TANGERANG, KabarViral79.Com – Proyek penataan halaman SMPN 5, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, yang dikerjakan oleh CV. Rahma Azzahra dengan sumber dana dari APBD Tahun 2020 dengan nilai Rp.493.163.000, waktu pelaksanaan 60 hari, diduga dikerjakan tidak sesuai RAB.
Saat awak media berada di lokasi, Jumat, 30 Okober 2020, proyek penataan halaman SMP 5 Solear, tampak pekerjaan tersebut diduga tidak sesuai dengan RAB.
Saat awak media ingin mengambil gambar, saat itu ada salah satu pekerja proyek atau seorang mandor berkata bahwa proyek tersebut sudah sesuai RAB.
“Kalau proyek ini telah sesuai dengan RAB. Kalau mau mengukur bagistingnya jangan coran yang sudah jadi,” tuturnya.
Dari hasil investigasi awak media di lokasi, pengerjaan proyek penataan halaman SMPN 5 Solear diduga tidak sesuai dengan RAB. Ini terlihat dari kurang maksimalnya pada hamparan matrial, tidak adanya pengerasan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pengecoran yang dimana batu-batunya tidak digilas.
Disamping itu juga terlihat dari peletakan wermesnya tidak full. Selain itu juga, pihak kontraktor memakai bagisting yang tidak layak (bekas). Padahal proyek yang bersumber dari dana APBD melalui Dinas Tata Ruang dan Bangunan ini menelan anggaran yang sangat lumayan besar.
Lebih parahnya lagi, saat awak media berupaya melakukan konfirmasi ke salah satu pekerja mengatakan, pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan RAB.
Soal ketebalan beton pada halaman SMPN 5, para pekerja menyampaikan kalau ketebalanya 15 Cm. Namun, setelah dicek mengunakan alat pengukur, ternyata ketebalanya pun bervariasi, yakni berkisar antara 10 cm, 12 cm dan 13 cm. Diduga kuat, proyek penataan SMPN 5 Solear tidak sesuai dengan RAB.
Sampai berita ini ditayangkan, pihak pelaksana tidak bisa ditemui karena jarang ada di tempat. Disamping itu juga terlihat betonnya ada yang pecah-pecah. Padahal pengerjaanya baru beberapa hari (masih berjalan-red). Wajar saja terjadi pecah, karena pelaksanaan pengecoranya mengunakan mesin manual (Site Mix-red) yang dimana takaran adukanya diduga kurang maksimal, karena mengunakan tenaga manusia yang akan berdampak pada mutu dan kualitas beton itu sendiri. Terkait pemakaian K3-nya pun para pekerjanya mengabaikan, walaupun sudah ada intruksi dari dari pengawas dinas, pun tidak digubris. (Reno)