGYAKARTA, KabarViral79.Com – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) menggelar Bakti Sosial (Baksos) secara serentak di seluruh Indonesia. 

Khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan Baksos dilaksanakan di Panti Asuhan Yayasan Rumah Singgah Bumi Damai, Purbayan, Kotagedhe Yogyakarta, Kamis, 29 Oktober 2020.

Kegiatan yang dilakukan oleh Taruna-taruni dari tingkat II, III dan IV ini bertujuan mempererat tali silaturahmi dengan masyarakat Yogyakarta sekaligus mensosialisasikan akan pentingnya menjaga Protokol Kesehatan.

Baca juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SAW, Taruna Akpol Polda Banten Gelar Baksos

Gubernur Akpol Irjen Suroto mengatakan, taruna Akpol adalah pemuda-pemudi yang dididik oleh negara agar kelak menjadi aparatur-aparatur yang turut berperan dalam kelangsungan negara melalui organisasi Polri.

“Semangat Sumpah Pemuda merupakan contoh bagi para taruna Akpol untuk mengambil langkah dan melakukan sesuatu bagi bangsa Indonesia dengan meningkatkan kepedulian kepada masyarakat melalui kegiatan Bakti Sosial,” tutur Irjen Suroto.

Baca juga: Hari Keempat Operasi Zebra, Polda Banten Kedepankan Cara Humanis dan Simpatik

Tema yang diusung yakni “Taruna Pemuda Bersatu” merupakan akronim dari Taruna Peduli Masyarakat untuk Indonesia Bersih, Sehat, Aman dan Saling Membantu. 

Para taruna Akpol membagikan masker dan barang yang masih layak pakai, serta paket sembako kepada warga masyarakat yang membutuhkan. (red)