 |
| Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani mendatangani prasasti penetapan Pendopo sebagai Meseum dan Cagar Budaya Daerah, di halaman Pendopo setempat, Senin 20 malam, Desember 2021. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Museum merupakan salah satu media yang universal, guna melestarikan warisan budaya, disamping wahana pembelajaran bagi masyarakat, serta objek wisata yang edukatif.
Hal itu dikatakan Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH, M.Si saat melakukan launching serta meresmikan kompleks Pendopo atau Meuligoe Bupati sebagai Meseum dan Cagar Budaya Daerah, di halaman Pendopo setempat, Senin malam, 20 Desember 2021.
“Disamping melestarikan kebudayaan, ini juga sebagai upaya menarik banyak wisatawan yang datang. Bahkan akan memberi dampak positif dalam pembangunan daerah serta perekonomian masyarakat setempat,” katanya.
Muzakkar A Gani mengatakan, bangunan monumental ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk mengenang perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Tentunya, seluruh masyarakat tahu kalau Pendopo Bupati Bireuen sudah menjadi “landmark” dari Kabupaten Bireuen. Salah satu bangunan sisa peninggalan sejarah di Kabupaten Bireuen.
Pendopo Bireuen merupakan titik utama, sandaran lokasi bergeloranya Radio Rimba Raya pada masa Agresi Belanda. Kondisi itu juga dikaitkan dengan Surat Keputusan Vander Guevernement General Van Nederland Indie pada tanggal 7 September 1934 yang berisikan pembagian Afdeeling Noord Kust van Aceh (Kabupaten Aceh Utara) ke dalam tiga kewedanaan, salah satunya Onder Afdeeling Bireuen.
 |
| Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani menyerahan piagam penghargaan kepada saksi hidup sejarah H. AR Djuli serta ahli waris Kolonel Husen Jusuf diwakili cucunya usai meresmikan Meseum dan Cagar Budaya Daerah, di halaman Pendopo setempat, Senin malam, 20 Desember 2021. |
Setelah Kemerdekaan Indonesia, bangunan ini menjadi Rumah Dinas Kolonel Husein Yusuf, Panglima Divisi X Komandemen Sumatra, Langkat dan Tanah Karo.
“Dengan kehadiran Museum Pendopo Bireuen ini, kiranya dapat menjadi sarana atau media edukasi, terutama edukasi sejarah dan pengetahuan bagi seluruh masyarakat Aceh, khususnya Bireuen serta generasi muda kita ke depan,” harapnya.
Mengingat keberadaan Pendopo ini sebagai Icon Kabupaten Bireuen, dan kini berusia lebih dari 50 tahun atau mendekati 1 abad lamanya, maka berdasarkan hal tersebut Pendopo kebanggaan masyarakat Bireuen ditetapkan sebagai Museum dan Cagar Budaya melalui Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor: 561 Tahun 2020, yang menyatakan; menetapkan Komplek Pendopo Bupati Bireuen sebagai bangunan dan lingkungan Cagar Budaya.
Di bagian lain Bupati Biureuen itu juga mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayan Bireuen, khususnya kepada Bidang Kebudayaan serta lintas sektoral lainnya yang telah menginisiasi lahirnya Museum Pendopo Bireuen ini.
Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, S.Pd, M.Pd ikut membacakan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 561 Tahun 2020 tentang Penetapan Komplek Pendopo Bupati Bireuen sebagai Bangunan dan Lingkungan Cagar Budaya.
“Kita berharap dengan diresmikan Pendopo Bireuen sebagai meseum ini, tentunya akan menjadi sebuah wahana untuk membangkitkan dunia perawisata dan budaya dearah, sehingga akan memberikan dampak positif ke depan,” sebutnya.
Launching dan peresmian itu juga ditandatangani prasasti penetapan Pendopo Bupati Bireuen, penyerahan piagam penghargaan kepada saksi hidup sejarah H. AR Djuli dan ahli waris Kolonel Husen Jusuf diwakili cucunya, penyerahan lukisan Pendopo Bireuen karya Fadhlan Bachtiar.
Awalnya ikut juga dirangkai dengan acara seremonial sendratari bertajuk “Soekarno di Tanah Djoeang” karya Novianti MR (Pimpinan Umum Rangkang Sastra), disusul agenda peninuan sejumlah ruangan yang kini telah disulap serta menyaksikan berbagai benda peninggalan sejarah. (Joniful)