 |
| Kondisi pintu gerbang dan pagar Meuligo Bupati Bireuen hingga kini belum tersentuh renovasi pengecatan, kini mulai berlumut dan kusam. |
BIREUEN, KabarViral79.Com - Rindangnya perpohonan yang berjajar di sudut tengah pusat Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh, seakan memberi warna keteduhan diantara hiruk pikuk lalu lalang kendaraan di perempatan tugu kecil yang masih tetap membisu.
Siapa yang tidak tahu dengan Kompleks Meuligo Bupati Bireuen, atau sering disebut dengan nama "Pendopo Bupati" yang berlokasi di Jalan T. Hamzah Bendahara atau di pusat Kota Bireuen.
Dari sebuah catatan, bangunan berbentuk rumah panggung peninggalan sejarah ini dibangun di atas tahun 1934. Bahkan kini Meuligoe dijadikan Museum Cagar Budaya di Kabupaten Bireuen.
Namun sayangnya, keunikan dan kebesaran nama rumah peninggalan sejarah itu tak seindah warna cat dua sisi pintu gerbangnya. Begitu pun pagar depan mulai dari ujung lapangan Tenis Pelti Bireuen arah barat, hingga ujung sisi timur gedung Anggota DPRK Bireuen kesannya tak tersentuh perawatan sama sekali.
Tak kecuali bangunan gedung Sekretariat Bupati Bireuen samping arah barat Meuligo (Pendopo) Bireuen, kesannya juga kusam tak pernah tersentuh pengecatan sama sekali.
Pada bagian depan, bangunan yang kokoh dengan pilar dinding lama itu terlihat mulai mengelupas, kusam tak memberi warna keindahan aslinya.
Beranjak ke dua pintu gerbang dan pagar depan, samping Meuligoe Bireuen itu, ditambah dengan kehadiran kabel lampu hias yang terlilit serampangan di sela-sela jeruji besi pagar. Meskipun lampu hias selalu dalam kondisi redup, tak berwarna di antara gemerlapnya susana malam di jantung kota itu.
Sisi dua pintu gerbang berbentuk miniatur kubah kecil tak terlihat adanya aura keindahan arsitektur aslinya. Berlumut dan kusam dari jejak-jejak air hujan, diterjang tajamnya matahari, sehingga warnanya pekat menghitam.
Pohon-pohon yang berakar rindang di sana juga kurang terjamah perawatan, ranting dahan yang merambah ke dahan pohon lainnya juga banyak mulai menua tanpa pemangkasan.
 |
| Salah satu sisi pagar utama Meuligo Bireuen kondisinya mulai pekat dan kusam tanpa direnovasi pengecatan. |
Seperti biasa di hari-hari kerja, Meuligoe Bupati Bireuen kerap dijadikan tempat untuk rapat dadakan dari berbagai dinas, tak terkecuali agenda seremonial lainnya.
"Biasanya Meuligoe sering juga dimanfaatkan untuk agenda rapat dinas. Bahkan tak jarang sebagai lokasi ajang kegiatan soremonial," ucap seorang petugas di Meuligo Bireuen kemarin.
Beranjak dari kondisi itu, sejatinya pintu gerbang dan pagar Meuligoe Bireuen harus dilakukan renovasi pengecatan, ini akan memberi nuansa keindahan, apalagi areal itu berada di pusat jantung Kota Juang, Bireuen.
"Kalau saya lihat, memang kondisi dua pintu gerbang dan pagar Meuligoe Bireuen sudah butuh renovasi, minimal dicat dengan bagus, jangan seperti kondisi sekarang ini sudah kurang indah, apalagi itu Meuligo," ujar sejumlah warga di warung Defaree Kopi, Selasa, 17 Mei 2022.
Tapi apa lacur, kondisi itu tak terlihat secara jelas oleh pemerintah setempat, terlebih Kepala Bagian Umum Setdakab Bireuen yang kerap berada di Meuligoe tersebut.
Boleh jadi Kabag Umum Setdakab Bireuen lebih cenderung mengutamakan pengadaan menu makanan saat agenda seremonial, karena itu lebih mudah dan gampang dilakukan.
Sementara untuk pengusulan renovasi, pengecatan pintu gerbang dan pagar Meuligoe Bireuen, maka pekerjaan itu akan dilakukan pihak ketiga, barang tentu disinyalir tidak memberi dampak yang begitu manis terhadap Kabag Umum.
Menanggapi hal ini, Kabag Umum Setdakab Bireuen, Sulaiman SP yang dikonfirmasi media ini, Selasa, 17 Mei 1022 melalui layanan nomor WhatsApp-nya terkait kondisi itu tak juga terjawab. Bahkan beberapa kali dilakukan kontak ke nomor Handphone-nya juga tak terhubung.
Media ini juga telah melakukan upaya, bertandang, menemui ke ruang kantornya, di Pusat Kantor Pemerintahan di Cot Gapu, Bireuen. Namun Kabag Umum, Sulaiman SP juga tidak berada di kantor sehingga berita ini diturunkan. (Joniful)