Oku Selatan, KabarViral79.Com – Dunia seni lukis Indonesia kembali dibuat terkesima oleh bakat luar biasa dari seorang putra daerah. Rahmad Saleh, seorang pelukis berbakat yang berasal dari Simpang Sender, Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku) Selatan, kini menjadi sorotan berkat karya-karyanya yang menampilkan proporsionalitas ide dan keindahan visual yang memukau, Jum’at, 12 Desember 2025.
Rahmad Saleh tidak hanya sekadar melukis; ia mentransformasikan gagasan dan filosofinya ke atas kanvas dan dinding dengan tingkat keahlian yang jarang ditemui. Pengamat seni memuji Rahmad Saleh karena kemampuannya yang begitu proporsional dalam meramu dan menuangkan ide-ide kompleks menjadi bentuk lukisan yang utuh dan bernilai estetika tinggi.
“Lukisan-lukisan Rahmad Saleh bukan hanya indah dipandang, tetapi juga kaya makna. Ia memiliki keahlian langka dalam menyalurkan ide-ide yang paling abstrak sekalipun ke dalam komposisi visual yang sempurna. Setiap goresan kuasnya terasa terukur dan penuh perhitungan,” ujar seorang kritikus seni yang meminta namanya dirahasiakan.
Lukisan-lukisan indah hasil tangan dingin Rahmad Saleh ini diharapkan dapat membawa nama baik Oku Selatan dan Danau Ranau ke kancah seni nasional maupun internasional. Kehadiran Rahmad Saleh adalah bukti nyata bahwa talenta seni terbaik dapat lahir dari mana saja di penjuru negeri, asalkan didukung oleh passion dan dedikasi yang mendalam.
Profil singkat Rahmad Saleh Ranau, ia Lahir di Simpang Sender Ranau, 15 Februari 1986, beliau, pernah bergiat di Kelompok Studi Seni, FKIP Universitas Lampung, divisi Seni Rupa dan Sastra, beberapa mengikuti pameran Lukisan di Bandar Lampung, 2006, 2007, 2008, dan 2010.
Di Dunia Teater, Rahmad dipercaya selaku Penata artistik untuk berbagai pementasan, UKMF KSS di Bandar Lampung dan Bandung, pada dunia Sastra, Rahmad Saleh Ranau, pernah meraih juara lomba cipta puisi Krakatau Award 2017, dengan judul “Hikayat Buang Tondjam” puisinya terpilih sebagai juara pertama.
Rahmad juga bergiat di Komunitas Berkat Yakin (KoBer) sebagai penata Artistik dibawah asuhan gurunya, Ari Pahala Hutabarat, pada pementasan, Rashomon di Taman Budaya, Lampung, Pekan Baru, Padang, dan Bengkulu, 2007, “Pinangan”, King Lear, Taman Ismail Marzuki Jakarta 2018, “Pilgrim”, “Nusantara Amnesia” Palembang, “Dayang Rindu”, Sutradara Ari Pahala Hutabarat.
Selain bergiat di dunia kesenian, Rahmad Saleh sering melakukan aktivitas di alam terbuka, seperti mendaki Pesagi, Seminung dan Bukit Barisan Selatan, yang kini ekosistemnya dirusak oleh oligarki dan masyarakat setempat.
Salah satu lukisannya di dinding klinik dr. Gilang Kasuma Putra, Simpang Sender ia beri tema “Pray For Sumatera” yang didedikasikan untuk warga yang terdampak banjir Sumatera, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Rahmad berkisah “dulu nenek moyang kami, menjaga alam dengan Mitos, pantangan nebang pohon di hutan larangan, dan yang merusak “Ulutulung (mata air), karena takut kena tulah, dan di sana banyak penunggunya, sebangsa arwah , dan berbagai bangsa jin, yang dalam bahasa Ranau, daerah larangan disebut: Mesegik, artinya tempat yang angker, siapa yang melanggar pantangan akan dikucilkan warga dan mendapat kutukan berupa penyakit yang sukar untuk disembuhkan. (UD)

