TANGERANG, KabarViral79.Com – Komite Sekolah dan perwakilan orang tua siswa Kelas XII SMAN 1 Kabupaten Tangerang mendesak pihak Travel Freedom mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat sejumlah agenda rute kunjungan study wisata yang tidak direalisasikan.
Hal itu terungkap saat musyawarah yang berlangsung alot selama berjam-jam antara Komite Sekolah dan perwakilan orang tua siswa Kelas XII SMAN 1 Kabupaten Tangerang dengan pihak Travel Freedom, Rabu, 28 Desember 2022.
Diketahui, pelakasanaan Study Tour Bromo, Malang, Jogyakarta SMAN 1 Kabupaten Tangerang dengan menggunakaan jasa travel PT Abhi Praya Wangsa Sejahtera (Freedom Travel) berjalan berantakan.
Dalam sesi awal, ketika mendengar keterangan Yanto selaku Direktur Travel Freedom, sorak sorai kekecewaan para siswa/siswi pun spontan menggema riuh hingga menyebut Yanto berkata bohong.
Fatur sebagai perwakilan siswa yang juga merupakan Ketua Panitia Studi Wisata mengungkapkan rasa kekecewaannya.
“Kalau mau bohong jangan di sini, iya gak teman teman. Bapak sudah manfaatin saya, teman-teman di sana sampai hampir makan-makanan bau (basi), banyak tempat batal dikunjungi, tidak direalisasikan, dih otel masalahnya administrasi yang belum lunas (belum dibayar), di rumah makan pun sama, acara demi acara banyak yang gagal, temen-temen pada kesel,” tuturnya dengan nada yang lantang.
Salah satu orang tua murid, Yudi (45) yang anaknya ikut dalam acara Study Tour juga mengeluhkan atas pelayanan dan fasilitas yang dijanjikan tidak sesuai keinginan dan harapan orang tua serta harapan dari para siswa/siswi SMAN 1 Kabupaten Tangerang.
“Betul memang pelayanan yang diberikan sangat kurang baik. Bahkan dari mau berangkat saja bisnya tidak sesuai keinginan yang diharapkan. Kemudian diperjalananpun sangat tidak nyaman. Tidak hanya itu saja, dari pelayanan yang diberikan pihak travel sangat kurang nyaman, serta jamuannya pun tidak sesuai dengan keinginan serta harapan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kabupaten Tangerang, R Tandjung Sekartiani Yulraida mengatakan, kejadian ini di luar dari keinginan dan harapan panitia siswa dan panitia dewan guru, serta seluruh staf dewan guru SMAN 1 Kabupaten Tangerang.
Karena kejadian itu, kata dia, di luar dugaan dan harapannya baik-baik saja, namun sangat memukul citra baik almamater SMAN 1 Kabupaten Tangerang.
“Dari awal mula sudah ada kejadian yang sangat tidak masuk akal. Seluruh peserta siswa dan dewan guru ditahan oleh pihak Purnama Hotel Batu karena belum membayar lunas hotel. Bahkan berjam-jam menunggu dan ditelantarkan begitu saja, dengan urunan, patungan kami semua panitia dewan guru akhirnya bisa melanjutkan perjalanan,” ungkapnya.
Salah satu dewan guru tidak mau disebutkan namanya saat dimintai keterangan awak media mengaku saat itu para guru sumbangan agar bisa melanjutkan perjalanan.
“Kita guru-guru yang mendampingi siswa patungan bang, agar bisa melanjutkan perjalanan. Travel mah udah gak ada tanggung jawabnya, di destinasi pertama juga udah bermasalah. Kita di Hotel Purnama Batu ditahan gak bisa keluar, karena hotel belum dibayar, dan akhirnya kita guru semua bendahara sekolah patungan,” tuturnya.
“Bukan cuma bermasalah dengan hotel, tapi bermasalah juga dengan pihak biro perjalaman bus, termasuk ngisiin e-Toll 10 bus, belum solar bus, semua ditanggung oleh pihak sekolah, dengan dana patungan,” pungkasnya.
“Terus hotel di Bromo pemesanan Jeep kurang banyak, jadi banyak peserta dan dewan guru juga mengeluh, dan ketika mau cek out dari Bromo tertahan karena belum melunasi hotel, di Hotel Nadia yang di Bromo,” sambungnya.
Karena tertahan lama di hotel bromo, kata dia, sehingga memakan waktu yang cukup banyak, akhirnya jadwal petik apel labirin coban rondo cancel karena sudah kelamaan menunggu, akhirnya semua kecewa.
“Kemudian tiba di Hotel Purnama Batu Malang. tertahan juga karena belum melunasi tagihan. Puncaknya di Hotel Purnama Batu, makan siang itu udah kita patungan untuk bayar makan siang termasuk bayar hotel pun patungan semua panitia dewan guru,” ujarnya.
“Dalam perjalanan menuju Jogyakarta murni dari kita semua (dewan guru) dan panitia. Mulai dari biaya akomodasi dan lainnya, karena pihak travel tidak bertanggung jawab,” lanjutnya.
Terpisah, Ketua LSM Geram Banten Indonesia, H. Alamsyah SH menyesalkan atas kejadian tersebut. Menurutnya, sebelum pemberangkatan seharusnya ada sebuah kesepakatan (MoU) dari pihak panitia sekolah dengan pihak Travel, dengan kesepakatam harga yang ditawarkan bahkan beberapa fasilitas yang ditawarkan.
“Bilamana di luar dari fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan, maka keluar dari MoU dan pihak Travel harus bertanggung jawab penuh mengganti kerugian ataupun harus mengganti rugi, baik secara materi ataupun hal lainnya. Karena orang tua dan wali murid sudah memberikan amanah kepada pihak sekolah dan travel untuk menjaga dan memberikan pelayanan terbaik kepada anak-anaknya,” ujarnya.
Solusinya, kata Alamsyah, pihak travel harus dipanggil dan diajak bertemu dengan panitia guru, panitia wali murid untuk menjelaskan bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi.
“Bila pihak travel tidak bisa memberikan penjelasan, bahkan tidak mau bertanggungjawab atas kejadian ini, maka harus ada pihak berwajib yang ikut andil dan campur tangan dalam hal ini. Karena banyak orang yang dirugikan dan dikecewakan dengan kejadian ini. Bahkan orang tua siswa yang anaknya ikut dalam study tour ini sangat menyesal dan pihak travel harus bertanggungjawab penuh atas kejadian ini,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, H. A Saefi Sobur SE, M.Si. Menurutnya, kejadian tersebut menjadi pemberlajaran yang sangat berarti untuk ke depannya pihak SMAN 1 Kabupaten Tangerang harus lebih selektif memilih dan memilah travel.
“Ini jadi pembelajaran. Ke depannya pihak sekolah harus lebih berhati-hati dan sangat selektif memilih travel. Karena banyak siswa dan orang tua yang mempercayai ke pihak panitia sekolah. Bilamana tidak amanah, maka orang tua siswa yang akan dirugikan, dan dikecewakan oleh oknum travel yang tidak bertanggungjawab,” tegas putra daerah Balaraja ini. (Reno)