-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Provinsi Mendukung Bila Bireuen Jadi Sentra Jagung di Aceh

By On Rabu, Juli 01, 2020

Bupati Bireuen Muzakkar A Gani, Kabid Produksi Distanbun Aceh Safrizal serta Forkopimda Bireuen melakukan gerakan tanaman jagung di Desa Paya Cut, Juli, Bireuen, Rabu, 1 Juli 2020. 
BIREUEN, KabarViral79.Com – Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh siap mensuport dan mendukung penuh bila Kabupaten Bireuen menjadi sentra jagung di Aceh untuk masa mendatang.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh diwakili Kabid Produksi Distanbun Aceh, Safrizal saat menghadiri kegiatan Gerakan Tanaman Jagung di Desa Paya Cut, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu, 1 Juli 2020.

“Sejauh ini kita sangat konsen terhadap pertanian, tak hanya sentra padi, tapi juga terhadap tanaman jagung seperti yang dilakukan hari ini seluas 1000 hektar,” katanya.

Sementara, tambahnya, benih jagung yang ditanam hari ini merupakan jenis Pioneer, dan merupakan benih unggulan di kelasnya.

“Kita berharap menjadi pioner bagi kelompok lain, guna mendorong dan termotivasi masyarakat untuk dapat menanam jagung ke depan,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani mengatakan, saat ini Pemerintah Aceh telah mengalokasikan dana pengembangan jagung hibrida khususnya di Kabupaten Bireuen.

Kata Muzakkar, banyak hal yang dapat dilakukan agar sasaran penanaman jagung dapat tercapai target,  sesuai dengan luas dalam kondisi menghadapi pandemi Covid-19 ini.

Dengan adanya bantuan ini, sambung Muzakkar, maka akan memberi kontribusi terhadap realisasi penanaman dan produksi jagung hibrida di Kabupaten Bireuen tahun 2020, ini juga  berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

“Kami juga berharap ke depannya, pangan akan terus tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya, dan di Kabupaten Bireuen pada umumnya, apalagi saat pandemi ini,” ungkap Muzakkar.

Kadis Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Muhammad Nasir dalam laporannya mengatakan, saat ini kendala yang sering dihadapi petani terkait biaya produksi serta upah tenaga kerja yang terlalu mahal.

“Selain tidak berimbang dengan harga jual, kondisi di lapangan juga terjadi fluktuatif harga yang tidak stabil. Tak hanya itu, sulitnya pendistribusian produk pertanian, bantuan pupuk bersubsidi dari pemerintah yang minim dan jauh dari usulan E. RDKK,” sebutnya.

Dibagian lain, M Nasir  mengharapkan apabila memungkinkan, sisa anggaran hasil refocusing agar dikembalikan ke Distanbun, agar dapat dilanjutkan program ketahanan pangan, baik padi dan jagung di sejumlah kecamatan.

“Kendati demikian, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Distanbun Provinsi Aceh atas bantuan benih jagung seluas 1.000 hektar serta bantuan pupuk, sehingga program ini terwujud,” imbuhnya. (Joniful)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »