PURWODADI, KabarViral79.Com – Pengurus Cabang Poros Sahabat Nusantara (POSNU) Kabupaten Grobogan melakukan pertemuan terbatas dengan pengurus dalam momentum halal bihalal.
Semenjak pendirian serta terdaftar resmi di Grobogan, POSNU Grobogan selalu konsisten dan mengawal isu kesehatan masyarakat.
“Dalam rapat koordinasi ini kami meneguhkan kembali rapat kerja di awal yaitu salah satunya terkait kesehatan pesantren dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat serta sanitasi lingkungan pesantren,” ujar Tunggul Saka Adiddya atau bisa disapa Adit selaku Ketua POSNU Grobogan melalui press releasenya yang diterima media ini, Jumat, 21 Mei 2021.
Adit bersama pengurus yang rata-rata sebagai santri asal muasalnya meminta untuk melihat kondisi pesantrennya masing-masing untuk menjadi percontohan pesantren sehat dan pembangunan sarana serta prasarana penunjang kesehatan melalui sanitasinya dan pembangunan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) sahabat nusantara dengan edukasi langsung dari dinas kesehatan.
“Sejak awal kami berkoordinasi dengan Dinkes, kami menyampaikan beberapa hal program dan terkait isu kesehatan, beliau mensupport kami terkait isu kesehatan pesantren. Maka rapat koordinasi ini untuk menguatkan konsisten tersebut dan juga terkait langkah-langkah yang harus dihadapi dalam masa pandemi ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih mengkhawatirkan bukan saja yang belum terkena yang sudah divaksin masih rentan terhadap penularan virus.
“PHBS dianggap mampu menekan penyebaran atau penularan Covid-19. Mulai dari menjaga asupan gizi seimbang, mengkonsumsi cukup air putih, menjaga pola tidur, mengelola stress dengan melalukan ekstrakulikuler dan aktivitas gerak, dan rutin berolahraga serta tentunya selalu mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes), mencuci tangan, menjaga jarak dan juga memakai masker sebagai tambahan dari PHBS,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Kemasyarakatan, Wilda mengatakan, terkait isu kesehatan pesantren memang minim yang memperhatikanya.
“Seperti yang saya temui sendiri memang di pesantren sudah ada yang namanya Poskestren, akan tetapi untuk pelayananya bukan dari orang yang ahli dalam bidang kesehatan, akan tetapi dari pengurus pondok sendiri. Mirisnya lagi jika pesantren tersebut tidak menjalin kerjasama dengan lembaga kesehatan untuk pengobatan santri relatif tinggi, apalagi pesantren belum ada yang namanya jaminan kesehatan seperti BPJS, dan lainnya. Jadi menurut saya, program ini sangat menarik untuk dijalankan di POSNU,” tuturnya.
Adit menambahkan, peran teman sebaya di dalam pondok tak lepas sesama santri sangat penting dalam menciptakan kepeloporan sebagai santri tangguh dan dalam mempersiapkan santri agar bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, baik didalam pondok maupun diluar pondok.
“Saat ini kami sedang bantu mengajukan sementara tujuh pondok pesantren untuk direnovasi bangunan terutama asrama. Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan. Setelah itu, kami juga berupaya agar tempat wudhu dan MCK agar diperbaiki karena penunjang dari PHBS itu sendiri menjadi Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat dimulai dari Pondok,” pungkasnya. (*/red)