JAKARTA, KabarViral79.Com – Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) merespons penyataan Terdakwa kasus Judi Online (Judol) Kominfo, Zulkarnaen Apriliantony yang menyatakan, bahwa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi tidak menerima uang sepeser pun dari praktik penjagaan situs Judol.
Koordinator LAKSI, Azmi Hidzaqi mengatakan, dengan adanya pernyataan terdakwa di persidangan maka membantah semua opini liar media.
“Media online seharusnya meminta maaf kepada Budi Arie atas kesalahan dalam pemberitaan yang telah viral, terutama menyangkut kesalahan yang menyebutkan adanya aliran dana judol ke Budi Arie tersebut, karena mengakibatkan kerugian atau dampak negatif bagi Budi Arie,” ujar Azmi melalui keterangan tertulisanya, Senin, 26 Mei 2025.
Menurutnya, permintaan maaf itu penting untuk menjaga kredibilitas media dan menunjukkan tanggung jawab atas kesalahan yang terjadi.
“Kami sudah muak dengan berbagai framing yang tidak benar, ada orang yang sengaja bermain untuk mengganggu stabilitas politik, sehingga opini di media sengaja dibikin heboh, dan tidak wajar. Kami menduga ada pihak yang melakukan pengalihan isu,” pungkas Azmi.
“Apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam memframing Budi Arie sudah keluar batas. Opini ini terkesan dipaksakan agar adanya sentimen negatif terhadap Budi Arie, ada motif tersembunyi di balik framing media untuk tujuan tertentu. Rakyat sudah cerdas dan tidak termakan oleh berbagai opini hoax yang tidak benar ini,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, terdakwa kasus Judol Kominfo, Zulkarnaen Apriliantony mengatakan, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi tidak menerima uang sepeser pun dari praktik penjagaan situs Judol.
“Ini saya pengin meluruskan, supaya di media juga jangan aneh-aneh nih. Pak Budi Arie tidak menerima apapun dari perjudian,” kata Zulkarnaen Apriliantony di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu, 21 Mei 2025.
Zulkarnaen mengatakan, aktivitas penjagaan situs judi online yang dijalankannya bersama para terdakwa lain berada di luar pengetahuan Budi Arie.
Dia memastikan Budi tidak tahu sama sekali soal itu.
“Saya bisa pertanggung jawabkan, dunia akhirat. Itu saja,” ujarnya.
“Intinya, pertama mereka (para tersangka) tidak pernah bilang ke Budi Arie akan memberi 50 persen. Mereka tidak akan berani bilang, karena akan langsung dia proses hukum. Jadi sekali lagi, itu omongan mereka saja, jual nama menteri supaya jualannya laku,” tukasnya.
Sementara itu, Budi Arie Setiadi mengaku siap membuktikan dirinya tidak terlibat dalam praktik perlindungan situs judol.
Budi menyebut, para tersangka sengaja menjual namanya agar kejahatan yang dilakukan berjalan mulus. (*/red)