SERANG, KabarViral79.Com - Jajaran Polres Serang dan Forkopimda serta sejumlah elemen masyarakat melaksanakan Focus Group Disscution (FGD) dalam kegiatan Rembukan Obrolan Tentang Indonesia (ROTI) dengan tema "Pentingnya Kerukunan Umat Beragama dalam Menanggulangi Faham Radikalisme", di Hotel Swiss Bell Cikande, Jum'at, 20 Desember 2019.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan, Kasdim 0602/Serang Letkol Inf Heri, Wakapolres Serang Kabupaten Kompol Agung Cahyono, Asda I, Ketua MUI, Ketua FKUB Kabupaten Serang, Ketua PGRI Kabupaten Serang, Ketua KNPI Kabupaten Serang, Kadis Pendidikan Kabupaten Serang, Kesbangpol Kabupaten Serang, Kapolsek Jajaran Polres Serang, Perwakilan Pimpinan Ponpes se-Kabupaten Serang, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kabupaten Serang, Perwakilan Ormas Islam Kabupaten Serang, dan Organisasi Mahasiswa Gamsut dan PMII Kabupaten Serang.
Kapolres Serang, AKBP Indra Gunawan mengatakan, bahwa radikalisme adalah suatu idiologi gagasan atau paham dengan cara ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara cara kekerasan (extrim-red).
Kapolres juga mengatakan, radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka.
"Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah Politik dan bukan ajaran Agama," kata Kapolres saat menyampaikan sambutannya.
Kapolres menyebutkan, ada beberapa ciri yang dapat dikenali dari sikap dan paham radikal yaitu intoleran terhadap orang lain, fanatik (menganggap dirinya benar dan selalu menganggap orang lain salah), ekslusif (membedakan diri dengan umat islam lainnya), revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Sementara, lanjutnya, alasan seseorang menjadi radikal yaitu biasanya karena kepentingan personal dan idiologi finansial, bahkan kelompok radikal menyebarluaskan dengan menebar janji janji kebutuhan finansial yang akan mencukupi seseorang dan juga Propaganda politik yang menarik untuk seseorang.
Untuk itu, kata Kapolres, beberapa faktor latarbelakang seseorang dapat terserang paham radikalisme diantaranya:
1). Faktor pemikiran radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatu nya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.
2). Faktor Ekonomi (Masalah ekonomi dapat berperan membuat pagam radikalisme muncul di berbagai negara).
3). Faktor Politik (Adanya Pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak kepada pihak tertentu, sehingga muncul kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan).
4). Faktor Sosial (Sebagian masyarakat masih ada yang berpikiran sempit sehingga mudah terpengaruh).
5). Faktor Psikologis (Pengalaman pahit dalam hidup dapat menjadi faktor penyebab radikalisme).
6). Faktor Pendidikan (Pendidikan yang dalah merupakan faktor penyebab munculnya Radikalisme di berbagai tempat khususnya dalam pendidikan agama.
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, kata Kapolres, perlu adanya strategi agar seseorang tidak mudah percaya paham radikalisme dan terorisme diantaranya :
1). Memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar.
2). Meminimalisir kesenjangan sosial.
3). Menjaga persatuan dan kesatuan.
4). Mendukung aksu perdamaian.
5). Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme.
6). Meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan.
7). Menyaring informasi yang didapatkan.
8). Ikut aktif mensosialisasikan radikalisme dan terorisme.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran video mengenai paham radikalisme dan aksi terorisme yang telah terjadi di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang serta tindakan masyarakat dalam menyikapinya. (goes/ady)