![]() |
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Muslim, M.Si saat membuka Pelatihan Pembelajaran PAUD Berkualitas, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Selasa, 13 Agustus 2024. |
BIREUEN, KabarViral79.Com – Dunia Pendidikan PAUD dan TK merupakan pondasi dasar menuju pendidikan utama di SD. Untuk itu, guru PAUD dan TK di Bireuen harus menerapkan pendidikan awal seperti akhlak sopan santun.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Muslim, M.Si saat membuka Pelatihan Pembelajaran PAUD Berkualitas yang digelar Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas setempat, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Selasa, 13 Agustus 2024.
Menurut Muslim, pola pendidikan PAUD dan TK bermain sambil belajar. Guru PAUD dan TK tak memaksa anak untuk belajar membaca, sehingga mereka tumbuh sesuai dengan jati dirinya anak usia dini.
“Kita berharap guru PAUD dan TK tak memaksa anak didiknya membaca, tetapi lebih ke pengenalan huruf serta yang utama menanamkan pendidkan akhlak serta sopan santun,” harapnya.
Dikatakannya, kualitas suatu pendidikan yang diberikan di PAUD sejatinya tidak terpaku pada fasilitas sarana prasarana, melainkan terletak pada kualitas proses pembelajarannya di dalamnya.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah sebuah layanan PAUD berkualitas.
![]() |
Ratusan guru PAUD foto bersama saat akan dibukanya Pelatihan Pembelajaran PAUD Berkualitas, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Selasa, 13 Agustus 2024. |
Pertama, adanya kegiatan pembelajaran yang beragam dan dilakukan melalui cara yang sesuai untuk anak usia dini, yaitu melalui bermain.
“Bermain dan belajar mampu menumbuhkan motivasi intrinsik untuk belajar sehingga anak lebih bersemangat untuk beradaptasi dan mempelajari hal-hal baru,” ujarnya.
Di sisi lain, bermain juga termasuk upaya mengasah kemampuan pra-literasi dan pra-numerasi yang dapat dilakukan melalui kegiatan membaca buku bacaan kepada anak.
Kedua, kegiatan pembelajaran harus bersifat kontekstual dan berdampak bagi anak. Pembelajaran perlu dikaitkan dengan pengalaman anak, serta meningkatkan kompetensi dirinya untuk dapat berperan dalam kegiatan mereka sehari-hari.
“Materi pembelajaran pun perlu dibuat selaras dengan nilai sosial budaya lingkungan agar menumbuhkan kesadaran bagi anak bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungannya,” jelasnya.
Ketiga, membangun interaksi positif antara pendidik dengan sang anak, tidak terjadi hukuman fisik, dan komunikasi yang kasar terhadap anak.
“Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran satu arah dan dilakukan dengan metode drilling bukanlah pembelajaran berkualitas, karena berpotensi menimbulkan dampak negatif pada anak,” ujarnya.
Guru PAUD dan TK diharapkan tidak boleh memaksakan kehendak sendiri dalam proses pembelajaran, jangan paksa anak membaca sepeti di SD. Tetapi harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan anak, sesuai dengan pertumbuhan anak.
“Kita harus mengakui guru PAUD begitu sangat istimewa, karena mendidik sejak usia dini untuk menjadi generasi muda penerus bangsa, guru PAUD juga sebagai ayah bunda peserta didik,” imbuh Muslim.
Sementara itu, Ketua pelaksana kegiatan, Yusmadi. M.Pd yang juga Widyaprada Bidang PTK di Dinas setempat menyebutkan, kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai 13 hingga 15 Agustus 2024.
Pelatihan ini diikuti 130 peserta guru PAUD di Kabupaten Bireuen. Selama pelatihan ini peserta dibagi dua kelas, yaitu di Aula Wisma Bireuen Jaya dan di Room Meeting Wisma Bireuen Jaya.
“Selama pelatihan Pembelajaran PAUD Berkualitas, kami ikut menghadirkan narasumber dari Prodi PAUD Universitas Syiah Kuala, yaitu Rosmiati, M.Pd serta Gracia Mandira, S. Pd,” terang Yusmadi. (Joniful Bahri)