![]() |
Pedagang timun suri menjajakan timun suri di Perempatan Jalan Elak, Reuleut Bireuen, Kamis, 30 April 2020. (Joniful Bahri) |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Selama bulan puasa Ramadhan, permintaan timun suri di sejumlah pasar kecamatan, serta di Kota Bireuen tetap masih tetap tinggi.
Buah timun berbentuk lonjong dengan warna kulit kuning dan sedikit kehijauan, memiliki isi yang halus ini memang makanan paling khas, tetap jadi incaran warga di bulan Ramadhan, disamping menu lainnya.
Menurut seorang pedagang timun suri asal Geulanggang Bireuen, Azhari Ibrahim, timun suri ini diambil langsung dari kawasan Ujong Blang, Kecamatan Kuala, Bireuen.
“Kalau sepekan ini, satu hari bisa laku 10 hingga 15 buah timun. Harganya juga bervariasi, mulai Rp8 ribu hingga Rp15 ribu per buah, dan tergantung besar dan kecil buahnya,” katanya kepada awak media, Kamis, 30 April 2020.
Selama bulan Ramadhan, timun suri ini tak hanya di kawasan pesisir Kecamatan Kuala, pedagang maupun agen juga mengambil timun suri dari petani di Simpang Kameng, Peusangan, dan Kutablang, selanjutnya dipasarkan kembali ke kota Bireuen.
Tak hanya Azhar Ibrahim, sejumlah pedagang lainnya juga ikut menjajakan timun yang memiliki rasa khas ini dan bahkan jarang didapatkan di bulan lain, selain bulan Ramadhan dijual di beberapa pusat kota kecamatan.
“Kalau di bulan Ramadhan, timun suri sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat. Sebab timun ini bisa didapat pada bulan puasa Ramadhan, kendati di bulan lain tetap ada, tapi sangat jarang disukai warga,” ujar Basri pedagang lainnya.
Kata Basri, buah timun suri ini kalau diolah dan diramu dengan tambahan makanan lainnya, rasanya lebih enak, apa lagi kalau dimakan bersama pulut ketan, rasanya lebih nikmat lagi,” urainya.
Timun suri memang menjadi andalan selain kurma dan buah lainnya. Timun suri yang dikemas dalam pelepah pisang memang terbilang buah yang dinilai lunak.
“Timun suri memang sangat khas dan disukai warga saat berbuka puasa bersama keluarganya,” sebutnya. (Joniful)