-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Menunggu Gebrakan Muzakkar A Gani, Mengubah Wajah Kota Bireuen dari Kesemrawutan

By On Minggu, Juni 21, 2020

Kondisi parkir kendaraan di ruas jalan Protokol Kolonel Husen Yusuf hingga ke depan Pendopo Bupati Bireuen setiap hari kondisinya semrawut, Minggu, 22 Juni 2020. 
BIREUEN, KabarViral79.Com – Persoalan kesemrawutan di pusat Kota Kabupaten Bireuen, Aceh, semakin hari semakin kompleks. Selain semrawut, keberadaan trotoar yang diperuntukan bagi pejalan kaki, kini diperkosa dan ikut diserobot pedagang, pemilik toko dan warung.

Tak hanya itu, kemecatan dan pengelolaan parkir di setiap sudut ruas jalan semakin menambah persoalan klasik di Kota Bireuen. Belum lagi pembiaran pedagang kaki lima yang membuka lapak di sembarang tempat.

Belakangan kesemrawutan terlihat semakin menyeluruh, baik di tengah dan pinggiran Kota Bireuen. Para pengendara juga ikut memakirkan kendaraannya serampangan.

Kondisi ini dinilai sangat merusak pandangan. Seperti terlihat di sepanjang Jalan Protokol, Kolonel Husen Yusuf hingga ke arah Jalan T Hamzah Bandahara. Sejatinya, ruas jalan itu rapi dan memudahkan untuk porses jalur bagi mobil ambulans ke Rumah Sakit Umum Bireuen.

Belum lagi Jalan Jati hingga Jalan Pengadilan Lama Bireuen, kondisinya ruas jalannya tidak begitu menguntungkan bagi pengguna jalan. Disini pedagang dengan mudah menggelar lapak dagangannya di atas badan jalan.

“Sepertinya Pemerintah Bireuen ikut membiarkan ruas jalannya seperti ini. Karena sudah beberapa Bupati Bireuen terganti, kondisinya tetap semrawut dan kumuh,” ujar seorang  pedagang di Jalan Pengadlian Lama Bireuen Boihaki, Minggu, 22 Juni 2020.
Tapi apa lacur, hampir seluruh ruas jalan di dalam Kota Bireuen luput terhadap penertiban, kendati beberapa Kepala Dinas (Kadi)s dan Kasatpol Pamong Praja (PP) dan Wilayatul Hisbah Bireuen sebagai leading sektor terganti. Tapi semuanya ikut jalan ditempat.

Entah sampai kapan, pusat Kota Kecamatan “Kota Juang Bireuen” terbebas dari kesemrawutan, dan seharusnya pemangku kenpentingan di instansi Pemerintahan Bireuen ikut memiliki tanggungjawab.

“Memang sangat aneh, bila ruas protokol hingga ke rumah sakit umum Bireuen seperti itu, dan ini bukan kali ini saja semrawut. Tetapi sudah bertahun-tahun tak ada perubahan,” ujar Sudirman, seorang warga Kota Juang lainnya.

Ironisnya, pungutan restribusi parkir yang setiap hari terkuras dari kantong warga masyarakat belum jelas, berapa pemasukan PAD untuk daerah setiap tahunnya. Belum lagi pengutipan retribusi dari pedagang kaki lima yang diduga dikutip sembarangan.

Tak hanya warga Kota Bireuen, sejumlah warga dari Aceh Utara juga ikut mengaku bingung saat singgah dan berada di Kota Bireuen ini.

Pasalnya, kata dia, dirinya sangat susah mencari areal untuk memakirkan kendaraannya, karena sebagian ruas parkir tidak tertata rapi, bahkan harus memakirkan kendaraan mengikuti lokasi yang ada, meskipun sempit.
Tak hanya itu, Ia juga mengeluh terhadap kententuan iuran parkir yang dinilai membengkak dompet saat berada di Kota Bireuen, disamping ruas jalan yang tidak terdukung.

Parahnya, tambahnya, jalur juga dipersempit oleh parkiran kendaraan roda dua, bahkan bisa sampai tiga lapis di bahu jalan.

“Kalau saya memakirkan di beberapa titik, maka saya harus mengeluarkan uang lumayan besar untuk sekali singgah ke Kota Bireuen,” kata Murdani.

Persoalan kesemerawutan di Kota Bireuen sebenarnya sudah menjadi polimik yang belum terselesaikan hingga sekarang. Lalu bagaimana pemerintah setempat menerapkan masterplan atau tata ruang dan wilayah yang sudah ditetapkan dalam qanun.

Sejatinya kepadatan yang terjadi di Kota Bireuen harus segera diantisipasi, belum lagi terkait  pedagang kaki lima yang ikut menggelar lapak dagangnya di bahu jalan seperti di kawasan jalan Pengadilan Lama Bireuen.

Banyak yang berharap, dengan dilantiknya Muzakkar A. Gani sebagai Bupati Bireuen, maka kondisi kesemrawutan wajah Kota Bireuen dapat segera teratasi, tentunya Muzakkar dapat memintruksikan petugas sebagai leading sektor di bidangnya masing-masing. (Joniful)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »