-->

Berita Terbaru

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Semangat Kemerdekaan RI ke-78, BKKBN Banten Dorong Pengentasan Stunting untuk Generasi Lebih Unggul

By On Jumat, Agustus 18, 2023



Serang, KabarViral79.Com – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Rusman Effendi menuturkan bahwa peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-78, menjadi momentum untuk membangkitkan semangat dalam mencetak generasi bangsa yang unggul menuju Indonesia emas pada tahun 2045.

Rusman Effendi memandang bahwa dalam meraih kemerdekaan yang sejati, kesehatan fisik, mental, dan sosial menjadi hal yang penting untuk diperjuangkan dalam rangka menyiapkan generasi unggul yang terbebas dari ancaman bahaya stunting.

Hal ini dikarenakan, menurut Rusman, persoalan stunting bukan sekadar masalah yang menyerang pertumbuhan fisik, tetapi juga menghambat perkembangan otak dan keterampilan belajar anak.

“Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, harus menjadi inspirasi untuk meningkatkan semangat gotong royong dan solidaritas dalam mengatasi permasalahan stunting di Provinsi Banten,” katanya saat ditemui di Ruang Kerjanya di Kantor BKKBN Provinsi Banten, KP3B, Kota Serang, 16 Agustus 2023.

Rusman membeberkan, meski perjuangan mengatasi permasalah stunting di Provinsi Banten terbilang menantang, namun kini telah menunjukkan kemajuan dalam penanganan.

Dari target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024, yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, capaian kinerja percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten terus meningkat, dengan prevalensi stunting yang menurun dari 24.54% pada tahun 2021 menjadi 20% pada tahun 2022.

“Kami optimis, dengan upaya yang dilakukan bersama, Provinsi Banten dapat mencapai target penurunan angka stunting yang telah ditetapkan oleh bapak presiden,” ucapnya.

Menurut Rusman, kunci sukses penanganan stunting di Provinsi Banten terletak pada penerapan lima pilar strategis, diantaranya komitmen pemimpin, perubahan perilaku, intervensi spesifik, ketahanan pangan serta gizi, dan pengembangan sistem informasi.

“Strategi ini diharapkan mampu mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif seiring dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rusman mengatakan, dalam upaya pencegahan dan penganan stunting, telah dibentuk Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Banten. Pembentukan tim ini merujuk pada Keputusan Gubernur Banten Nomor 444.05/KEP-112-HUK/2022, yang dikeluarkan tertanggal 30 Maret 2022.

Kata Rusman, Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten, di bawah koordinasi BKKBN Banten, memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku mereka melalui kampanye pencegahan dan penurunan stunting.

“Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting ini juga memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting, dan meningkatkan kapasitas para kader dan sasaran program,” katanya.

Lebih lanjut Rusman mengatakan, berbagai program unggulan dan inovasi telah dilakukan oleh BKKBN Banten untuk membantu penurunan stunting. Program ini meliputi penyuluhan tentang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS).

Kemudian Pembinaan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pendampingan kepada keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Ada juga pendampingan kepada calon pengantin dan remaja oleh TPK, Program Kampung KB (Keluarga Berkualitas) dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting).

Selanjutnya Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggul (BKB HIU), Bina Keluarga Balita (BKB), dan Program Bina Keluarga Remaja (BKR) serta Pusat Informasi Kesehatan Remaja (PIK Remaja).

Sejauh ini, kata Rusman, tercatat dalam aplikasi ELSIMIL (Periode 1 Januari – 30 Juni 2023) ada sebanyak 248.630 sasaran yang sudah mendapatkan pendampingan.

Diantaranya 5.550 calon pengantin, 89.480 ibu hamil, 21.240 ibu pasca persalinan, dan 132.360 baduta.

Selain itu berbagai program atau kegiatan dan inovasi pun dilakukan oleh BKKBN Banten, diantaranya BAAS (Bapak/bunda Asuh Anak Stunting), Dulur Penting (Donatur Telur Peduli Stunting), dan Grebek (Gerakan Bersama KB MKJP).

Lebih lanjut Rusman mengatakan, BKKBN Banten juga menjalin kerjasama dengan berbagai mitra strategis seperti Persit Candra Kirana, TNI, Brimob, IBI, TP PKK, berbagai universitas, dan mitra kerja lainnya.

“Tujuan utama dari kerja sama yang dilakukan ini, tidak lain untuk memperkuat program dan kegiatan pendampingan keluarga berisiko stunting,” jelasnya.

Rusman menjelaskan, angka stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk asupan gizi yang tidak seimbang, infeksi berulang, pola asuh yang tidak tepat, lingkungan yang tidak memadai, faktor sosial budaya, dan ekonomi keluarga.

Untuk mengurangi angka stunting, BKKBN Banten melibatkan berbagai pihak, termasuk TPK dan tenaga kesehatan lainnya. Mereka melakukan pendampingan, skrining kesehatan, penyuluhan, dan komunikasi informasi dan edukasi kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan bayi dan balita.

“Pendampingan dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan. Calon pengantin mendapatkan bimbingan selama 3 bulan sebelum pernikahan, ibu hamil selama 8 bulan kehamilan, ibu pasca persalinan selama 2 bulan, dan bayi/balita selama 6 bulan,” terangnya.

Selaku Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Rusman mendorong calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan sebelum menikah dan mengikuti bimbingan perkawinan.

Ia juga mengajak para ibu hamil dan ibu balita untuk secara rutin memeriksakan kesehatan di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya. BKKBN Banten juga mendorong partisipasi dalam kegiatan seperti Kampung KB, Dapur Dashat, dan Bina Keluarga Balita.

Ia berharap, dengan upaya yang terkoordinasi dan berbagai program yang berfokus pada pendampingan dan edukasi, diharapkan angka stunting di Provinsi Banten dapat terus berkurang.

“Di momen peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-78 ini, marilah bersatu dalam perjuangan menuju masa depan yang lebih baik. Merdeka!,” tegasnya. 

(Adv)

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »