LEBAK,
KabarViral79.Com - Forum Kopi Pahit (F-KP) Lebak Selatan (Baksel), menggelar
Diskusi Publik dengan mengusung Tema "Efektivitas
Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Desa Tahun 2022" , bertempat di
Teras Cafe, tepatnya di wilayah Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping,
Kabupaten Lebak, Banten, Senin, (28/11/2022).
Nampak hadir
dalam kegiatan itu, Kepala Desa Malingping Utara, Cilangkahan dan Kapunduhan,
Kanit Intelkam Polsek Malingping mewakili Kapolsek Malingping, Kasi Ekbang
Kecamatan Malingping, PDTI Kecamatan Malingping, para narasumber yakni Erot
Rohman (Ketua DPC Ormas BBP Kabupaten Lebak), Rafik Rahmat Taufik (Sekretaris
APDESI Kabupaten Lebak), Andes Widiansyah (TA P3MD Lebak), Kepala DPMD Lebak
yang diwakili oleh Rifai Artamin (Kabid PLKD), Kepala Dinas Pertanian Lebak
yang diwakili oleh Sekdis Pertanian Kabupaten Lebak (Iman Nurzaman Fasa), serta
para peserta yang terdiri dari beberapa unsur yaitu Mahasiswa, Ormawa, Kelompok
Tani, jurnalis, dan lainnya.
Dalam
sambutannya, Rahmat Hidayat atau yang kerap disapa Mat Samyong, mengatakan,
diskusi ini tak terlepas dari reportase dan hasil investigasi, dimana ditemukan
beberapa hal terutama pada pelaksanaan program ini.
"Maka
kami mengumpulkan para pemangku kebijakan dalam program ini dalam diskusi yang
kita laksanakan. Dengan digelarnya diskusi ini, pelaksanaan ketahanan pangan di
tahun 2022 ini ada yang kurang efektif, untuk 2023 bisa diperbaiki," kata
Mat Samyong.
Diskusi
tersebut dipandu oleh moderator yakni Riswan Dainal Fansuri.
Tampil
sebagai pemateri pertama, Erot Rohman, menyampaikan, bahwa dalam konteks
diskusi ini kita bicara efektifitas, kalau bicara efektifitas berarti kita akan
menakar apakah program ini dalam pelaksanaan nya sudah sesuai belum dengan
perencanaan.
"Ada
prinsip dan tujuan dalam program ini yang tentunya sangat baik, yaitu
kesetaraan dan berkelanjutan, jangan ada penggiringan terkait penggunaannya,
serahkan kepada desa yang lebih tau kebutuhan," ujarnya.
Ia juga
menyampaikan, pihaknya menemukan beberapa fakta di lapangan terkait pelaksanaan
program tersebut.
"Ini
akan kami sampaikan kepada para pihak terkait, agar menjadi evaluasi kedepan,
supaya program ini bisa berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk
masyarakat," imbuhnya.
Hadir
sebagai Nara sumber kedua, Rafik Rahmat Taufik, Sekretaris APDESI Kabupaten
Lebak, menuturkan, Desa itu Objek karena yang melaksanakan, sesuai petunjuk
teknis ada poin-poin yang menjadi acuan saat menjalankan program tersebut,
"Seperti halnya ada desa yang melaksanakan pengadaan bibit duren atau
jenjeng, karena di petunjuk itu sendiri hanya disebutkan bibit, Artinya tidak
ada spesifikasi harus bibit apa," katanya.
Bicara
pengawasan dan efektifitas, lanjut Rafik, Ada pendamping desa, pendamping lokal
desa, ada pihak Kecamatan.
"Seharusnya
kalau ingin program berjalan efektif dari tim verifikasinya diperkuat,
disinilah perlunya masukan, bimbingan terhadap desa agar pelaksanaan program
bisa berjalan dengan baik," lanjutnya.
Pemateri
selanjutnya, Andes Widiansyah, TA P3MD Lebak, menerangkan, kegiatan Ketapang
ini harus dilakukan oleh kelompok, Kegiatan ketapang ini mudah-mudahan bisa
dipermentasikan lagi di tahun 2023.
"Di
semua desa ini kita punya pendamping desa, kita tidak berharap ada yang nakal,
tidak boleh pendamping jadi supplier,”
Sementara
itu, Rifai Artamin, Kabid PLKD pada DPMD
Lebak, menuturkan, kaitan dengan juknis, untuk wilayah Lebak Selatan bimtek
Ketapang sudah dilaksanakan, "Program ini bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian desa dan untuk menanggulangi/meminimalisir pengangguran di desa
desa," katanya.
"Kami
akan melakukan evaluasi di akhir tahun, saya minta semua turut terlibat, mohon
masukan - masukan agar kedepan lebih baik," ujarnya.
Sekdis
Pertanian Kabupaten Lebak, Iman Nurzaman Fasa, dalam paparan materinya,
menjelaskan, dengan adanya dana ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Ada tiga
pilar ketahanan pangan yaitu ketersediaan (produksi), keterjangkauan (distribusi),
pemanfaatan (konsumsi).
"Cari
konsep bagaimana masyarakat bisa mengakses pangan yang bergizi, seimbang, dan
beragam. Untuk program ini seharusnya dibuat kajian terkait potensi di desa,
ini juga penting karena setiap pelaksanaan pasti ada perencanaannya, buatlah
perencanaan yang baik," terangnya.
Usai para narasumber
menyampaikan materi, dilangsungkan dengan tanya jawab dari para peserta kepada
narasumber.
Dipenghujung
acara, Usep Setiana, salahsatu unsur F-KP, menegaskan, bahwa diskusi ini bukan
yang awal dan terakhir, namun akan terus berkelanjutan dengan berbagai tema
yang tentunya disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
"Ini
akan terus kita lanjutkan, dan terima kasih kepada semuanya yang telah hadir
dan turut serta dalam kegiatan ini, semoga dengan diskusi ini bisa memberikan
dampak yang baik. Saya lihat dari yang hadir juga sudah mewakili beberapa
unsur," tegas Usep.
(Cup/Angga)